58. Kedatangan Dava

769 81 0
                                    

Mulmed : Dava

♡♡♡

Kini Arka dan Dhea sudah berada di taman. Karena hari ini bukanlah weekend atau hari libur, jadi taman cenderung sepi. Hanya ada beberapa orang saja yang datang.

Saat Arka tengah menyuapi Dhea, tiba-tiba datanglah si tunangan Dhea yang tak lain adalah Dava.

Tanpa basa-basi, Dava langsung melayangkan pukulannya pada Arka.

Bugh!

Karena tidak siap, jadi Arka tersungkur ke tanah. Piring yang masih berisi makananpun jadi terpental dan pecah seketika.

"Arka!" pekik Dhea yang terkejut.

Arka segera berdiri tapi lagi-lagi Dava memukulinya.

Bugh! Bugh!

Arkapun kembali tersungkur.

"STOP!!!" teriak Dhea sambil berusaha memisahkan keduanya.

Dava memberhentikan aksinya. Ia mundur beberapa langkah dari Arka.

"Lo nggak papa kan?" tanya Dhea membantu Arka berdiri.

"Nggak papa," jawab Arka memegangi pipinya yang terasa nyeri.

"Eh, lo apa-apaan sih? Dateng-dateng main nonjok gitu aja. Emang Arka ada salah apa sama lo hah?" tanya Dhea menatap Dava dengan tajam.

"Kamu kok malah marah sama aku, Dhe? Aku kan cuma mau ngelindungin kamu," tanya Dava balik.

"Ngelindungin lo bilang? Gue kenal lo aja enggak, sok-sokan mau ngelindungin segala."

"Maksud kamu apa? Kenapa kamu ngomong kayak gitu?"

"Dhea amnesia. Dia nggak inget sama apapun, termasuk lo," sahut Arka.

"Bener itu, Dhe?" tanya Dava memastikan.

"Iya. Emang lo siapa sih? Lo kenal sama gue?" tanya Dhea.

"Aku Dava, Dhe. Aku tunangan kamu," jawab Dava.

Oh, jadi dia Dava. Pantesan tiba-tiba nonjok gue. Batin Arka.

"Hah? Tunangan? Ngaco lo! Yang bener aja, masa gue mau tunangan sama cowok kayak lo sih?"

"Ya ampun, Dheandra! Aku nggak bohong. Aku beneran tunangan kamu. Nih, buktinya kalau nggak percaya."

Dava menunjukkan cincin yang ada di jari manisnya, di mana terdapat nama Dheandra Apriliana. Lalu Dava juga menunjukkan foto-foto kebersamaan mereka saat kuliah di Melbourne. Di mana dalam foto tersebut terlihat mereka begitu bahagia.

Dhea memperhatikan foto-foto tersebut dengan seksama. Tiba-tiba ia merasakan kepalanya kembali pusing.

"Kepala kamu pusing lagi, Dhe?" tanya Arka memastikan.

"Iya, Ar," jawab Dhea.

"Kamu kenapa, Dhe?" tanya Dava.

"Mendingan lo jangan terlalu maksa Dhea buat nginget. Kasian kepalanya jadi pusing," sahut Arka.

"Maaf Dhe, aku nggak bermaksud bikin kamu-"

"Gue mau pulang, Ar," ucap Dhea.

"Aku anterin kamu ya," ucap Dava.

"Nggak usah. Gue mau pulang sama Arka aja," tolak Dhea. "Ayo, Ar!" seru Dhea menggandeng tangan Arka.

"Gue sama Dhea duluan ya," pamit Arka.

CUPS (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang