Setelah mandi dan makan, Senja langsung kembali lagi kerumah Fajar, bukan apa-apa tapi ia sangat semangat karena kehadiran kucing mungil yang ia namai Mili tersebut.
Tanpa canggung gadis itu langsung masuk, ia mengedarkan pandangan nya guna mencari penghuni rumah yang sayangnya tidak ia temukan.
Gadis itu menyeringit heran, karena rumah terlihat sepi. Ia juga belum melihat kehadiran bunda sari sejak pulang sekolah tadi.
"Hai Moli" sapa Senja pada kucing bantet yang kini sedang goleran malas diatas sofa, kucing itu hanya menatap Senja sekilas lalu kembali memejamkan mata tak peduli.
"Songong banget kayak yang punya" gumam Senja.
"ADOH, JANGAN GIGIT WOY!"
Teriakan nyaring dari lantai atas itu membuat Senja terkejut. Tanpa pikir panjang gadis itu segera naik ke lantai dua.
"Woy bantet, kenapa?" tanya Senja berdiri didepan kamar mandi, karena ia merasa suara itu dari sana.
"Bantuin gue mandiin Mili, cepet!" ucap Fajar kesal dari dalam kamar mandi, Senja yang mendengar itu langsung masuk.
Gadis itu langsung meringis ketika mendapati kondisi kamar mandi yang berantakan dengan alat mandi yang berceceran dan genangan air dimana-mana.
Apalagi kondisi Fajar yang tak kalah mengenaskan, baju cowok itu terlihat basah dengan rambut acak-acakan dan juga beberapa luka cakaran dilengannya.
"Masih kecil aja udah bar-bar banget" kesal Fajar sambil berusaha menangkap kucing kecil itu karena tadi sempat terlepas.
Senja segera membantu, ia berdiri disudut lain agar bisa mengepung kucing kecil tersebut.
Mereka berdua ancang-ancang.
Satu
Dua
Ti—
Ga.
Bruk.
Aduh.
Kepala mereka saling berbenturan walau tidak terlalu keras namun tetap terasa sakit. Bagaimana dengan Mili? Kucing itu berhasil lolos dan kabur dari sana.
Bar-bar banget emang.
"Tangkep gih sana!" ujar Fajar kesal sambil mengusap kepala nya yang berdenyut.
"Enak aja, sama lo lah!" ujar Senja tak terima.
"Yang bawa kan lo, jadi lo tangkap sendiri sana, gue capek mau tidur" ucap Fajar lalu beranjak untuk berganti pakaian.
Senja yang mendengar itu membrengut kesal, sebenarnya mau protes tapi melihat luka cakaran di lengan cowok itu membuat Senja kasian apalagi cowok itu belum istirahat dan pasti belum makan.
"Gue bawain makanan di dapur" ucap Senja ketika melewati kamar Fajar.
Tanpa menunggu balasan dari Fajar gadis segera turun, namun sedetik kemudian melongo melihat Mili sedang goleran dikarpet ruang tengah dengan kondisi bulu setengah basah, sedangkan Moli yang tadi ada disana malah tidak ada.
Lah? Moli kemana?
Suara langkah kaki membuat gadis itu menoleh, mendapati Fajar yang sudah berganti pakaian.
"Bunda Sari kemana?" tanya Senja pada Fajar yang berjalan menuju dapur.
"Ada kerjaan diluar kota" jawab Fajar sambil menyiapkan makanan yang senja bawa. tentunya atas perintah nyonya besar karena mana mungkin Senja perhatian sama buaya bantet kek Fajar.
"Lama?"
"Gak tahu, biasanya seminggu" sahut Fajar santai lalu mulai menikmati makanannya.
Senja memilih untuk menghampiri Fajar dan mengambil tempat didepan cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar & Senja ✔
Teen FictionCeritanya mainstream. Kalau mau baca silahkan, kalau tidak tak apa. Dua manusia yang lahir diwaktu yang bertolak belakang, satu lahir saat sunrise satu lagi disaat sunset. rumah berdampingan,satu sekolah, satu kelas, satu meja. Tapi seperti kisah...