The second woman 31

2.9K 333 72
                                    

Sasuke pulang dalam keadaan yang tak baik- baik saja , lelaki itu sedang sangat frustasi dengan hidupnya yang kini berantakan .
Lelaki itu memukul dashboard mobil berulang kali untuk melampiaskan amarahnya .
Teringat akan obrolannya dengan Hikari , ibu mertuanya .

Sepulang kantor Sasuke memilih mengunjungi rumah sederhana dimana tempat tinggal istri keduanya , sudah lama ia tak melihat kondisi istri keduanya tersebut secara langsung .

Namun saat ia masuk ke dalam rumah , lelaki itu di kejutkan dengan keadaan Hinata .

"Ada apa ini ?!"

"Sayang , aku mau ikut denganmu , hiks , hiks , Aku takut ." Hinata langsung berlari menghampiri Sasuke yang masih berdiri mematung .
Lelaki itu tidak tau apa yang sebenarnya terjadi , ia masih diam mengamati sekitar .

"Hiks , hiks , mereka jahat Sasuke ."

"Hiks , hiks !"

Wanita itu terus berteriak dan menangis dengan wajah yang sangat berantakan .

"Ada apa denganmu ? Di sini tidak akan ada yang menyakitimu ."

"Mereka menghinaku , Hiks . Aku takut , kamu suamiku kan , mencintaiku kan ? Ayo kita pergi dari sini ." Ucap Hinata .

Hikari memberi kode pada Sasuke untuk diam sebentar , tak lama Hikari datang dan mendekati mereka . Tiba - tiba wanita itu menyuntikkan sesuatu ke tubuh Hinata .
Sasuke melotot dengan apa yang di lakukan mertuanya . Tak butuh waktu lama , Hinata langsung terlulai lemas di dekapan Sasuke .

"Pindahkan ke kamar ."

Dengan cekatan Sasuke mengangkat tubuh Hinata menuju kamar yang jauh dari kata rapi , lebih mirip kamar yang habis terkena gelombang .

Setelah Hinata di baringkan di ranjang , Sasuke melangkah keluar menemui mertuanya .

"Ada apa dengan Hinata ?!"

"Dia mengalami tekanan yang mengakibatkan depresi , setiap dia mengamuk Mama akan memberikan obat penenang yang membuatnya tertidur ."

Deg !

"Kenapa bisa seperti ini ?"

"Harusnya Mama yang tanya , kamu hanya mengurus berita itu saja tidak bisa , kamu tau ini semua gara - gara berita sialan itu , Hinata tertekan setiap kali mendengar gunjingan tersebut . Pertama dia hanya mengalami peningkatan emosi namun lama - kelamaan ia menjadi seperti itu ." Ucap Hikari di hadapan Sasuke . Wanita itu menatap tajam Sasuke .

"Itu tidak sederhana Mama , bukan hanya berita itu saja yang tidak bisa di atasi , perusahaanku bahkan dalam keadaan sulit ." Jawab Sasuke sambil mengepalkan tangan .

Hikari menegang mendengar penuturan menantunya , apakah ia akan jatuh miskin setelah ini ? Tidak , tidak ia tidak mau menjadi miskin lagi .

"Aku akan meminta Kakashi untuk mencarikan dokter terbaik untuk Hinata ."

"Ini sudah hampir tiga bulan , kenapa berita itu masih saja panas ? Bukankah itu aneh ?"

"Aku tau Mama , inilah yang sedang aku cari .
Mama tolong jaga Hinata dan Hima ."

Setelah mengecek keadaan anak dan istrinya , Hinata . Ia pamit dari rumah sederhana itu , tak lupa ia juga meninggalkan cek kosong untuk mertuanya .


*****

Pukul 10 malam , Sasuke sampai di mansion .
Langkah kaki nya langsung menuju kamar utama , di lihatnya istri pertamanya masih duduk di kepala ranjang dengan laptop di pangkuannya .
Sakura tidak melirik sedikitpun , ia mengabaikan Sasuke .
Sasuke langsung mengambil pakaian ganti dan langsung masuk ke dalam kamar mandi .

