The second woman 21

2.6K 303 97
                                    

Pagi harinya , Sakura kaget ketika mendapati Sasuke berada di sampingnya . Wanita itu segara bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri , sekarang ia tak terlalu suka berada di satu ruangan dengan Sasuke .
Setelah ia selesai dengan ritual mandinya , Sakura keluar dan mendapati suaminya sudah terbangun . Namun Sakura tidak peduli , ia bahkan hanya melirik sekilas saja .
Tak ada sapaan sayang , yang ada lirikan sinis yang di perlihatkan Sakura .
Setelah sudah rapih dan bersiap keluar dari kamar , Tangannya di cekal oleh Sasuke .
Sakura menatapnya kemudian menyentak tangan yang di pegang oleh Sasuke dengan kasar .

Rahang Sasuke mengeras , ia kesal dengan perlakuan Sakura yang tak menghargainya ."Aku hanya ingin bicara ."

"Katakan !"Jawab Sakura datar .

"Jangan seperti ini , aku juga masih suamimu .
Kenapa kau berubah terlalu banyak ?" Pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulut Sasuke . Membuat Sakura berdecak malas .

"Aku hanya menyesuaikan dengan apa yang kau lakukan padaku , adil bukan ? Beruntunglah kau karena aku masih menjadi istrimu sampai saat ini ." Balas Sakura tajam kemudian pergi meninggalkan Sasuke yang tertikam dengan ucapannya .

Setelah selesai mandi , Sasuke langsung turun ke meja makan . Di sana ia melihat anak dan istrinya yang sudah sarapan tanpa menunggu kehadirannya . Hatinya terasa sakit , ia benar - benar tidak di anggap di sini .
Ia mendekati putra dan putrinya namun sebelum mendaratkan kecupan pada keduanya , Sasuke lagi - lagi tertampar dengan ucapan Sarada .

"Jangan bersikap manis kalau hanya ingin menyakiti kami , Dad !" Sarada menatap Sasuke dengan tajam seolah menghakimi .

"Sara hanya salah paham , Nak ."

"Kami sudah mengerti Dad , kami bisa melihat dan mendengar ." Sahut Daisuke yang baru saja semalam bersikap manis padanya .

"Bisakah kita lanjutkan sarapan saja ?" Tanya Sasuke mengalihkan perhatian , karena merasa hawa panas sudah menyelimuti ruang makan ini .

"Kami kenyang , Mom ." Ucap kedua anaknya yang langsung turun dari kursi dan pergi berlalu begitu saja .

Sasuke hanya menghembuskan nafas pelan ,
Kemudian beralih menatap Sakura yang seolah tidak terganggu sama sekali . Wanita itu tetap melanjutkan sarapan dengan tenang .

"Kenapa kau diam saja ?"

"Lalu aku harus bilang apa ?"

"Setidaknya berilah anak - anak pengertian ." Walau bagaimanapun Sasuke sangat mencintai anaknya terlepas dari apa yang terjadi saat ini .

"Apa aku harus mengatakan kalau mereka akan punya Mommy baru ?"



******

Di kantor , Sasuke tengah memijat pelepisnya untuk mengurangi rasa pusing . Saham Uchiha Groups semakin hari semakin menurun .
Ini tidak akan baik bagi perusahaan , secepatnya ia harus mencari solusi dengan baik .

"Tuan !"

"Kita harus melakukan konferensi pers ."

"Untuk apa ? Itu akan semakin menyulitkan ."

"Untuk mengkonfirmasi berita tersebut , Tuan . Setidaknya kalau media mendengar langsung , ini tidak akan menjadi perbincangan lagi . Setelah itu beritanya akan menghilang dengan sendirinya ."

"Kau yakin ?"

"Saya yakin , Tuan !" Jawab Kabuto penuh percaya diri . Siapa yang akan tau bahwa di balik ucapan Kabuto tersimpan arti yang terdalam .

"Atur jadwal ku untuk besok , dan aku akan menemui Hinata hari ini ."

"Saya mengerti ."

Setelah kepergian Kabuto , Lelaki itu mencerna
Ucapan Asistennya . Memang benar seharusnya akan seperti itu , saat ini media masih belum bisa menuliskan berita apapun karena tak ada konfirmasi dari pihak Sasuke maupun dari Sakura selaku istrinya .

Namu siapa yang tau , akan ada berita yang lebih heboh lagi terkait ini semua .

