38* Papa Langit

172 41 20
                                    

Senja membuka pintu rumahnya sebal, sesampainya dirumah, Fajar yang masih keliatan gak terima sama fakta moli yang bunting meminta senja untuk pulang dulu karena cowok itu mau mengintrogasi kucing bantetnya.

Cowok itu bahkan mau mendedikasikan diri sebagai bapak untuk anak moli. Emang sebucin itu fajar sama tuh kucing bantet.

Ketika sampai diruang tamu gadis itu tersentak melihat laki-laki berumur empat puluh tahunan tengah duduk santai bersama bunda dan abangnya.

"Loh? Papa?!" seru senja, raut betenya seketika sirna digantikan wajah sumringah. Segera berlari untuk memeluk papanya.

"Senja kangen pa. Gak bosen apa terbang mulu" gerutu senja mengeratkan pelukannya.

Langit, selaku papa dari Bintang dan senja terkekeh pelan. Tangannya mengusap lembut rambut belakang senja yang masih erat memeluk nya.

"Maaf ya, papa jarang pulang" ujarnya yang membuat senja mengangguk. Gadis itu melepas pelukannya dan menatap ayahnya berbinar.

Sejak dulu senja begitu kagum dengan sosok langit. Selain pekerjaan nya yang seorang pilot, langit adalah sosok ayah yang begitu sayang dengan kedua anaknya.

Pembawaannya yang tenang dan ramah, papanya juga begitu loyal pada keluarga nya. Sesibuk apapun papanya, beliau tak pernah lupa mengabari keluarga terutama mamanya.

Bahkan senja selalu berdoa setiap hari, semoga kelak dia punya suami seperti langit.

"Papa, ayo weekend jalan-jalan. Senja kangen" ajak senja semangat, langit menoleh kearah sintia yang sedari tadi diam.

Mama sintia mengangguk pelan seolah mengijinkan apa yang senja minta. Gadis itu semakin sumringah.

"Jalan-jalan berempat kan?" tanya gadis itu lagi.

"Abang gak bisa, weekend ada janji sama dosen" sela Bintang yang membuat senja kecewa.

"Sama papa aja ya" ujar langit tenang.

"Mama? Gak ikut?"

Sintia sempat tersentak sebelum menggeleng, "mama ada urusan. Kamu sama papa aja ya" ujar sintia mengulas senyum untuk anak bungsu nya.

Senja mengangguk lesu.

"Kapan-kapan kita jalan berempat ya" ujar langit menenangkan Putri bungsu nya. Senja mengangguk semangat.

Selanjutnya senja sibuk bercerita dengan papanya, dia bahkan tak mau jauh-jauh dari langit. Senja memang manja dengan papa nya sedari kecil.

.....

"Fajar!"

Cowok dengan setelan seragam sekolah itu menoleh, menemukan senja yang melambaikan tangan kearahnya. Disamping gadis itu terdapat sosok laki-laki tinggi bertubuh tegap.

Tanpa disuruh Fajar segera berlari ke samping dan langsung menyalami langit yang tersenyum hangat ke arah nya.

"Kapan pulang om?" tanya Fajar melirik kecil kearah senja yang nampak berseri. Fajar ikut tersenyum simpul melihat nya.
"Kemarin malam, waktu kamu bawa anak om pergi" jawab langit kalem.

Fajar meringis, menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Lalu menoleh kearah senja yang sudah siap dengan tas ransel dipunggung nya.

"Mau berangkat sekarang?" tanya cowok itu kearah senja.

Gadis itu menggeleng, "hari ini gue dianter papa"

Fajar cemberut, "udah SMA masih diantar papanya" cibir cowok itu.

Senja melotot, kalo aja gak ada papanya udah botak itu kepala.

"Kapan lagi papa bisa nganter gue" sahut gadis itu meredam kesalnya.

Fajar & Senja ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang