40. Surabaya & Dava

831 88 4
                                    

Keesokan harinya, Dhea sudah bersiap untuk ke bandara.

Sebenarnya kedua orang tua dan neneknya tidak mengizinkan Dhea pergi ke Surabaya seorang diri.

Tapi karena Dhea terus memaksa, akhirnya mereka mengizinkan.

Dhea berangkat ke bandara dengan diantar oleh pak Jono dan saat tiba di bandara Juanda, Surabaya ada orang kepercayaan papanya yang akan mengantarkan Dhea ke apartemen milik papanya.

♡♡♡

Dhea tiba di apartemen sekitar pukul setengah sepuluh. Tidak banyak yang ia bawa dalam koper kecilnya. Hanya ada dua baju, celana, dan alat make up sederhana. Sedangkan di tas kecilnya hanya berisi handphone, charger, dan dompet.

Dhea merebahkan tubuhnya di atas kasur dan tak lama kemudian ia tertidur.

♡♡♡

Pukul 12 siang, Dhea terbangun karena perutnya sudah memberikan sirine kalau minta segera diisi oleh asupan nutrisi.

Dhea turun ke bawah dan memilih untuk ke salah satu restoran yang menyediakan berbagai masakan padang.

Saat baru memasuki restoran, Dhea tidak sengaja bertabrakan dengan seorang lelaki.

"Sorry-sorry, gue nggak sengaja," ucap lelaki tersebut.

"Iya, nggak papa. Tadi gue juga kurang hati-hati," balas Dhea.

"Lo Dhea kan?" tanya lelaki tersebut.

"Iya. Kok lo tau?"

"Gue Dava, Dhe. Lo nggak inget sama gue?"

"Dava siapa ya? Sorry, gue lupa."

"Gue Dava temen sekelas lo pas kelas 8. Ketua kelas lo."

"Dava yang dulu sering nangis di pojokan gara-gara temen-temen nggak ada yang mau lo atur kan? Iya-iya, gue inget."

"Giliran jeleknya aja lo baru inget."

"Hehehe. Lo apa kabar? Udah lama ya kita nggak ketemu."

"Kabar gue baik. Lo sendiri gimana?"

"Gue juga baik."

"Mau lunch bareng nggak?" tawar Dava.

"Boleh. Tapi traktir ya," ucap Dhea.

"Oke, Dhe," balas Dava.

♡♡♡

Selesai makan.

"Jadi lo ke sini dalam rangka apa, Dhe?" tanya Dava membuka obrolan.

"Nggak dalam rangka apa-apa sih. Gue cuma pengen aja. Soalnya udah lama nggak main ke Surabaya."

"Oh."

"Lo sendiri ngapain ke sini? Bukannya pas kelas 9 lo pindah ke Semarang ya?"

"Iya. Tapi kebetulan sejak dua hari lalu gue ada urusan bisnis di Surabaya."

"Wow! Diem-diem lo udah jadi pebisnis ya."

"Cuma bantuin papa kok. Tapi ya sekalian belajar bisnis sih. Siapa tau ntar mau bangun perusahaan sendiri gitu."

"Keren-keren."

"Lo di sini berapa hari, Dhe?"

"Cuma sehari. Nanti sore gue udah balik."

"Kok buru-buru amat?"

"Gue kan harus sekolah, Dav."

"Kenapa nggak izin yang lama aja? Kayak gue contohnya. Gue izin seminggu nggak masuk sekolah," tanya Dava.

CUPS (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang