50. Dhea tunangan

839 90 24
                                    

Malam harinya, Dhea pergi ke rumah sakit bersama Dava.

Ceklek.. Dava membuka pintu ruang rawat mamanya.

"Hai, Ma," sapa Dava.

"Selamat malam, Tante," sapa Dhea.

"Hai, Dav. Malam, Dhea. Kamu kapan nyampe di Indo?"

"Tadi sekitar jam 11an, Tan. Tante gimana keadaannya?"

"Udah mendingan."

"Papa mana, Ma?" tanya Dava.

"Lagi ke kantin," jawab mamanya.

"Oh ya Tan, ini saya bawain buah. Semoga Tante suka ya," ucap Dhea meletakkan buah tersebut di atas nakas.

"Makasih ya. Maaf tante jadi ngerepotin kamu."

"Nggak repot kok, Tan."

"Boleh Tante ngomong berdua sama kamu?"

"Boleh, Tan."

"Dava, tolong keluar dulu ya! Mama mau ngomong penting sama Dhea."

"Emang mau ngomong apa sih, Ma?"

"Rahasia. Udah sana kamu keluar!"

"Yaudah aku keluar dulu."


"Mau ngomong apa, Tan? Kayaknya penting banget ya?" tanya Dhea setelah Dava pergi.

"Tante sakit Dhe dan umur tante udah nggak lama lagi," jawab mama Dava.

"Maksud Tante?"

"Sebenernya 2 tahun terakhir ini, tante mengidap kanker darah dan sekarang udah stadium akhir. Terus tadi kata dokter, umur tante nggak akan lama lagi."

"Ya ampun! Om sama Dava tau tentang penyakit Tante?"

"Mereka nggak tau dan kamu jangan kasih tau ke mereka ya!"

"Kenapa, Tan? Mereka kan berhak tau."

"Tante nggak mau bikin mereka sedih. Biarin tante aja yang nanggung ini sendirian."

"Tante yang sabar ya. Saya yakin Tante pasti sembuh kok."

"Kemungkinan tante sembuh itu kecil, Dhe."

"Tapi Tante harus tetep optimis, nggak boleh pesimis."

"Apa tante boleh minta sesuatu ke kamu?"

"Minta apa, Tan?"

"Tolong terima perjodohan kamu sama Dava! Tante ingin melihat kalian bahagia sebelum nantinya tante meninggal."

"Tapi saya belum siap menikah, Tan. Saya mau kerja dulu, bantuin papa ngurus perusahaan."

"Kalian bisa tunangan dulu. Nanti kalau udah siap, baru kalian menikah."

"Tapi saya nggak cinta sama Dava, Tan."

"Cinta datang karena terbiasa. Tante yakin seiring berjalannya waktu, kamu akan mencintai Dava. Tante mohon Dhe, terima ya perjodohannya! Anggap ini sebagai permintaan terakhir tante."

Dhea terlihat kebingungan. Ia sama sekali tidak berniat menerima perjodohan itu. Ia sengaja meminta waktu karena tidak ingin terlihat tidak sopan kalau langsung menolaknya.

"Please!" ucap mama Dava memohon membuat Dhea tidak tega, apalagi melihat wajah pucatnya.

"Yaudah Tan, saya akan menerima perjodohan ini," putus Dhea.

Seketika mama Dava tersenyum. "Makasih ya, Dhea. Makasih banyak."

"Sama-sama, Tan. Tapi Tante harus janji ya akan berjuang biar bisa sembuh."

CUPS (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang