Setelah Amira mengumpulkan tugas dari dosen yang tak tau diri itu, kini dia berada di dalam kelas. Dia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul setengah 7 pagi. Dan iya belum ada satu mahasiswa pun yang datang. Pasalnya kelasnya mulai jam kuliah pada pukul setengah 8 pagi. Amira pun memutuskan untuk tidur kembali di kursinya.
Satu jam kemudian, Amira di bangunkan oleh Indri. Tapi tak ada sahutan dari si empunya. Indri takut jika dosen killer nya pagi ini mengetahuinya.
"Vin, lo geser dikit biar si Amira gak ketahuan kalau dia ketiduran!" Ucap Indri kepada Vina. Vina pun menoleh ke arah belakang dan membelalakkan matanya, tak percaya jika Amira tidur sejak dari tadi. Dan akhirnya Vina menggeser kursinya untuk menutupi Amira yang tengah tertidur.
"Yang ada di belakang kalian kenapa ramai sendiri?" Tanya Juna yang sedang mengabsen satu per satu mahasiswanya.
"Ehmmm tidak ada apa-apa pak," jawab Vina. Akhirnya Juna pun melanjutkan absennya.
"Vina Panduwinata?" Ucap Juna untuk mengabsen.
"Hadir pak," jawabnya dengan mengangkat tangannya.
"Indri Zahriyani Nissa?"
"Hadir pak,"
"Amira Indah Azzahra?"
"Amira?" Panggil Juna sekali lagi.
"Tidak ada?" Imbuhnya.
Juna melihat Vina dan Indri ramai sendiri. Akhirnya dia berjalan mendekati bangku dimana Vina dan Indri ramai sejak dari tadi.
Vina melihat dosen killer berjalan ke arahnya, dia hanya menunduk dan diam. Sedangkan Indri, dia berusaha membangunkan Amira yang tertidur pulas.
"Siapa?" Tanya Juna kepada Indri.
"Ehmm A-amira pak," jawab Indri dengan terbata-bata. Juna menganggukkan kepalanya dan menyuruh Indri untuk berpindah agar Juna bisa duduk di bangkunya Indri.
Juna membangunkan Amira dengan cara tragis. "Kalau kamu tidak bangun sekarang, saya akan kurangi nilai kamu menjadi E." Teriak Juna di samping telinga Amira. Amira langsung kaget dan terbangun dari tidurnya.
Mata Amira terbelalak melihat pak Juna yang berada di bangkunya Indri. Amira menatap Indri seolah-olah menanyakan kenapa tidak di bangunkan dari tadi.
"Enak tidur?" Tanya Juna dengan wajah datar.
"Iya enak lah pak, kan tidur itu suatu anugrah terindah!"
"Anugrah terindah ya? Kalau begitu kamu keluar dari kelas ini, lalu nanti setelah jam mata kuliah say selesai, silahkan menuju ruangan saya sekarang,"
"Pak tapi pak?"
"Ruangan dekan,"
BAPAK INI NGANCAM ATAU GIMANA SIH?
Tanpa basa-basi, Amira langsung pergi dari tempatnya dan keluar dari kelasnya.
"Kalian resume buku yang kemarin malam saya share ke koordinator kelas, lalu resume halaman 30-45 saya tunggu sampai jam 10 siang di ruangan saya!" Ucap Juna lalu pergi meninggalkan kelas.
"Mending bu Iriana daripada pak Junaaa," rengek mahasiswi yang duduk di tengah.
"Tugas berjibun, killer pula tuh!"
🥀🥀🥀
Di ruangan Juna, Amira duduk dengan tak acuh. Tangannya mengetuk-ngetuk meja sampai menghasilkan suara.
"Kamu punya sopan santun?" Tanya Juna.
"Iya punya dong pak, masak gak punya!" Ucap Amira.
"Tidak sopan! Nilai kamu saya kurangi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT LECTURER✓ [COMPLETED]
Teen Fiction[COMPLETED] Setelah kepergian Gladys, Juna melanjutkan kuliahnya di Prancis. Dia berhasil mendapatkan gelar S1 nya. Dan sekarang dia balik ke Indonesia untuk merintis karirnya yang menjadi dokter. Namun, di sela-sela kesibukannya menjadi dokter. Jun...