Sasuke pergi meninggalkan kantor menuju rumah Hinata , istri keduanya . Mengendarai mobil dengan kecepatan sedang membelah jalanan yang tak begitu ramai mengingat ini masih jam kerja .
Sasuke memarkirkan mobil nya tepat di halaman rumah sederhana itu .

Tanpa mengetuk pintu lelaki itu langsung masuk ke dalam rumah . Di ruang keluarga , di lihatnya , istri , anak dan Mama mertuanya duduk sambil menikmati gosip terkini .

"Sayang , kau datang ?" Sapa Hinata manja .

"Hn , Hallo Mama , lama tak bertemu ." Sapanya pada wanita paruhbaya itu .
"Kapan Mama datang ?"

"Oh Sasuke , Mama datang kemarin ." Wanita paruhbaya itu menjawab sambil membawa Hima menjauh dari ruang keluarga .
Memberikan ruang untuk pasangan suami istri itu berbicara .

"Ada apa , kenapa kau datang tiba - tiba ?"

"Besok datanglah ke kantor , aku akan melakukan konferensi pers tentang berita ini ." Ucapan Sasuke membuat Hinata berteriak kegirangan walau hanya dalam hati . Sebentar lagi , ia akan di akui sebagai istri Uchiha Sasuke .

"Lalu bagaimana dengan istrimu ?"

"Istriku sudah tau semuanya , aku sudah menceritakannya ."

"Lalu apa kau akan meninggalkanku ?"menatap Sasuke dengan wajah sedih dan mata yang sudah berkaca - kaca .

"Tidak ada yang akan aku lepaskan . Kau dan Sakura akan tetap menjadi istriku ."

"Apa istrimu tidak marah melihat semua ini ?"
Tanya Hinata dengan lirih , namun dalam hatinya ia berteriak marah . Kenapa istri sasuke tidak marah , dan meminta cerai saja .
Bukankah Sakura tidak menerima kesalahan apapun .
Tidak ada yang perlu Sasuke jelaskan . Ia memilih tak menjawab .

Dalam mimpimu sekalipun kau tak akan di biarkan bahagia , sudah cukup lima tahun kau berbahagia dengan Sasuke dan hartanya .


*****


Malam semakin larut , dinginnya malam tak membuat Sasuke untuk masuk ke dalam kamar . Seperti malam sebelumnya , saat pulang tak ada yang menyambutnya , ia hanya bisa diam dan langsung masuk ke dalam kamar .
Mungkin pikir Sasuke ini hanya kemarahan sementara , mungkin mereka akan kembali saat mereka menerima keadaanya .

Sasuke sudah di butakan oleh harta dan kedudukannya . Ia berpikir semua pencapaiannya bisa meluruskan segala hal .
Namun ia tak bisa mengembalikan kehidupan yang terlanjur berantakan .

Suara pintu terbuka membuatnya menoleh , ternyata Sakura .

"Dari mana ?"tanya Sasuke basa - basi .

"Bagaimana kabarmu hari ini ?"

"Apa matamu buta ? Apa pendengaranmu juga bermasalah ? Kau pikir aku akan baik - baik saja setelah kejutan ini ." Ucap Sakura dengan kasar dan tajam . Tak peduli bagaimana perubahan raut muka Sasuke .

"Ini hanya masalah waktu , kau akan menerima ini seiring berjalannya waktu ." Menjeda ucapannya sebentar sebelum melanjutkannya lagi ." Hinata wanita yang baik , kau pasti akan cocok dengannya ."

Sakura semakin muak mendengarnya , ia tidak ingin berdebat malam ini dengan suaminya , tapi suaminya berbicara dengan kurang ajarnya ." Tidak ada wanita baik yang akan menikahi suami orang . Baik menurutmu , belum tentu baik untukku , kau memang bodoh di butakan oleh cinta ."

"Kau hanya belum mengenalnya ."

"Aku lebih mengenal siapa wanitamu dari pada dirimu sendiri !"

Deg !

Sasuke tentu saja terkejut setengah mati ,
Bagaimana mungkin Sakura mengenal istri keduanya , kapan mereka bertemu . Itulah pikirannya saat ini ." Kau mengenal Hinata ?"

Sakura hanya terkekeh sinis mendapati ucapannya .

"Kau pikir ?! Tidak ada wanita baik yang akan menyakiti hati wanita lainnya . Tak ada saudara yang akan tega mengorbankan saudaranya sendiri , bahkan hubungan yang pernah terjadi tak berarti untuknya . Lalu baik yang kau maksud itu yang seperti apa ?"



















Tbc .
Jangan lupa tinggalkan jejak , vote dan komen 💚

The Second WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang