29. Arka mulai posesif

1K 98 1
                                    

Pukul tujuh, Arka baru sampai di sekolahnya. Ia langsung ke kelas dan melihat Fadlan yang sepertinya sedang emosi, terlihat dari raut muka dan tangannya yang mengepal.

"Lo kenapa, Dlan?" tanya Arka saat baru saja meletakkan tasnya di atas meja.

"Eh, Ar. Kok tumben jam segini baru dateng?" tanya Fadlan berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Iya. Tadi gue bangunnya kesiangan," jawab Arka.

"Oh."

"Lo belum jawab pertanyaan gue tadi."

"Pertanyaan apa?" tanya Fadlan berpura-pura tidak tau.

"Lo kenapa? Kok kayak lagi emosi gitu?" tanya Arka.

"Nggak papa kok. Perasaan lo aja kali," jawab Fadlan.

"Terus itu, bibir lo kenapa? Kok memar gitu? Lo habis berantem ya?" tebak Arka.

"Emang sejak kapan gue suka berantem? Nggak lah Ar, ini cuma memar biasa kok," bohong Fadlan.

"Beneran?"

"Iya, Ar."

Fadlan dan Bimo memang sudah sepakat untuk tidak memberitahu Arka soal Dhea dan Tama. Takut nantinya Arka akan kecewa dan sakit hati.

Biarlah waktu yang akan memberitahu bagaimana sikap asli Dhea saat di belakang Arka.

♡♡♡

Saat jam istirahat, Dhea mengajak Arka untuk bertemu di taman belakang sekolah.

Dhea yang sampai terlebih dahulu memilih menunggu Arka sambil memainkan handphonenya.

"Dhea!" panggil seseorang.

Dhea langsung menoleh dan ternyata Mike lah yang datang.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Dhea.

"Tadi gue nggak sengaja lewat terus ngeliat lo sendiri. Yaudah gue samperin. Lo lagi nungguin seseorang ya?" Tanpa permisi, Mike langsung duduk di sebelah Dhea.

"Iya."

"Nungguin Arka?"

"Iya."

"Lo ngapain sih Dhe masih bertahan sama cowok cupu kayak dia? Lo tuh cantik, masa mau pacaran sama cowok kayak Arka?"

"Lo tau dari mana kalau gue pacaran sama Arka?"

Sepengetahuan Dhea, hanya Erina, Sella, Fadlan, dan Bimo yang mengetahui status hubungannya dengan Arka.

"Apa sih yang gue nggak tau tentang lo, Dhe. Daripada sama Arka, mending lo sama gue aja." Mike berusaha memegang tangan Dhea namun segera ditepis olehnya.

Arka yang sedari tadi memperhatikan Dhea dan Mike merasa dadanya sesak. Ia mengurungkan niatnya untuk menghampiri Dhea dan memilih untuk ke perpustakaan.

"Emang lo lebih baik dari Arka?" tanya Dhea dengan tatapan sinisnya.

"Dhea, semua orang juga tau kalau gue lebih ganteng, lebih keren, lebih segalanya dibanding pacar lo itu," jawab Mike dengan angkuh.

"Tapi buat gue, Arka lebih baik dari lo. Dia itu nggak muna. Dia nggak pura-pura keliatan alim di depan semua orang, tapi kalau di belakang nyatanya ... lo tau sendiri lah," ucap Dhea bermaksud menyindir.

"Maksud lo?"

"Gue kira lo pinter, jadi pasti bisa mikir sendiri kan? Yaudah, gue pergi dulu."

Dhea meninggalkan Mike yang masih berusaha mencerna kata-kata yang diucapkan Dhea barusan.

CUPS (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang