20. Dijodohin?

1.1K 106 20
                                    

Keesokan harinya, Dhea mendapatkan telepon dari sang mama---Dhevi.

Dhevi mengatakan kalau ia dan sang suami sedang berada di Bandung, tepatnya di rumah nenek Dhea. Lalu ia menyuruh Dhea untuk menyusulnya ke sana.

Tapi saat Dhea bertanya kenapa tiba-tiba kedua orang tuanya berada di rumah nenek dan menyuruhnya ke sana juga, Dhevi tidak menjawab secara jelas. Hanya mengatakan kalau ada sesuatu yang penting yang tidak bisa dijelaskan melalui telepon.

Alhasil, karena hal tersebut, hari ini Dhea izin tidak masuk sekolah.

Pukul 6 lewat 30, Dhea sudah dalam perjalanan ke Bandung. Ia memutuskan untuk menyetir mobil sendiri.

Perjalanan ke Bandung cukup melelahkan bagi Dhea. Pasalnya, ia sudah lama tidak menyetir untuk jarak yang jauh.

♡♡♡

Sesampainya di depan rumah nenek, Dhea segera turun dari mobil lalu memencet bel yang ada.

Tak lama kemudian, keluarlah seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah bi Sumi, pembantu nenek.

"Eh, Mbak Dhea udah dateng," ucap bi Sumi dengan ramah.

"Iya, Bi. Mama, papa, sama nenek mana?" tanya Dhea.

"Ada di dalem, Mbak. Mari bibi antar!" jawab bi Sumi lalu mengajak Dhea masuk dan segera mengantarnya menuju ke kamar nenek.

♡♡♡

"Mama! Nenek!" panggil Dhea membuat keduanya menoleh.

"Dhea!" pekik mama dan neneknya bersamaan.

Dhea segera memeluk sang mama. Lalu ganti memeluk neneknya yang sedang terbaring di tempat tidur.

"Kamu ke sini sama siapa?" tanya nenek mengelus kepala sang cucu.

"Sendiri, Nek," jawab Dhea.

"Kenapa nggak nyuruh dianterin supir atau naik taksi aja? Kan kasian kamu jadi capek gini."

"Nggak papa Nek, aku lagi pengen nyetir sendiri. Oh ya, Nenek kenapa berbaring kayak gini? Nenek lagi sakit atau gimana?"

"Nenek cuma kecapekan aja. Maklum, nenek kan udah tua."

"Yaudah, Nenek istirahat ya biar cepet pulih. Aku nggak tega ngeliat Nenek kayak gini."

"Iya. Nenek pasti cepet pulih. Apalagi di sini ada cucu kesayangan nenek yang jagain."

"Hehehe. Ngomong-ngomong, papa ke mana, Ma?"

"Sejam yang lalu papa berangkat ke Surabaya buat ngurus perusahaan yang di sana. Soalnya papa habis dapet telfon kalau ada sedikit masalah. Tapi mungkin besok papa ke sini lagi," jawab mama membuat Dhea manggut-manggut. "Kamu di Jakarta baik-baik aja kan?" tanya mama kemudian.

"Baik kok, Ma. Mama tenang aja," jawab Dhea.

"Dhea udah makan?" tanya nenek.

"Belum, Nek. Tadi pagi cuma minum susu doang," jawab Dhea.

"Yaudah. Dhevi, ajak Dhea makan dulu! Kasian dia pasti laper," ucap nenek.

"Ntar aja Nek, aku belum laper. Oh ya, Mama bilang ada sesuatu yang mau dibicarain kan? Sesuatu apa, Ma?" tanya Dhea yang sudah penasaran.

"Kita bicarain nanti malem aja. Sekarang kamu makan dulu ya," jawab mama.

"Yaudah deh. Aku mau ke kamar aja, Ma. Mau istirahat dulu," ucap Dhea.

"Nggak makan dulu baru ntar istirahat?" tanya mama.

Dhea menggelengkan kepala.

"Yaudah terserah kamu. Ayo, mama anterin ke kamar!" ucap mama.

CUPS (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang