19 HEBOH!

6.5K 267 4
                                    

"Apa yang lo lakukan Amira?" Tanya Vina. Amira mengernyitkan dahinya dan bingung apa yang ditanyakan oleh sahabatnya itu.

"Apa maksud lo Vin? Apa yang gue lakukan sampai lo bersikap seperti itu ke gue?" Tanya Amira.

"Baiklah jika lo belum paham, mari ikut gue sekarang juga!" Ucap Vina. Amira pun membututi Vina yang berjalan entah mau menunjukkan apa.

Setelah sampai ditempat tujuan, Vina berhenti dan menatap Amira yang masih terlihat bingung. Kenapa semua terlihat aneh pagi ini kepadanya.

"Mungkin lo akan tau semua jawabannya disini, lihat papan pengumuman itu!" Tunjuk Vina ke arah papan pengumuman yang penuh dengan foto-foto kemesraan Amira dengan salah satu dosen.

Amira memandangi satu per satu foto-foto yang terpajang di papan pengumuman. Foto-foto itu seperti menunjukkan hubungan antara mahasiswa dan juga dosen. Iya, foto itu adalah foto Amira dan Juna semalam yang tengah mabuk. Di jalanan terlihat tertawa bersama, bergandeng tangan, bahkan Juna yang menggendong Amira juga ada di foto tersebut.

Amira geram dan marah. Dia ingin mencari pelaku siapa yang telah memasang foto-fotonya di papan pengumuman. Hal ini membuat nama dirinya menjadi jelek di mata teman-temannya. Padahal yang sebenarnya bukan seperti apa yang mereka pikirkan.

"Lo terkejut?" Tanya Vina. Amira menatap Vina dan diam karena merasa syok.

"Lo terkejut apalagi gue Ra, gue yakin lo pasti ada hal yang lo tutupin dari gue kan? Ceritakan kepada gue jika lo sedang ada masalah Ra, lihat foto-foto itu! Lo dengan pak Juna? Seluruh kampus sudah tau Ra tentang foto itu, apalagi mereka memikirkan yang tidak-tidak tentang diri lo!" Nasihat Vina kepada Amira. Amira hanya diam dan terus diam.

"Baiklah, jika lo gak mau cerita it's okay! Tapi ingat ya Ra, gue selalu ada untuk lo! Jadi, kapanpun lo siap untuk menceritakan semua masalah lo, gue selalu ada!" Imbuhnya. Marissa menganggukkan kepala lalu pergi ke kelasnya karena mata kuliah yang pertama akan segera dimulai.

Sesampainya dikelas, seluruh teman-temannya sibuk berbisik-bisik satu sama lain. Amira yang melihat situasi seperti ini sangat tidak nyaman baginya. Dan dia tau apa yang mereka sedang bicarakan. Pasti itu tentang foto dia yang telah menyebar satu kampus.

Vina menepuk pundak Amira untuk menguatkannya. Meskipun Vina belum tau apa alasan dibalik foto-foto itu. Tapi dia yakin, jika foto-foto itu sudah direkayasa untuk menghancurkan Amira ataupun dosennya.

Amira duduk di kursinya dengan menopang kan dagu menggunakan tangannya. Tiba-tiba Gio mendatangi Amira dan meminta dia untuk pergi ke ruang dekan. "Ra, lo dipanggil pak Surya di ruangannya," ucap Gio.

Amira menganggukkan kepalanya serta menghembuskan napasnya dengan berat. Kenapa masalahnya selalu datang bertubi-tubi? Amira pergi ke ruang dekan dengan perasaan yang berkecamuk. Dia tidak tau apa yang akan terjadi kepadanya nanti.

🥀🥀🥀

Sesampainya di ruang dekan, Amira mengetuk pintu lalu masuk ke dalam. Di sana dia hanya sendiri, maksudnya tidak ada Juna didalam ruangan itu. Amira berusaha tenang dan tidak terlihat tegang dihadapan pak Surya. Agar ketika pak Surya bertanya tentang sesuatu, Amira bisa menjawabnya dengan santai seolah-olah tidak terjadi apapun terhadapnya.

"Sebaiknya kita tunggu orang lain dulu ya Ra," ucap pak Surya.

"Baik pak," jawab Amira.

Setelah beberapa saat dia menunggu siapa orang yang akan datang, akhirnya orang itu datang juga di ruangan dekan. Amira terkejut ketika dia melihat Juna dihadapannya. Dan dia segera memalingkan pandangannya dari Juna.

MY PERFECT LECTURER✓ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang