21. Kebun teh w/ Tama

973 98 3
                                    

Keesokan harinya, Dhea bangun lebih awal karena ia ingin jalan-jalan di sekitar rumah nenek.

Saat Dhea baru keluar dari kamarnya, ia bertemu dengan sang mama.

"Kamu udah bangun, Sayang? Baru aja mama mau bangunin kamu," ucap mama.

"Iya, Ma. Aku jalan-jalan dulu ya, mau nyari udara seger soalnya," balas Dhea

"Nah, kebetulan, kamu ajak Tama sekalian ya," ucap mama.

"Ngajak Tama?"

"Iya. Kamu mau ya?"

"Tapi aku nggak tau Tama di mana, Ma," jujur Dhea.

"Tama kan ada di kamar sebelah kamu," ucap mama.

"Apa, Ma? Kok bisa?" kaget Dhea.

"Semalem orang tuanya Tama harus balik ke Jakarta. Lah Tama disuruh nenek tetep di sini buat nemenin kamu. Makanya dia nginep deh," jawab mama.

"Aelah Ma, nenek ada-ada aja sih," ucap Dhea dengan raut wajah kesalnya.

"Udah, buruan sana samperin Tama! Ajak dia jalan-jalan. Tapi jangan jauh-jauh lho!"

"Iya, Ma."

"Mama ke bawah dulu ya."

"Iya."

♡♡♡

Dengan sangat terpaksa, Dhea menuju ke kamar Tama. Ia langsung membuka pintu, tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

Saat Dhea masuk, secara tidak sengaja ia melihat Tama yang bertelanjang dada dan bagian bawahnya hanya dibalut dengan lilitan handuk.

"AAAAAAAAAAA!!!" teriak Dhea secara spontan.

"Eh, lo ngapain? Tutup mata lo! Gue ganti baju dulu," ucap Tama yang kaget mendapati Dhea di kamarnya.

"Buruan!" seru Dhea lalu membalikkan tubuh dan menutup matanya.

"Udah belum?" tanya Dhea.

"Udah," jawab Tama membuat Dhea berbalik.

"Lo ngapain sih telanjang kayak gitu? Sengaja mau pamer tahu?" cibir Dhea.

"Tahu? Lo kira gue jualan tahu apa?" tanya Tama tidak mengerti apa yang dimaksud tahu oleh Dhea.

"Ribet ngomong sama lo," ucap Dhea.

"Yaudah. Sana pergi! Ngapain masih di sini?" usir Tama.

"Lo ngusir gue?" tanya Dhea tidak percaya.

"Menurut lo?" tanya Tama balik.

"Lo tuh ya," geram Dhea sambil melotot.

"Apa? Ganteng ya? Gue tau kok," tebak Tama dengan pedenya.

"Najis gue bilang lo ganteng!"

"Hahaha ... ngaku aja kali, nggak usah gengsi segala."

"Tau ah. Lo mau ikut jalan-jalan nggak?" tanya Dhea yang mengingat tujuan awalnya menghampiri Tama.

"Cie, ada apaan nih? Kok tiba-tiba lo ngajakin gue jalan? Jangan-jangan ...." goda Tama.

"Apaan sih? Kalau bukan karena disuruh mama, gue juga ogah kali ngajak lo," ucap Dhea.

"Yakin karena tante Dhevi yang nyuruh?" tanya Tama memastikan.

"Yakin. Yaudah buruan, ikut nggak? Nggak juga nggak papa kok. Gue bisa sendiri," ucap Dhea lalu membalikkan badannya berniat meninggalkan Tama.

Namun Tama lebih dulu mencekal tangan Dhea.

"Iya, gue ikut. Emang mau jalan ke mana sih?" tanya Tama.

CUPS (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang