Malam harinya, di ruang rawat Dhea sudah ada mama dan papanya.
Meskipun tadi saat berkenalan dengan sang papa, Dhea masih merasa kikuk, tapi lama-kelamaan ia mulai terbiasa.
Mama dan papa bergantian menceritakan masa kecil Dhea. Mereka berharap dengan begitu bisa membantu ingatan Dhea kembali seperti semula.
Kini tibalah saatnya Dhea makan malam. Mama dan papa segera mengakhiri ceritanya. Lalu mama mengambil makanan yang tadi dibawakan oleh suster.
"Ayo Sayang, kamu makan dulu! Biar mama yang suapin," ucap mama menyodorkan sesuap nasi.
"Aku nggak mau makan," balas Dhea.
"Dikit aja kok! Biar kamu bisa minum obat," bujuk mama.
Dhea menggelengkan kepalanya.
"Emangnya kamu nggak laper?" tanya papa.
"Ya laper sih," jawab Dhea.
"Terus kalau laper, kenapa nggak mau makan?"
"Makanannya nggak enak, Pa. Aku nggak suka."
"Ya namanya juga makanan rumah sakit, Sayang," sahut mama.
"Yaudah, kamu mau makan apa? Biar papa beliin," tanya papa.
"Ish, Papa! Emangnya Dhea boleh makan sembarangan?" tanya mama.
"Daripada Dhea nggak mau makan ya lebih baik beliin aja makanan di luar," ucap papa.
"Tapi kalau makanan luar nggak baik buat kesehatan Dhea gimana, Pa? Papa mau tanggungjawab hah?"
"Iya juga ya, Ma. Yaudah deh, papa nggak jadi beliin kamu. Kamu makan itu aja yang dari rumah sakit."
"Yahhh ... Papa," sedih Dhea memanyunkan bibirnya.
"Besok kalau kamu udah sembuh, papa janji bakal beliin makanan apapun yang kamu mau," ucap papa.
Dhea berpikir sejenak. "Hm, oke. Aku akan makan, tapi dengan satu syarat."
"Apa syaratnya?" tanya mama dan papa.
"Aku mau disuapin sama dokter Arka," jawab Dhea tersenyum.
"Astaga, Sayang! Kamu ngasih syarat tuh yang mudah dong," ucap mama.
"Itu mudah kok, Ma. Tinggal panggil aja dokter Arka. Suruh dia ke sini, terus nyuapin aku deh," balas Dhea.
"Tapi kan dokter Arka lagi sibuk, Sayang. Dia lagi ngurus pasien yang lain," ucap mama.
"Pokoknya aku nggak mau tau, suruh dokter Arka ke sini sekarang juga! Kalau nggak, aku bakal mogok makan selama seminggu," ancam Dhea.
"Jangan gitu dong, Sayang! Kalau kamu nggak makan, ntar malah tambah sakit lho."
"Nggak papa aku sakit. Kan ada dokter Arka yang ngerawat."
"Yaudah Ma, biar papa panggilin Tam-Arka ke sini," ucap papa.
"Ntar kalau ganggu Arka gimana, Pa? Mama kan jadi nggak enak," tanya mama.
"Udah, nggak papa, Ma. Arka pasti ngerti kok," jawab papa.
"Betul tuh kata Papa, dokter Arka pasti mau ngerti. Udah Pa, sana! Buruan panggilin dokter Arka!" suruh Dhea.
"Iya, Sayang. Sebentar ya," balas papa lalu keluar ruangan.
♡♡♡
Tak lama kemudian, papa kembali bersama Arka. Dhea yang melihat kehadiran orang yang ditunggu-tunggunya mendadak menjadi deg-degan. Jantungnya berdetak lebih cepat dari yang seharusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUPS (COMPLETED)
Teen FictionCUPS - Berkisah tentang Dheandra Apriliana, seorang selebgram sekaligus the most wanted girl di SMA Bima Sakti dengan kakak kelasnya bernama Arka. Awal kedekatan mereka dimulai saat Dhea kalah taruhan dari sahabatnya. Sehingga, ia harus menerima hu...