41* Kenyataan

154 38 48
                                    

Senja mengetuk pintu coklat tua dihadapan pelan sebelum membuka nya.

"Mama"

Sintia tersenyum, lalu memberi gestur ke arah anaknya untuk mendekat.

"Kenapa ma?" tanya senja yang kini sudah duduk di samping mama ranjang orangtuanya.

Sintia mengusap surai panjang senja lembut. Senyum hangat yang beberapa hari ini tidak senja lihat kembali ia rasakan malam ini.

"Anak mama udah gede ya sekarang, udah punya pacar lagi" masih mengusap surai senja, sintia menatap anak gadis nya lembut.

Gadis itu memberengut, "senja gak punya pacar tahu"

Sintia terkekeh, "Jadi sama Fajar masih friendzone?"

Senja mendelik, tapi pipi nya memerah karena malu.

"Mama mah" sungut gadis itu lalu memeluk perempuan yang melahirkan nya dari samping. Sintia terkekeh sembari membalas pelukan anaknya.

"Ma"

"Kenapa sayang?"

"Senja kangen mama"

Sintia mengusap punggung senja lembut.

"Kan mama dirumah terus sama kamu"

"Tapi mama sekarang dikamar terus"

Gadis itu melepas pelukannya lalu menatap sang ibu sendu.

"Mama gak baik-baik aja kan?"

Sintia terdiam, dan senja bisa melihat perubahan ekspresi diwajah mamanya.

"Mama gakpapa"

"Bohong" sergah senja cepat. Ya, mama nya bohong, senja menyadari perbedaan suasana rumahnya beberapa hari ini.

"Sebenarnya ada apa sama papa?"

Mata sintia tiba-tiba berkaca, senja yang melihat itu merasa sakit didadanya walau sekarang ia mati-matian berusaha berfikir positif.

Sintia menarik nafas sebelum tersenyum kearah senja yang semakin tak karuan. Mamanya terlihat enggan menjawab pertanyaan nya.

"Senja ikut mama ya?"

Gadis itu tersentak, oh tidak kenapa pertanyaan mamanya membelokkan segala pikiran positif nya.

"Maksud mama?"

"Senja ikut mama ya?" tanya sintia masih tetap tersenyum tapi matanya tak bisa menipu. Oh, tuhan senja ingin menangis saat ini

"Ma..."

Sintia memeluk tubuh ramping senja erat, "maaf sayang. Maafin mama" bisik sintia namun masih bisa didengar senja.

"Besok, papa kamu akan ngasih tahu semuanya" lanjut mama sintia yang sukses membuat hati senja berantakan.

.......

Masih ingat dengan rencana weekend senja dan papa langit? Hari ini mereka akan jalan-jalan sesuai janji sang kepala keluarga. Hanya berdua.

Gadis bersurai sepunggung dengan poni tipis yang mulai panjang itu keluar kamar dengan wajah lesu, semalam dia menangis sepanjang malam bahkan setelah kembali ke kamar nya.

Sebenarnya senja ingin langsung bertanya pada papanya, tapi semalam mamanya berpesan agar tetap menjaga sikap seolah tidak tahu apapun, biarkan papa nya memberi tahu nya sendiri. Dan jangan membenci papa nya. Jujur untuk hal terakhir senja memang belum membenci papanya, senja tidak tahu pasti apa yang terjadi. Walau abang dan mamanya seolah memberitahu nya secara tersirat tapi senja seolah enggan percaya bahwa papa nya se brengsek itu.

Fajar & Senja ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang