The second woman 54

2.8K 380 39
                                    

Sakura menatap lurus ke arah depan , tanpa menunjukkan reaksi emosi apapun dalam wajahnya . Ia membiarkan hembusan angin menerbangkan rambut panjangnya . Ia juga tak bergeming saat sinar matahari yang cukup terik mengenai kulitnya yang putih bersih .

"Nyonya muda ?"

Sakura mengalihkan arensinya , menatap ke arah samping , ia mengulas senyum tipis .

Sosok lelaki tampan berpakaian casual itu adalah Kakashi . Tersangka yang sedari tadi di tunggu ke hadirannya .

"Maaf Nyonya , ada sesuatu yang harus saya selesaikan ."

Kakashi menundukkan kepala , berucap penuh sesal . Sedangkan Sakura hanya merespon dengan anggukkan kepala singkat . Saat ini suasana hatinya cukup baik hingga tak terlalu terganggu walaupun harus menunggu . Namun berbeda dengan Kakashi yang sangat merasa bersalah karena sudah membuat sang Nyonya menunggu walaupun hanya beberapa menit saja .

"Ayo pergi !"

Sakura menjadi orang pertama yang beranjak dari tempatnya , masuk ke dalam mobil Kakashi .

"Kau sudah memastikan tak ada satupun yang mengikuti kita ?"

"Ya Nyonya muda , Tuan Sasuke sekalipun tak akan bisa melacak mobil ini ."

Sakura mengangguk menyetujui ucapan Kakashi . Karena memang hanya Sakura yang bisa melacak keberadaan mobil ini . Tidak Sasuke , tidak sahabatnya , tidak para polisi di luaran sana . Bahkan Fugaku dan Mikoto sekalipun .

Kakashi fokus mengemudi , Sakura tenggelam dengan pikirannya .

Hingga sebuah rumah mewah yang terletak di dekat perbukitan menjadi obyek yang pertama kali Sakura lihat .

Sebuah rumah mewah yang berada di pinggiran kota . Terasa sejuk dan juga damai dengan pemandangan hijau .

Sakura memutuskan untuk keluar terlebih dahulu . Senyum Sakura mengembang ketika melangkah masuk .

"Jadi mana hasil penyelidikan mu , Kakashi ?"

Sakura mendudukkan diri di sofa yang langsung menghandap ke arah kolam renang .
Tanpa menunggu seseorang mempersilahkan .

Kakashi memberikan sebuah amplop coklat yang cukup tebal . Kakashi memilih berdiri di samping Sakura .

Sakura menggigit bibirnya , membuka perlahan , hingga kertas putih menunjukkan data dari sebuah rumah sakit . Lalu saat Sakura berniat membacanya , beberapa lembar foto terjatuh di sana . Tangan kanannya terulur membawa foto tersebut , lalu memperhatikannya dalam diam .

Sakura menyeringai ." Kakashi bisakah kau beri pelajaran pada lelaki tua ini ?"

Sakura memberikan salah satu foto disana , foto seorang lelaki paruh baya yang tidak lain adalah orang yang sangat di kenalnya . Jiraya Senju , anak angkat yang di bantu oleh Kakek dan Nenek Senju , orang tua dari Mebuki , Ibunya .

"Anda ingin saya membunuhnya ?"

"Tidak ." Sakura menjawab cepat ." Lakukan seperti yang ia lakukan pada Ibuku , putrinya juga sedikit menarik Kakashi ." Seringai jahat Sakura sambil menunjukkan foto wanita yang tak lain adalah anak dari Jiraya Senju .

Di sampingnya , Kakashi mengangguk patuh . Itu bukan hal yang sulit .

"Dan untuk Hinata dan Sasuke , lakukan seperti yang sudah aku katakan di telpon . Aku sudah memikirkan nya dengan baik dan aku sudah memutuskan ."

Kakashi membulatkan matanya , tubuhnya menegang , tangannya terkepal erat tanda ia tak menyetujui keputusan Sakura .

"Nyonya ! Mengapa anda melepaskan mereka begitu saja ?!" Tanya Kakashi yang tak paham dengan isi kepala Sakura yang susah di tebak .

Sakura menghentikan gerakan tangannya saat sedang membuka beberapa laporan lainnya saat mendengar protes dari Kakashi .

"Kau keberatan Kakashi ?!"

Sakura menatap tajam sosok Kakashi yang terlihat begitu gelisah . Sakura cukup menyimpulkan .

"Benar ! Saya tidak setuju dengan keputusan anda !"

Tidak , Kakashi tidak pernah menyangkal keputusan Sakura . Sakura memilih bangkit dari tempat duduknya , menatap tajam ke arah Kakashi yang juga membalas menatapnya .

"Mendiang Tuan besar selalu menegaskan jika keselamatan anda di atas segalanya , dan kebahagiaan anda adalah prioritas saya . Sedangkan apa yang anda putuskan bertentangan dengan keduanya ."

Apakah dengan tetap bertahan aku akan bahagia , Kakashi ? Jawabannya adalah tidak . Aku melepaskan mereka hanya dari pengawasan , namun tidak untuk hidup bahagia . Tentu saja mereka akan menjalani hari seperti apa yang pernah aku jalani sebelumnya .

Sakura menarik nafas kasar , sorot matanya berubah dingin . Ia menatap ke arah Kakashi , sifat arogan dan berkuasanya telah kembali .

"Katakan siapa Nyonya mu , Kakashi ?!"

"Anda , Nyonya muda ."

"Katakan pada siapa kau bekerja ?!"

"Untuk anda , Nyonya Sakura ."

Sakura masih dengan raut wajah mengeras , kembali mengintimidasi Kakashi .

"Katakan apa yang paling penting dalam hidupmu , Kakashi ?!"

Kakashi menarik nafas , memejamkan matanya sejenak .

"Nyonya muda adalah yang terpeting dalam hidup saya , ucapan Nyonya muda adalah mutlak ."

"Kalau begitu turuti keputusan ku Kakashi , atau aku akan membuat mu menyesal dengan kehilangan yang paling penting dalam hidupmu ."

Setelah mengucapkan itu , Sakura memilih naik ke lantai dua . Urusannya dengan Kakashi sudah selesai .

Sakura tau Kakashi tak akan menolak perintahnya atau Sakura akan melakukan hal nekat lainnya yang akan membuat Kakashi menyesal dengan penolakannya .

Tidak susah bagi Sakura melakukan semuanya sendiri .

Sakura adalah otak dari semua kelicikkan yang telah terjadi dalam hidup Sasuke , Hikari dan juga Hinata .

















TBC .

The Second WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang