23. Curhat ke Tama

863 93 2
                                    

Malam harinya, nenek mengadakan acara barbeque.

Tidak hanya bagi orang rumah, nenek juga mengajak para tetangga untuk meramaikan acara tersebut.

Kini Dhea dan Tama tengah sibuk membakar jagung. Sesekali mereka saling menjahili dan berujung tertawa bersama. Mama dan nenek yang melihatnya menjadi bahagia.

Setelah semua masakan siap dihidangkan, merekapun mengambil makanan satu per satu.

Dhea hanya mengambil satu buah jagung yang tadi sudah dibakarnya. Lalu ia berjalan menjauh dari kerumunan mama, nenek, dan para tetangga. Tama yang melihatnya langsung mengikuti ke mana Dhea pergi.

Dhea memilih duduk di kursi yang ada di sekitar pekarangan rumah nenek.

♡♡♡

"Lo kenapa?" tanya Tama sontak membuat Dhea terkejut.

"Astaga, Tama! Ngagetin aja sih lo," pekik Dhea.

"Sorry, gue nggak bermaksud bikin lo kaget. Btw, lo lagi ada masalah ya? Kok ngelamun gitu sih?" tanya Tama yang ikut duduk di sebelah Dhea.

"Gue lagi bingung aja, Tam," jawab Dhea.

"Bingung kenapa? Cerita aja sama gue. Siapa tau gue bisa bantu."

"Akhir-akhir ini gue ngerasa bersalah sama seseorang."

"Ngerasa bersalah kenapa? Lo nggak habis bunuh orang kan, Dhe?" tanya Tama dengan heboh.

"Enggak lah, Tam. Ya kali gue habis bunuh orang," jawab Dhea.

"Syukurlah. Lah terus kenapa dong? Cerita aja nggak papa. Jangan mendem masalah sendiri! Ntar yang ada lo malah stres lho."

"Tapi lo jangan bilang ke siapa-siapa ya!"

"Iya, gue janji. Buruan cerita!"

"Jadi gini, Tam. Waktu itu ada murid baru di kelas gue, namanya Mike. Dia kan selebgram. Terus gue sama temen gue, Erina, kita taruhan buat dapetin follback dari Mike. Terus gue bilang kalau yang kalah harus pacaran selama sebulan sama cowok cupu, kakak kelas gue. Sebenarnya gue sama Erina sama-sama udah dapet follback dari Mike. Tapi pas gue tanya yang duluan difollback itu siapa, Mike bilang Erina. Berarti otomatis gue yang kalah dan gue harus ngejalanin hukuman. Awalnya gue nolak mentah-mentah hukuman itu, tapi Erina bilang kalau gue nggak mau ngelakuin, Erina bakal ngambil mobil gue sama jatah belanja gue selama setahun. Pastinya gue nggak bakal ngebiarin itu dong. Yaudah terpaksa gue ngelakuin hukuman gue. Erina ngasih gue waktu selama seminggu buat pdkt dulu sama cowok itu. Terus tiga minggunya gue ngelajalani masa pacaran sama dia. Cowok itu namanya Arka, Tam."

Deg! Seketika Tama terkejut mendengar penjelasan Dhea barusan.

"Arka baik banget sama gue. Dan itu yang bikin gue makin ngerasa bersalah sama dia. Gue mau mengakhiri drama ini, tapi gue nggak bisa. Gue udah terlanjur, Tam. Dan waktu gue juga masih semingguan. Gue bingung nanti gue ngejelasin ke Arka kayak gimana. Gue takut dia marah, Tam," lanjut Dhea.

Tama yang mendengarkan tiba-tiba merasa sesak memenuhi rongga dadanya. Ia mencoba menstabilkan degup jantungnya yang sudah tidak karuan.

"Lo ... cinta sama Arka?" tanya Tama dengan hati-hati, takut Dhea marah.

"Gue nggak tau. Selama ini gue belum pernah ngerasain yang namanya jatuh cinta. Kalau gue jalan sama banyak cowok, itupun gue cuma main-main, nggak pernah serius. Dan asal lo tau Tam, Arka itu pacar pertama gue," jawab Dhea membuat Tama kembali terkejut.

"Apa? Pacar pertama? Lo nggak lagi bercanda kan?" tanya Tama memastikan.

"Gue serius. Ya emang, mungkin banyak yang nggak percaya kalau gue ngomong gini. Tapi beneran Tam, sebanyak apapun cowok-cowok yang pernah jalan sama gue, mereka cuma temen. Ya walaupun hampir dari mereka semua pernah nembak gue, tapi nggak ada satupun yang gue terima. Karena gue kan orangnya bosenan, jadi gue nggak mau pacaran dulu gitu. Tapi sekarang, karena taruhan itu gue harus pacaran sama cowok cupu yang nggak tau apa-apa. Gue takut, Tam. Gue takut Arka beneran sayang atau bahkan udah cinta sama gue. Gue nggak mau nyakitin perasaan orang sebaik Arka. Gue harus gimana, Tam? Gue bingung," jelas Dhea lalu menundukkan kepala. Ingin rasanya Dhea menangis, namun sebisa mungkin ditahan karena ia sendiri tidak tau apa alasan ia ingin menangis.

CUPS (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang