Malam harinya, Amira bersantai di meja belajarnya. Dia mengotak-ngatik laptop yang entah Amira mau membuka apa. Se gabut itukah Amira? Sampai tidak ada kerjaan hari ini. Disisi lain, Juna sedang mengajarkan pekerjaan. Dan Amira yang melihat Juna sedang fokus, hanya diam dan tidak mau mengganggunya. Daripada dia membangunkan singa yang sedang tidur.
Amira pun turun ke bawah untuk membuat teh hangat. Ketika dia berada dibawah, tiba-tiba Amira merasa lapar dan ingin membuat sesuatu yang bisa dimakannya. Namun, nyatanya didalam kulkas tidak ada satupun makanan atau buah-buahan yang dapat dimakan.
"Oh astaga, kulkas apaan sih kok kosong?" Gumam Amira. Amira menghiraukan rasa laparnya dan memilih untuk membuat teh hangat.
Amira mengambil satu gelas kosong di almari dapur. Tapi dia berpikir kalau dia sudah memiliki suami, sehingga dia mengambil satu gelas lagi yang kosong.
Amira menuangkan satu sendok teh gula ke dalam masing-masing gelas. Karena dia tidak suka teh yang terlalu manis. Dan gelas milik Juna, Amira menuangkan gula yang sama. Karena dia tidak tau teh kesukaannya Juna seperti apa. Ketika air sudah mendidih, Amira menuangkannya ke dalam gelas lalu mengaduknya hingga merata. Setelah selesai membuat teh, Amira pun pergi ke kamarnya dan memberikan teh yang telah dibuatnya kepada Juna.
"Nih, saya udah bikinin teh hangat buat mas!" Ucap Amira dengan meletakkan gelasnya ke meja kerjanya Juna. Juna pun menganggukkan kepalanya dan mengucapkan terima kasih.
Amira kembali duduk dimeja belajarnya dengan menikmati teh yang telah dibuatnya.
"Aww," rintihnya Juna.
"Ada apa?" Tanya Amira yang mendengar rintihan dari Juna.
"Panas sekali tehnya," protes Juna.
"Namanya juga teh hangat,"
"Ini bukannya teh hangat tapi teh panas,"
"Iya udah kalau gak mau, buang aja!"
"Jangan suka buang-buang makanan, diluar sana banyak orang yang tidak seberuntung kita!" Peringat Juna kepada Amira.
"Iya, kalau begitu itu tehnya tinggal nambahin air biasa juga sudah hangat!" Ucap Amira. Juna pun mengambil air biasa lalu menuangkannya ke dalam gelas.
Disisi lain, Amira sedang menahan laparnya. Dia ingin masak tapi gak ada sayuran. Makan buah, tapi gak ada buah-buahan. Oh astaga betapa tersiksanya dia hari ini. Padahal sebelum dia menikah, dia belum pernah merasakan yang namanya kelaparan. Dan perutnya itu selalu full setiap saat.
Amira merasa kesal dan beranjak menuju ke ranjang. Dia mendengus kesal karena rasa laparnya. Amira sangat mudah emosi apabila rasa lapar sedang melandanya. Mungkin sebagian manusia juga merasakan hal yang sama ketika sedang lapar. Marah tidak jelas kepada orang yang tidak tau salahnya apa.
"Kamu kenapa?" Tanya Juna yang melihat istrinya itu sedang kesal.
"Kenapa dirumah ini tidak ada makanan sama sekali?" Tanya Amira.
"Kamu lapar?"
"Iya, kulkasnya juga kosong!" Ucap Amira. Juna merasa peka, langsung mengambil kunci mobilnya di nakas meja lalu mengajak Amira keluar untuk membeli makanan. Amira pun langsung mengambil tas sling bag nya dan membututi suaminya pergi.
🥀🥀🥀
Juna mengendarai mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Setelah sampai di tujuannya, dia memarkirkan kendaraannya ditempat yang telah disediakan.
Juna pun keluar dari mobilnya dan disusul oleh Amira. Mereka berjalan beriringan. Amira tidak sengaja menginjak batu kerikil dan terpeleset. Dengan sigap, Juna menangkap Amira ke dalam dekapannya. Mereka saling menatap satu sama lain. Tanpa disadarinya, jantung Amira tiba-tiba berdegup dengan kencang ketika dia melihat mata Juna. Amira pun memalingkan pandangannya dan berdiri dengan merapikan bajunya yang berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT LECTURER✓ [COMPLETED]
Teen Fiction[COMPLETED] Setelah kepergian Gladys, Juna melanjutkan kuliahnya di Prancis. Dia berhasil mendapatkan gelar S1 nya. Dan sekarang dia balik ke Indonesia untuk merintis karirnya yang menjadi dokter. Namun, di sela-sela kesibukannya menjadi dokter. Jun...