"Senja"
Gadis yang tengah membereskan bukunya itu menoleh, matanya menangkap sosok gadis cantik yang tengah berjalan menuju mejanya. Garis wajah kalem nya menampakan raut cemas.
"Fajar gak masuk?" tanya nya langsung.
"Enggak"
"Kenapa?"
"Sakit dia" jawab senja sembari menyangklong tasnya,bersiap pulang. Tapi gadis itu masih menunggu mina yang malah mengeluarkan ponselnya.
Lalu terdengar ringtone yang lumayan keras apalagi kondisi kelas yang sudah agak sepi. Senja mendecak, lalu merogoh sesuatu didalam ranselnya.
"Kebiasaan gak di silent, untung kagak bunyi pas pelajaran" gumam senja yang jelas masih terdengar oleh mina.
Sedangkan mina membeku ditempat. Mati-matian dia berusaha mengelak apa yang ada dipikirannya saat ini.
Tapi kenyataan nya justru menghantam, tak kala melihat senja mengeluarkan ponsel hitam yang jelas ia tahu pemilik nya.
"Lah? Elu min yang telfon?" ujar senja bingung ketika melihat nama kontak yang menghubungi fajar.
Mina langsung mematikan panggilan,
"Itu hape fajar?"Senja mengangguk santai.
"Iya. Kalo mau jenguk langsung kerumahnya aja"
"Kok lo bawa hape nya fajar?" tanya mina masih tak mengerti.
Senja menangkap sesuatu yang lain dari kalimat pertanyaan mina, membuat nya berdehem.
"Ini- fajar tuh bego anaknya,udah tahu sakit malah main game, kepala nya malah tambah pusing. Biasanya bunda sih yang nyita ponselnya tapi bunda lagi gak dirumah" jelas senja jujur, karena memang begitu adanya.
"Gue gak buka apapun kok kalo lo khawatir soal itu. Gue ngerti batasan privasi" ujar senja lagi karena tiba-tiba merasa aneh.
"Oh, gitu. Bilang ke fajar ya nanti gue main kerumahnya sekalian jenguk"
"Oh, oke" jawab senja sembari senyum kaku, lalu membiarkan mina keluar dari kelasnya.
Senja menghela nafas, entah kenapa tiba-tiba jadi canggung sama mina. Padahal diantara pacar-pacar fajar lainnya cuma mina yang baik sama senja, baik dalam artian ya masih mau ngobrol sama nyapa aja kalo ketemu, kalo yang lainnya boro-boro nyapa, liat senja aja bawaannya sinis mulu.
"Pulang bareng gak nja?"
Senja tersentak, lalu menatap tya malas.
"Ngelamun mulu, untung gak gue tinggalin lu" ujar tya yang berjalan lebih dulu dan segera diikuti senja.
Iya, tya daritadi masih dikelas, dia juga liat mina yang datang ke kelas mereka. Cuma dia diem aja gak mau nyamperin karena merasa gak perlu.
"Tadi pagi lo bareng siapa?"
"Gojek"
Tya mendelik, "abang lo? Beneran gak mau nganterin lo lagi?"
Senja menggeleng, "abang gue kalo udah bucin, adeknya dibuang. Padahal mah kalo jomblo kemana-mana ngajak gue mulu biar dikata gak jomblo" curhat senja kesal.
"Kasian bener" ledek tya sambil mengeluarkan motor maticnya dari parkiran. Setelah agak susah payah ngeluarin motor akhirnya mereka bisa keluar dari lingkungan sekolah.
"Besok ada pr gak?" tanya senja dibelakang boncengan.
Maklum, senja tuh tipe murid yang gak langsung dikerjain waktu ada PR, kalo besok ada jadwalnya baru malemnya dikerjain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar & Senja ✔
Teen FictionCeritanya mainstream. Kalau mau baca silahkan, kalau tidak tak apa. Dua manusia yang lahir diwaktu yang bertolak belakang, satu lahir saat sunrise satu lagi disaat sunset. rumah berdampingan,satu sekolah, satu kelas, satu meja. Tapi seperti kisah...