46* Cerita Baru Dengan Orang Yang Sama

291 49 43
                                    

Jogja, 27 juli 2024.....


Senja pernah mendengar kalimat yang mengatakan,

"Waktu bisa menyembuhkan luka".

Tapi bagi Senja bukan waktu yang menyembuhkan luka nya. Hanya saja butuh waktu agar dirinya kuat untuk bisa menyembuhkan luka nya sendiri.

Menyesali masalalu dan terus mengutuknya dengan alasan luka yang tak pernah sembuh bukanlah solusi.

Mama Sintya selalu bilang, luka adalah salah satu cara manusia tumbuh dewasa. Bukan hanya dewasa sekedar angka tapi dewasa dihati dan fikiran.

Mungkin bukan waktu yang membuat nya sembuh tapi melalui waktu dia belajar banyak cara untuk sembuh.

Kini kepalanya berhias toga yang mati-matian ia dapatkan. Seluruh perjuangan nya ditengah keterpurukan benar-benar terasa melegakan.

Gadis cantik yang kini mengenakan kebaya merah maroon yang melekat pas ditubuhnya itu tersenyum bahagia tak kala teman-teman nya satu persatu hadir dan memberinya ucapan selamat.

Begitupun Mama dan abangnya yang kini sudah menjadi seorang ayah untuk gadis cilik berumur tiga tahun.

Senja bahagia melihat guratan bangga diwajah mereka, terutama Mama.

Gadis itu memeluk Mama nya dengan erat, dalam hati mengucap banyak terimakasih karena sudah begitu kuat untuk dirinya dan Bintang.

"Selamat ya sayang. Mama bangga sama kamu" mama Sintia mengusap airmata. Membuat Senja ikut menitihkan airmata.

Senja mengangguk, "makasih ya ma. Senja juga bangga punya ibu seperti mama" Senja kembali merengkuh mamanya sebelum Bintang mengacaukan.

"Luntur nanti bedaknya. Gak inget dandan dari subuh?" celetuk Bintang yang langsung mendapat hadiah cubitan dari istrinya.

Senja terkekeh pelan, lalu segera menubruk badan Bintang. Untung dirinya memakai heels jadi dia bisa lebih mudah menjangkau abangnya yang jakung itu.

"Senja tahu abang gak berpartisipasi apapun di skripsi Senja" Bintang yang mendengar itu melotot hendak protes tapi segera Senja potong.

"Tapi abang sangat, sangat, sangat berharga dihidup Senja. Makasih ya bang udah jadi kakak yang hebat buat Senja. Jagain istrinya, jangan sakiti Mbak Mawar"

Bintang tersenyum mendengar nya lalu mengangguk.

"Walaupun abang gak sebucin kamu, tapi abang pasti jaga Rose dengan baik Nja" ujar Bintang santai, Senja melepas pelukannya dan menggeplak lengan Bintang keras.

Gadis itu lalu beralih ke Rose, Rose yang paham langsung menyerahkan anaknya ke Bintang dan segera merengkuh Senja.
"Selamat ya Nja, kakak bangga sama kamu" ucap Rose mengusap punggung Senja lembut.

"Makasih ya Mbak udah bantuin Senja selama ini" Senja sangat berterimakasih karena Rose mempunyai peran penting untuk Senja selama ini setelah Mama dan Abangnya.

"Sama-sama. Kamu juga hebat udah bertahan sejauh ini"

Rose terkekeh pelan tak kala melihat wajah Senja yang sudah suram karena airmata.

"Tuh kan luntur, jadi jelek deh" celetuk Bintang asal.

Senja bodo amat dan malah ngusap airmata nya pake tisu asal.

Mama, Bang Bin dan Rose yang melihat itu kompak ketawa.

"Senja"

Deg.

Bagai mendapat sambaran petir, tubuh senja menegang ditempat. Badannya merinding mendengar suara yang sangat tak asing ditelinganya.

Gadis itu menoleh perlahan dan menemukan sosok laki-laki dengan setelan jas dan buket bunga besar dikedua tangannya. Tersenyum tulus ke arah dirinya.

Fajar & Senja ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang