"Gue belum selesai ngomong!"
Gadis berambut sebahu yang baru saja ditarik lengannya itu menghela nafas lelah. Kembali menatap orang yang baru saja bicara.
"Apa lagi?"
"Lo tuh gak tahu diri banget ya jadi perempuan, gak cukup gue negor lo lewat dm? ha?!" ujar nya sengit.
Senja menarik tubuhnya hingga berada didepan perempuan berambut panjang gelombang itu sepenuhnya.
"Gini ya, Fajar itu cuma babu gue. Dan kalo lo nyuruh gue jauhin Fajar, lo mau nanggung biaya gojek gue tiap hari? Atau nganterin gue pulang pergi sekolah? Lagian nih, rumah gue sama Fajar sebelahan anjir mau jauhin gimana? Rumahnya gue gotong gitu? Yang bener aja" cerocos senja kesal, sudah sedari tadi tapi gadis itu coba tahan-tahan.
"Ya seenggaknya lo jaga jarak lah sama dia. Hargai gue sebagai ceweknya. Lo cewek pasti tahu rasanya diposisi gue" jawab perempuan yang senja bahkan tak tahu namanya.
Senja menghela nafas, berusaha untuk tidak terpancing emosi walau dalam hati ia merapalkan sumpah serapahnya untuk cowok bantet itu.
"Mending sekarang kita cari si bantet" final senja.
"Ngapain?" ujar gadis itu mendelik.
"Inti permasalahan ini kan si bantet, ya dia harus ada lah, enak aja cuma gue yang dibawa"
Gadis itu diam, seperti memikirkan sesuatu.
"Kenapa? Takut?"
"Siapa bilang? Yaudah ayok"
Kedua gadis itu segera mencari dimana keberadaan Fajar. Tak lupa sesekali senja menelfon cowok itu karena ia terlalu malas berkeliling cuma buat nyari cowok gila itu.
Senja yang kebetulan berjalan dahulu langsung berhenti membuat gadis dibelakang nya juga berhenti.
"Kenapa berhenti?"
Senja hanya menunjuk kearah taman dimana ada cowok dan cewek yang tengah bercengkrama di sana.
"Noh liat yang lo ributin, lagi ngebucin cewek lain" sindir senja.
Cewek yang tadi melabrak senja sudah berancang-ancang menghampiri mereka namun segera dicegah senja.
"Mau ngapain lo?" tanya senja.
"Labrak lah, ngapain lagi?"
"Gak. Gak. Biarin mereka ngobrol, kayaknya lagi serius jangan diganggu" senja menarik gadis itu pergi.
Senja tahu siapa perempuan yang sedang bersama dengan Fajar. Mina, mantan pertama sekaligus tercinta dari seorang Fajar.
.....
"Nja"
"Apa?"
"Bareng radit lagi gak?"
Senja yang tengah menulis materi menoleh kearah Fajar dengan kening berkerut.
"Gak tahu"
"Gue mau anter mina ke toko alat tulis"
"Terus?"
"Ya gue nanya pulang nanti diajak balik bareng radit gak?"
"Gatau, Yaudah sih gue gampang"
"Gampang gimana? Ntar gue dimarahin bang Bintang kalo ninggalin lo"
"Kan emang lo ninggalin gue, gimana sih?" ujar senja santai.
Fajar mendecak, masalah nya semenjak hari kapan tahu, Bintang selalu ngewanti-wanti fajar buat jagain senja. Jadi dia agak ngerasa gak enak aja kalo biarin senja pulang sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar & Senja ✔
Teen FictionCeritanya mainstream. Kalau mau baca silahkan, kalau tidak tak apa. Dua manusia yang lahir diwaktu yang bertolak belakang, satu lahir saat sunrise satu lagi disaat sunset. rumah berdampingan,satu sekolah, satu kelas, satu meja. Tapi seperti kisah...