Dua puluh menit kemudian lelaki itu keluar dari kamar mandi hanya berbalutkan handuk yang menutupi pinggangnya . Bagian dadanya terekspos jelas , dada bidang dengan perut kotak - kotak yang menggoda .
Namun Sakura sudah tidak tergoda lagi , bahkan ia enggan memandang .
Dulu memang tubuh Sasuke menggoda untuk di peluk , namun saat ini ia tidak ingin ada kontak fisik dengan suaminya , ia jijik ketika tubuh lelaki yang biasa ia peluk tengah bercumbu dengan wanita lain .

Pemandangan seperti ini sudah sangat biasa bagi keduaya , namun bagi Sakura , ia sudah tak berhasrat lagi dengan lelaki yang masih berstatus suaminya .
Berbeda dengan Sasuke yang harus menahan gairah jika berhadapan dengan Sakura .
Tanpa harus menggunakan pakaian sexy , wanita itu selalu terlihat menggoda untuk di sentuh .

Sasuke masih memandang Sakura dari pantulan kaca yang ada di hadapannya .

Merasa di perhatikan , Sakura langsung berucap sinis . Tanpa menoleh ." Keluar kalau kau sudah selesai ." Usir Sakura dingin .

"Aku ingin bicara serius ."

"Hn ."

"Apa maksudmu dengan membeli saham Uchiha Groups dengan nilai yang fantasis ? Apa tujuan mu ?"

"Bukan urusanmu , tak ada larangan aku tidak bisa membeli saham di sana . Aku tidak memakai uangmu , aku hanya sedikit ingin membuang uangku yang terlalu banyak ." Sombong Sakura menjawab , mengingatkan lagi bahwa dialah owner Aks Inc .

"Kenapa kau berubah ?"

"Berkacalah pada dirimu sendiri ."

"Maaf atas kesalahanku ? Tidak bisakah kita hidup dengan damai ? Mari kita hidup baik sama - sama ."

"Ck ! Tidak ada kedamaian dalam rumah tangga yang sudah retak , tak akan ada kebahagian jika satu hati telah terbagi , tak ada yang namanya istana dengan dua Nyonya ." Sentak Sakura emosi .

Ucapan Sasuke terdengar lucu di telinga Sakura , damai ? Ck ! Yang benar saja .

"Bicaralah dengan baik Sakura , jangan egois dengan mementingkan perasaanmu sendiri ."

Sakura menatap tajam suaminya dengan sorot mata dingin ." Kalau aku hanya mementingkan egoku , aku tak akan bertahan di sini . Kau bilang aku egois sedangkan sebutan apa yang pantas untukmu ? Kau bahkan tak memikirkan perasaanku dan anak - anak ."

"Mengertilah Sakura , jangan berlaku seperti ini terus - menerus ."

"Aku muak setiap hari harus bertengkar denganmu ."

Sakura selalu memancing emosinya dengan kata - kata yang tajam selalu bisa membuat Sasuke tidak bisa menyangkal .

"Jelaskan tujuanmu membeli saham di perusahaan ? Apa yang kau rencanakan ? Tanya Sasuke penuh selidik .

Sakura menutup laptopnya dan mentap sekilas Sasuke ." Hanya ingin membuang uangku , aku bingung harus menghabiskannya dengan cara apa . Aku tak memelihara lelaki lain , jadi uangku akan terus bertambah setiap harinya ." Jawab Sakura santai , namun di telinga Sasuke terdengar seperti sindiran .

Sakura merebahkan tubuhnya di ranjang , menarik selimut dan membelakangi Sasuke yang masih berdiri diam di tempatnya .

"Keluarlah dan panggilkan Ayame untuk kemari membersihkan jejakmu yang masih tersisa . Aku tidak ingin tertular penyakit bodoh dan gila dari kalian pasangan laknat .















Tbc .
Jangan lupa tinggalkan jejak , vote dan komen 💚🌱
See u 🌱

The Second WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang