46. Kepergian Dhea

787 94 12
                                    

Tak terasa sudah hampir dua bulan Arka meninggalkan Indonesia. Sebenarnya jadwal kuliah baru akan dimulai sebulan lagi. Tapi karena ia ingin menenangkan diri, makanya ia berangkat lebih awal.

Kini di Jakarta, tepatnya di SMA Bima Sakti sedang ada pengambilan rapor bagi kelas 10 dan 11.

Dhea dkk berhasil naik kelas dengan nilai yang memuaskan.

"Yeay! Akhirnya kita bakal naik ke kelas 12," senang Erina.

"Iya, Rin. Gue nggak sabar bentar lagi kita jadi anak kuliahan," ucap Sella.

"Semoga pas kelas 12, kita bisa sekelas ya," harap Bisma.

"Itu mah gampang, Bis. Dhe, ntar tolong bilangin ke papa lo ya biar kita semua bisa sekelas!" ucap Erina.

"Iya," balas Dhea dengan singkat.

"Lo kenapa, Dhe? Kok kayak lagi mikirin sesuatu gitu?" tanya Sella yang menyadari kalau Dhea tidak seperti biasanya.

Kita nggak bakal bisa sekelas lagi karena gue akan pindah ke luar negeri. Jawab Dhea dalam hatinya.

Ya, sampai detik ini, Dhea belum juga memberitahukan perihal kepindahannya pada keempat teman baiknya itu.

"Kok lo malah bengong, Dhe?" tanya Mike membuyarkan lamunan Dhea.

"Eh, nggak. Gue nggak papa kok," jawab Dhea. "Yaudah yuk kita pulang!" ajaknya kemudian.

"Iya, ayo!" setuju yang lain.

♡♡♡

Beberapa hari kemudian, Dhea sudah bersiap untuk ke Melbourne. Semua kebutuhannya selama di sana sudah dipersiapkan dengan matang oleh mama dan papanya.

Selama di Melbourne, Dhea akan tinggal di apartemen yang tidak jauh dari sekolah barunya. Sang pap juga sudah menyediakan mobil untuk Dhea gunakan sehari-hari.

Pesawat yang ditumpangi oleh Dhea akan take off jam 9 malam. Sedangkan sekarang baru jam 2 siang. Itu artinya Dhea masih punya banyak waktu untuk ia habiskan bersama teman-temannya.

Dhea segera menghubungi Erina, Sella, Bisma, dan Mike untuk mengajaknya bertemu di kafe.

Satu jam kemudian, mereka sudah berkumpul di kafe yang dimaksud oleh Dhea.

♡♡♡

"Jadi ada apa, Dhe? Kok tiba-tiba lo ngajakin kita kumpul di sini?" tanya Erina.

"Pasti lo mau ntraktir kita makan kan? Baik banget sih lo, Dhe," canda Bisma.

"Iya. Kalian makan aja sepuasnya. Anggap ini sebagai traktiran sebelum gue pergi," jawab Dhea.

Mendengar kata pergi sontak membuat keempat orang itu terkejut.

"Pergi?" pekik mereka bersamaan.

"Lo mau pergi ke mana? Sama siapa? Dan kenapa pergi?" tanya Sella.

"Lo pasti cuma bercanda kan?" tebak Erina.

"Lo nggak kenapa-napa kan?" tanya Mike.

"Lo nggak sakit parah kan?" tanya Bisma.

"Jawab kita, Dhe!" seru mereka bersamaan.

"Guys, dengerin gue dulu ya," ucap Dhea membuat mereka langsung menatap Dhea dengan intens.

"Jelasin sekarang juga maksud omongan lo tadi!" suruh Sella mewakili yang lain.

"Oke. Nanti malem ... gue bakal pergi ke Melbourne dan gue bakal lanjut sekolah sekalian kuliah di sana," ucap Dhea membuat yang lain terkejut.

CUPS (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang