Ayame cepat - cepat menekan tombol untuk memanggil Dokter ketika melihat jari tangan Sakura bergerak .
Tak lama Dokter datang dan di ikuti dua perawat . Dokter itu memeriksa keadaan Sakura kemudian tersenyum .
"Bagaimana keadaan Nyonya , Dokter ?" Tanya Ayame khawatir .
"Nyonya tidak apa - apa . Sebentar lagi dia akan sadar ."
Dan benar apa yang di katakan Dokter , tak lama mata Sakura terbuka . Menatap sekeliling kemudian beralih menatap Dokter yang berada di sampingnya .
"Aku haus ." Lirih suara Sakura terdengar .
Dengan sigap , Ayame langsung mengambilkan air dan membantu Sakura meminum sedikit demi sedikit .
Setelah selesai minum , Sakura kembali merebahkan tubuhnya . Tubuhnya masih terasa lemas .
Sakura menyentuh perutnya .
"Bagaimana keadaan anakku ?" Tanya Sakura ketika menyadari perutnya sudah rata . Ia ingat sesaat melahirkan tiba - tiba ia merasa ngantuk kemudian tertidur .
"Putra anda sehat , Nyonya tidak perlu khawatir ." Sahut Dokter ramah "Anda masih harus banyak istirahat Nyonya , sebentar lagi perawat akan membawa putra anda kemari ." Lanjutnya lagi .
"Hm !" Sahut Sakura sambil memejamkan matanya .
Setelah memastikan keadaan Sakura baik , Dokter dan perawat tersebut melangkah keluar ruangan .
Menyisakan Ayame dan Sakura di ruangan .
"Kemana Sasuke ?"
"Tuan ke kantor Nyonya , katanya ada rapat penting ."
"Anak - anak ?"
"Tuan dan Nona masih di mansion , mereka sedang mengerjakan tugas sekolah ."
Hening !
Sakura kembali memejamkan mata . Badannya masih terasa sakit sekali . Suara pintu lagi - lagi membuat dia membuka mata . Ternyata perawat tengah membawa putranya .
Sakura perlahan duduk di bantu Ayame . Ia mendekap bayi kecil yang telah ia lahirkan . Menyalurkan kehangatan pada buah hatinya .
Bayi itu tampak tampan sekali , hidungnya mancung . Rambutnya hitam seperti Sasuke . Tapi matanya merawarisi mata Sakura yang hijau .
"Terimakasih karena telah menguatkan Mommy ."
Sakura kembali berbaring bersama bayi kecil di sampingnya .
Sasuke sudah selesai dengan urusannya , ingin segera kembali kerumah sakit menemani istrinya , namun ponselnya terus berdering .
Dengan kesal ia menekan tombol hijau di ponselnya .
Tersambung ....
"Sayang , Hima sakit dan terus memanggilmu . Hiks .. hiks .. " Terdengar suara isak tangis dari wanita di seberang sana .
"Astaga , kenapa bisa ?"
"Aku tidak tau , saat aku akan membangunkannya tadi badannya sudah sangat panas . Sayang kemarilah , putriku hiks .. hiks.."
Sasuke menghembuskan nafas kasar . Ada - ada saja .
"Ya , aku akan segera kesana ." Ucap Sasuke memutuskan telepon .
Terputus .....
Sasuke memutar kemudi . Ia tidak jadi kerumah sakit . Tujuannya adalah rumah Hinata .
Sedangkan Hinata ditempat sedang tersenyum kemenangan .
Sasuke tidak akan menolak keinginannya karena Sasuke mencintainya .Tak lama mobil Sasuke sampai di rumah sederhana itu . Ia langsung menuju kamar putrinya . Dilihatnya istrinya tengah berada di samping putrinya sambil terus menggantikan kompresan yang ada di dahi putrinya .
"Hima , putri Daddy ." Ucapnya sudah berada di samping putrinya .
"Dad ." Lirih bocah perempuan itu .
"Ya , Daddy disini sayang ."
"Hima rindu Daddy ."
" Dad juga merindukanmu , kenapa kau bisa sakit hm?"
"Aku terlalu banyak makan ice cream Dad , maaf ." Mendengar pengakuan putrinya . Sasuke langsung menatap tajam Hinata .
"Kau sudah memberikannya obat penurun deman ?" Tanya Sasuke pada Hinata .
"Sudah ." Jawab Hinata takut Sasuke menatap tajam lagi .
"Oke , sekarang Hima tidurnya . Daddy temani disini ." Bujuknya sambil berbaring di samping putrinya .
"Jangan pergi lagi Dad ."
"Tidak sayang , Dad akan tetap disini menemanimu . Sekarang ayo tidur ."
Bocah perempuan itu menurut . Ia memejamkan mata dan memeluk tubuh Sasuke . Setelah putrinya tidur dengan nyenyak , Sasuke memindahkan putrinya kemudian pergi menuju ruang tamu .
Disana sudah ada Hinata yang masih terisak .
"Kenapa kau tidak mengawasi Hima dengan benar ? Kemana saja kau ini !"
"Aku benar - benar tidak tau .maafkan aku ."
"Lalu apa yang kau kerjakan hingga Hima lepas dari pengawasanmu hah ! Kau ini kenapa ceroboh sekali Hinata !"
Deg !
Hinata membatu mendengar lelaki dihadapannya memanggil namanya .
Bukan panggilan sayang seperi biasa ."Maafkan aku . Tolong jangan marah padaku ." Ucapnya sambil terisak . Sasuke selalu luluh dengan air matanya . Dan ia yakin Sasuke tidak akan marah lagi .
"Tolong jangan menguji kesabaranku , aku sedang banyak pikiran saat ini . Mengertilah kondisi ini . Kau tau kan bagaimana posisi kita ?"
"Aku mengerti , jangan marah lagi . Aku sedih ketika kau marah padaku ." Hina memasang wajah penuh penyesalan .
"Sudah hapus air matamu , jagalah Hima . Aku akan kerumah sakit menemani Sakura ."
"Hati - hati ."
"Jaga diri kalian ."
Sasuke berlalu keluar di ikuti Hinata . Sebelum bener - bener masuk ke dalam mobil Sasuke memeluk dan mencium bibir Hinata .
"Aku mencintaimu , Hinata !"
Tbc .
Tinggalkan jejak , vote dan komen 💚

KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Woman
Novela JuvenilSeorang wanita yang di khianati oleh sang suami . Memiliki wanita kedua di hatinya . Membagi cinta dan kasih sayang . Akankah dua cinta dalam satu hati akan bertahan . Dendam , pengkhianatan dan air mata . Sakura lebih mengerikan dari yang di keta...