The second woman 7

2.5K 250 43
                                    

Ayame cepat - cepat menekan tombol untuk memanggil Dokter ketika melihat jari tangan Sakura bergerak .

Tak lama Dokter datang dan di ikuti dua perawat . Dokter itu memeriksa keadaan Sakura kemudian tersenyum .

"Bagaimana keadaan Nyonya , Dokter ?" Tanya Ayame khawatir .

"Nyonya tidak apa - apa . Sebentar lagi dia akan sadar ."

Dan benar apa yang di katakan Dokter , tak lama mata Sakura terbuka . Menatap sekeliling kemudian beralih menatap Dokter yang berada di sampingnya .

"Aku haus ." Lirih suara Sakura terdengar .

Dengan sigap , Ayame langsung mengambilkan air dan membantu Sakura meminum sedikit demi sedikit .

Setelah selesai minum , Sakura kembali merebahkan tubuhnya . Tubuhnya masih terasa lemas .

Sakura menyentuh perutnya .

"Bagaimana keadaan anakku ?" Tanya Sakura ketika menyadari perutnya sudah rata . Ia ingat sesaat melahirkan tiba - tiba ia merasa ngantuk kemudian tertidur .

"Putra anda sehat , Nyonya tidak perlu khawatir ." Sahut Dokter ramah "Anda masih harus banyak istirahat Nyonya , sebentar lagi perawat akan membawa putra anda kemari ." Lanjutnya lagi .

"Hm !" Sahut Sakura sambil memejamkan matanya .

Setelah memastikan keadaan Sakura baik , Dokter dan perawat tersebut melangkah keluar ruangan .

Menyisakan Ayame dan Sakura di ruangan .

"Kemana Sasuke ?"

"Tuan ke kantor Nyonya , katanya ada rapat penting ."

"Anak - anak ?"

"Tuan dan Nona masih di mansion , mereka sedang mengerjakan tugas sekolah ."

Hening !

Sakura kembali memejamkan mata . Badannya masih terasa sakit sekali . Suara pintu lagi - lagi membuat dia membuka mata . Ternyata perawat tengah membawa putranya .

Sakura perlahan duduk di bantu Ayame . Ia mendekap bayi kecil yang telah ia lahirkan . Menyalurkan kehangatan pada buah hatinya .

Bayi itu tampak tampan sekali , hidungnya mancung . Rambutnya hitam seperti Sasuke . Tapi matanya merawarisi mata Sakura yang hijau .

"Terimakasih karena telah menguatkan Mommy ."

Sakura kembali berbaring bersama bayi kecil di sampingnya .








Sasuke sudah selesai dengan urusannya , ingin segera kembali kerumah sakit menemani istrinya , namun ponselnya terus berdering .

Dengan kesal ia menekan tombol hijau di ponselnya .

Tersambung ....

"Sayang , Hima sakit dan terus memanggilmu . Hiks .. hiks .. " Terdengar suara isak tangis dari wanita di seberang sana .

"Astaga , kenapa bisa ?"

"Aku tidak tau , saat aku akan membangunkannya tadi badannya sudah sangat panas . Sayang kemarilah , putriku hiks .. hiks.."

Sasuke menghembuskan nafas kasar . Ada - ada saja .

"Ya , aku akan segera kesana ." Ucap Sasuke memutuskan telepon .

Terputus .....

Sasuke memutar kemudi . Ia tidak jadi kerumah sakit . Tujuannya adalah rumah Hinata .

Sedangkan Hinata ditempat sedang tersenyum kemenangan .
Sasuke tidak akan menolak keinginannya karena Sasuke mencintainya .

Tak lama mobil Sasuke sampai di rumah sederhana itu . Ia langsung menuju kamar putrinya . Dilihatnya istrinya tengah berada di samping putrinya sambil terus menggantikan kompresan yang ada di dahi putrinya .

"Hima , putri Daddy ." Ucapnya sudah berada di samping putrinya .

"Dad ." Lirih bocah perempuan itu .

"Ya , Daddy disini sayang ."

"Hima rindu Daddy ."

" Dad juga merindukanmu , kenapa kau bisa sakit hm?"

"Aku terlalu banyak makan ice cream Dad , maaf ." Mendengar pengakuan putrinya . Sasuke langsung menatap tajam Hinata .

"Kau sudah memberikannya obat penurun deman ?" Tanya Sasuke pada Hinata .

"Sudah ." Jawab Hinata takut Sasuke menatap tajam lagi .

"Oke , sekarang Hima tidurnya . Daddy temani disini ." Bujuknya sambil berbaring di samping putrinya .

"Jangan pergi lagi Dad ."

"Tidak sayang , Dad akan tetap disini menemanimu . Sekarang ayo tidur ."

Bocah perempuan itu menurut . Ia memejamkan mata dan memeluk tubuh Sasuke . Setelah putrinya tidur dengan nyenyak , Sasuke memindahkan putrinya kemudian pergi menuju ruang tamu .

Disana sudah ada Hinata yang masih terisak .

"Kenapa kau tidak mengawasi Hima dengan benar ? Kemana saja kau ini !"

"Aku benar - benar tidak tau .maafkan aku ."

"Lalu apa yang kau kerjakan hingga Hima lepas dari pengawasanmu hah ! Kau ini kenapa ceroboh sekali Hinata !"

Deg !

Hinata membatu mendengar lelaki dihadapannya memanggil namanya .
Bukan panggilan sayang seperi biasa .

"Maafkan aku . Tolong jangan marah padaku ." Ucapnya sambil terisak . Sasuke selalu luluh dengan air matanya . Dan ia yakin Sasuke tidak akan marah lagi .

"Tolong jangan menguji kesabaranku , aku sedang banyak pikiran saat ini . Mengertilah kondisi ini . Kau tau kan bagaimana posisi kita ?"

"Aku mengerti , jangan marah lagi . Aku sedih ketika kau marah padaku ." Hina memasang wajah penuh penyesalan .

"Sudah hapus air matamu , jagalah Hima . Aku akan kerumah sakit menemani Sakura ."

"Hati - hati ."

"Jaga diri kalian ."

Sasuke berlalu keluar di ikuti Hinata . Sebelum bener - bener masuk ke dalam mobil Sasuke memeluk dan mencium bibir Hinata .

"Aku mencintaimu , Hinata !"










Tbc .

Tinggalkan jejak , vote dan komen 💚

The Second WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang