Senja menyusuri koridor kelas dengan riang, hari ini sekolah free class karena menjadi tuan rumah untuk pertandingan futsal antar sekolah dikotanya.
Masih ingat waktu senja makan bakso bareng radit dan tanya soal futsal? Iya, yang dimaksud senja waktu itu berlangsung hari ini. Cowok yang beberapa hari lalu resmi jadi kekasih nya itu anggota inti tim futsal sekolahnya.
Jadi senja berinisiatif membawakan minum dan handuk kecil untuk kekasihnya.
Tapi kalau diliat, dengan tangan yang menenteng botol minum dan handuk kecil yang tersampir dipundaknya, senja lebih tampak seperti asisten karena disebelah nya tya berjalan cuek, sesekali juga mengaca pada cermin kecil yang dia bawa untuk melihat wajahnya.
Penampilan nya juga kontras dengan senja yang seragam biasa berbeda dengan tya yang melapisi seragam nya dengan cardigan rajut berwarna merah maroon.
Layaknya aktris dan asisten pribadi.
Tapi ya sudahlah, siapa yang peduli?
Keduanya sempat kebingungan mencari tempat duduk karena hampir tribun terisi penuh namun dari arah atas fajar melambaikan tangan, memanggil keduanya. Disebelah cowok itu ada mina yang duduk anggun.
"Apaan tuh?" ledek fajar sembari melirik botol minum yang dipegang senja.
"Air aki. kenapa? mau?" sahut senja kesal, lalu mendudukan diri tepat disamping fajar, sedangkan tya disisinya.
Para pemain mulai memasuki lapangan, spontan senja memekik ketika radit masuk ke lapangan bersama anggota timnya.
Senja semakin berteriak heboh mengikuti suporter lainnya, tapi ia mengerutkan kening ketika radit menoleh kearahnya, mereka sempat bertatap sebentar sebelum cowok itu memutus pandang seolah tidak mengenal.
Senja sedikit kecewa karena ia tadi sempat tersenyum tapi tak dibalas oleh cowok tinggi tersebut.
Peluit dibunyikan, pertanda pertandingan dimulai. Radit mengambil posisi sebagai penyerang. Terlihat semakin keren dan entah kenapa senja jadi merasa bangga melihat nya.
Tapi segala kehaluan senja harus buyar ketika sebuah tangan menyenggol bahunya.
"Apaan?"
Fajar menunjuk kearah lapangan, bukan, lebih tepatnya ke arah barisan kursi khusus pemain dan pelatih disisi lapangan.
Senja menyeringit tak paham, disana ada beberapa pemain cadangan, guru olahraga yang juga bertugas sebagai pelatih dan seorang gadis cantik berambut gelombang yang memangku papan clipboard.
Senja kembali menoleh kearah fajar seolah bertanya.
"Kemarin malam gue liat cowok lo jalan sama dia" ujar fajar memberitahu.
Senja diam, kemarin malam seingat senja cowok itu bilang mau istirahat dan gak mau diganggu.
"Gak percaya"
Terdengar decakan cukup keras dari fajar, bahkan sempat menarik atensi beberapa penonton terdekat.
"Gak ada gunanya gue bohong" desis fajar sebal, padahal dia berkata jujur kemarin malam dia beneran liat radit jalan dengan gadis yang kini terlihat sibuk dengan kertas dipapan clipboard nya.
"Dia kak kisa, manager futsal sekolah kita. Mungkin ada kepentingan soal futsal sama kak radit" bela senja, walau dalam hati sudah negatif thingking karena cowok itu nyatanya sudah berbohong padanya.
Fajar yang disebelah nya terkekeh pelan, dari nada nya terdengar jelas jengkel.
"Urusan futsal harus banget di bioskop?"
Ujar fajar sengaja menekan kata terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar & Senja ✔
Teen FictionCeritanya mainstream. Kalau mau baca silahkan, kalau tidak tak apa. Dua manusia yang lahir diwaktu yang bertolak belakang, satu lahir saat sunrise satu lagi disaat sunset. rumah berdampingan,satu sekolah, satu kelas, satu meja. Tapi seperti kisah...