36* Mbak Mawar

175 38 5
                                    

Senja tersentak kaget ketika melihat atensi seorang gadis didepan cermin toilet. Jantung nya berdebar kencang karena salah mengira bahwa perempuan yang disamping nya saat ini bukan manusia.

Senja ikut melempar senyum canggung ketika mina-gadis itu tersenyum hangat kearahnya.

Senja menyalakan kran disisi lain untuk cuci tangan. Hingga suara mina membuat nya membeku sesaat.

"Selamat ya nja"

Senja melongo, menatap mina tak paham.

"Jadian kan sama fajar?"

Saat mendengar pertanyaan dari gadis cantik itu, senja sama sekali tidak melihat kebencian dinada kalimat nya, justru terdengar tulus, membuat senja lagi-lagi merasa bersalah.

"Gue—gak jadian" jawab senja pelan, gadis itu mematikan kran lalu meraih tisu kering yang disediakan, mengikuti mina yang melakukan hal sama beberapa sekon yang lalu.

Mina tersentak, buru-buru minta maaf, karena kabar yang ia dengar sepasang sahabat itu tengah menjalin kasih.

"Maaf ya min" ucap senja menatap manik mina yang terlihat bingung.

"Seharusnya fajar gak nyakitin cewek sebaik elo" ujarnya tulus, dia benar-benar merasa bersalah tapi dia juga tidak bisa membohongi dirinya sendiri kalo dia sayang dengan fajar.

Mina tersenyum lembut, mengusap bahu senja pelan.

"Kita—semua salah nja. Maaf juga pernah bikin kamu terluka."

Senja menatap mina sendu. Kenapa gadis ini baik sekali. Senja merasa seperti tokoh jahat disini.

"Senja."

Gadis itu refleks menoleh.

"Kalo alasan lo belum jadian sama fajar karena masalah kemarin, tolong jangan terlalu merasa bersalah ya. Fajar itu sayang banget sama lo, jangan bikin dia nunggu lebih lama lagi" ujarnya tenang, tapi senja tahu mati-matian gadis itu menahan sakit nya.

Senja mengulas senyum tulus lalu mengangguk.

"Makasih ya."

Mina tersenyum simpul, lalu memeluk senja singkat.

"Gue berharap banget lo gak benci sama gue setelah kejadian kemarin" senja yang mendengar itu mendelik tak setuju.
Gadis itu melepas pelukan mereka dan menatap mina kesal.

"Yang ada gue yang ngomong gitu anjir"

Lalu kedua nya kompak tertawa.

Sedangkan fajar diam-diam tersenyum di luar toilet. Niatnya tadi mau jahilin senja tapi urung karena mendengar suara merdu mbak mantan.

Betapa adem hatinya mendengar mantan terindah sama masa depan akur.

Yeu, dasar buaya bantet.

......

"Assalamualaikum!," salam senja dengan semangat membuat dua sejoli yang tadi asik bercengkrama berjingkat kaget.

"Waalaikumsalam,"

Bintang langsung melayangkan tatapan tajam kearah adiknya yang berjalan dari arah pintu utama, ada seenggok manusia berjenis kelamin laki-laki mengekor dibelakang nya.

"Eh, ada tamu," ujar senja saat menyadari ada orang asing duduk berdampingan dengan abangnya.

Kedua remaja yang masih berbalut seragam itu berjalan mendekat.

"Ngapain lo ngikut kesini? Gak punya rumah?," tanya bintang pada fajar yang terlihat tak peduli, bahkan cowok itu dengan santai mengulurkan tangan ke arah pacar bintang yang duduk manis disofa.

Fajar & Senja ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang