21* Brosur kehilangan

162 37 3
                                    

Senja bangun dari tempat tidurnya dengan malas, niatnya gak mau masuk sekolah aja, soalnya kakinya bener-bener pegel, tapi mamanya sedari pagi ngomel mulu ditambah Bintang yang kurang ajar malah bilang kalau itu cuma alesan karena senja males sekolah.

Kalau bisa senja mau tukar tambah abang aja, beneran. Capek lahir batin dia.

Gadis itu langsung turun kebawah ketika sudah rapi, masih dengan wajah kusutnya dan makin kusut ketika menemukan sosok fajar tengah anteng duduk dimeja makan bersama keluarga nya.

"Ngapain lo?!" tanya senja gak nyelo.

"Makan lah, ngapain lagi" sahut fajar enteng.

Senja membanting tasnya dikursi lalu duduk dengan gerakan kasar membuat mama menegurnya.

Senja diem aja karena dalam hati masih kesel terutama sama abangnya yang sekarang tengah cengengesan didepannya.

"Ngapain ketawa? Gila?" tanya senja pada bintang yang malah makin cengengesan.

"Senja, kalau makan jangan ribut" tegur mama.

"Bang bintang tuh ma, usil. Masa semalam abang ngagetin aku diarea yang lampunya mati itu, untung senja gak punya penyakit jantung" dumel senja.

"Kamu ini ada-ada aja bang" tegur mama pada anak sulung nya itu.

Lalu menoleh kearah senja dan fajar yang duduk berdampingan.

"Emang kalian semalam kemana? ngedate ya?" ujar mama sambil mengerling jahil.

"Apasih ma, orang kita nyari moli. Ilang tuh gak tahu kemana. Nyusahin emang"

"Loh? Kok bisa? Sekarang belum pulang?" tanya mama pada fajar yang hanya dibalas gelengan.

"Yaudah, nanti cari lagi. Siapa tahu ketemu" ujar mamanya enteng, tapi senja sudah melotot.

"Iya tante nanti pulang sekolah, berangkat dulu ya tante. Assalamualaikum" pamit fajar yang mau tak mau diikuti senja karena dia nebeng.
Senja sudah menggerutu, apalagi dia sudah menebak pasti fajar akan menjemput bucinannya, tapi ternyata senja salah. Sampai sekolah mereka hanya berdua dalam mobil.

"Tumben, gak jemput permaisuri lo?"

"Ha? Enggak"

"Kenapa?"

"Lo mau emang jadi nyamuk?"

"Ya nggaklah anjir" ujar senja sambil keluar dari mobil.

Sampai di koridor ia tak sengaja bertemu dengan radit.

"Baru nyampe?" tanya radit basa basi.

"Iya kak, hehe"

Lalu cowok itu gak sengaja liat fajar dibelakang senja.

"Kamu sama fajar tuh saudaraan apa gimana?"

"Ha? Enggaklah, fajar mah cuma babu aku" sahut senja sambil terkekeh sebelum wajahnya diraup dari arah belakang.

"Iya gue babu, lo bawahannya babu" ujar fajar enteng tapi hanya melewati keduanya.

Senja yang kesal hanya tersenyum kaku kearah radit yang menatap mereka heran.

"Sorry kak"

Radit senyum, "gakpapa, aku duluan ya. Udah mau bel. Nanti kekantin bareng,aku jemput" senja hanya mengangguk.

Hatinya jadi berbunga pagi ini karena bertemu gebetan. Lumayan buat mood booster bentar sebelum kembali rusuh ketika masuk kelas.

......

Fajar & Senja ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang