3. Salah paham

1.7K 173 24
                                    

Beberapa hari kemudian, tepatnya hari Sabtu yang kebetulan sedang tanggal merah.

Kini Dhea dan Erina sudah berada di depan rumah Sella. Mereka berniat mengajak Sella untuk jalan-jalan ke mall. Tadi mereka sudah mencoba menghubungi Sella tapi ternyata handphonenya tidak aktif. Jadi mereka memutuskan untuk langsung datang ke rumah Sella.

"Itu mobilnya siapa, Dhe?" tanya Erina sambil menunjuk sebuah mobil sport berwarna merah yang terparkir di depan rumah Sella.

"Gue juga nggak tau, Rin," jawab Dhea.

"Kita langsung masuk aja yuk!" ajak Erina.

"Ayo, Rin!" ucap Dhea menyetujui.

♡♡♡

Dhea dan Erina melihat pintu rumah Sella yang setengah terbuka. Merekapun berniat untuk langsung masuk saja tanpa mengetuk atau memencet bel.

Namun, langkah mereka terhenti di depan pintu saat melihat Sella tengah berbincang dengan seseorang yang beberapa hari lalu menjadi bahan taruhan mereka.

"Mike!" pekik Dhea dan Erina bersamaan namun dengan suara yang lirih.

"Kok dia bisa di rumahnya Sella?" heran Dhea.

"Gue juga nggak tau, Dhe. Kita intip aja yuk!" ajak Erina yang diangguki oleh Dhea.

Dhea dan Erina bersembunyi di balik dinding agar Sella dan Mike tidak mengetahui keberadaan mereka.

♡♡♡

"Gue risih tau sama temen-temen lo itu. Masa setiap ketemu gue mereka minta follback mulu. Udah gitu di ig selalu spam DM lagi," ucap Mike mengadu pada Sella.

"Mereka emang gitu, Mike. Lo yang sabar ya," ucap Sella sambil mengelus pundak Mike dengan maksud menenangkan agar Mike mau bersabar menghadapi kedua sahabatnya.

"Wah, berani banget tuh Sella pakek ngelus-ngelus Mike segala!" seru Dhea dengan amarah yang mulai terpancing.

"Parah tuh Sella. Mau coba-coba nyaingin kita apa?" tanya Erina yang juga mulai emosi.

"Gimana kalau kita labrak Sella?" usul Dhea.

"Setuju. Tapi nanti aja pas nggak ada Mike," balas Erina.

Dhea menganggukkan kepala pertanda menyetujui.

♡♡♡

Dua hari kemudian. Saat Sella baru saja sampai di kelas, Dhea dan Erina langsung menatapnya dengan raut wajah yang datar.

"Pagi guys," sapa Sella ceria seperti biasanya namun Dhea dan Erina hanya membalasnya dengan deheman.

"Kalian kenapa?" tanya Sella. "Tadi gue cari di taman tapi kalian nggak ada. Makanya gue langsung ke kelas," ucap Sella seolah memberi penjelasan kenapa ia sudah di kelas.

"To the point aja, ada hubungan apa lo sama Mike?" tanya Dhea sambil berdiri dan menatap Sella dengan tajam.

Sellapun mulai merasa waswas. Ia tau, Dhea hanya akan menatap seperti itu saat ada yang melakukan kesalahan padanya. Tapi Sella tidak merasa melakukan apa-apa yang membuat kedua sahabatnya marah.

"Hah? Maksudnya?" Sella bingung harus menjawab apa.

"Nggak usah pura-pura nggak ngerti! Lo mau nikung kita hah?" kini Erina mulai angkat bicara.

"Enggak. Kalian ngomongin apaan sih? Gue nggak ngerti," tanya Sella.

"Sabtu kemarin kita ngeliat lo sama Mike berduaan di rumah lo. Mana lo pakek acara ngelus-ngelus pundaknya Mike segala," jawab Erina dengan ketus.

"Tega ya lo sama kita," sinis Dhea.

"Gue bisa jelasin, Dhe, Rin," ucap Sella.

"Nggak perlu! Kita nggak butuh penjelasan dari lo,"  seru Dhea.

"Mulai detik ini, lo bukan sahabat kita lagi!" tegas Erina sambil menunjuk Sella.

"Tapi Rin, gue nggak-"

"Kita cabut, Dhe!" ajak Erina.

Dhea dan Erina meninggalkan Sella yang masih mematung. Sella tidak mau ada salah paham tapi kedua sahabatnya tidak memberikan ia kesempatan untuk menjelaskan.

♡♡♡

Di dalam kelas, Sella nampak begitu murung.

Tak lama kemudian, Mike mulai memasuki ruang kelas. Ia melihat Sella di dalam kelas seorang diri, jadi ia memutuskan untuk menghampirinya.

"Lo kenapa, Sel?" tanya Mike

Sella menoleh. "Eh, lo Mike. Nggak kok. Gue nggak papa," jawab Sella.

Tanpa meminta persetujuan dari Sella, Mike langsung duduk di bangku sebelahnya. "Lo nggak usah bohong. Muka lo tuh nunjukin kalau lo kenapa-napa. Kalau lo lagi ada masalah, lo bisa cerita sama gue."

Sella menghela nafas. "Dhea sama Erina udah salah paham sama gue, Mike. Mereka ngira gue mau ngerebut lo dari mereka hikshiks."

Sella tak sanggup lagi membendung air matanya. Ia langsung menutupi mukanya dengan kedua tangannya.

"Apa? Kok bisa?" kaget Mike.

"Sabtu kemarin mereka ngeliat kita berduaan di rumah gue dan sekarang mereka udah nggak mau lagi temenan sama gue hikshiks," jawab Sella.

"Lo yang sabar ya. Gue minta maaf kalau gara-gara gue persahabatan kalian jadi berantakan. Tapi lo tenang aja, nanti biar gue yang jelasin tentang hubungan kita ke mereka. Udah, lo jangan sedih lagi! Kita salat Dhuha yuk! Mumpung belum masuk. Biar hati lo jadi tenang gitu," ajak Mike.

"Gue lagi nggak mood, Mike," tolak Sella sambil menghapus air matanya.

"Lo nggak boleh gitu, Sel. Walaupun lo lagi sedih atau dalam keadaan apapun itu, jangan pernah ninggalin salat. Salat kan tiang agama. Penting banget buat kehidupan kita," ucap Mike dengan bijak.

"Udah kayak Pak Ustadz aja lo, Mike," celetuk Sella.

"Hehehe ... gue kan cuma bermaksud mengingatkan, Sel," ucap Mike.

"Yaudah deh, mumpung Allah masih ngasih gue kesempatan untuk bersujud kepada-Nya, jadi gue nggak boleh sia-siain waktu yang ada," ucap Sella tersenyum.

"Nah, tuh tau. Kuy lah kita ke musholla!" ajak Mike.

♡♡♡

Hari demi hari berlalu. Persahabatan antara Dhea, Erina, dan Sellapun kian hari bertambah buruk. Apalagi ditambah dengan kedekatan Sella dan Mike.

Ya, sehari setelah Dhea dan Erina memutuskan persahabatannya dengan Sella membuat Mike menyuruh Sella untuk pindah sebangku dengannya. Awalnya Sella menolak, tapi karena Mike terus memaksa dengan alasan tidak tega, akhirnya Sella mengiyakan.

Sebenarnya sudah beberapa kali Sella berusaha untuk memberikan penjelasan pada Dhea dan Erina terkait masalah mereka. Tapi keduanya bersikeras tidak mau mendengarkan sepatah katapun yang keluar dari mulut Sella.

Berita tentang rusaknya persahabatan sang most wanted sekolah tentu saja menjadi perbincangan yang hangat. Mereka menduga-duga penyebabnya adalah si murid baru Mike. Ya memang benar dugaan mereka tersebut.

CUPS (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang