Senja tertawa ngakak melihat Fajar menjerit kesakitan. Tak perduli meskipun cowok itu mengumpatinya pelan.
"Kasar banget. Gak bisa dapet pacar mampus lo" ucap Fajar jengkel.
"Bodo amat" sahut Senja tak peduli banyak.
Fajar mendecih, "bilang aja gak laku"
"Ngomong lagi gue jahit mulut lo!" ancam Senja membuat Fajar bergidik ngeri. Namun bukan Fajar namanya kalau nurut begitu saja.
"Kasian gue sama cowok lo nanti" ucap Fajar seolah prihatin membuat Senja mengumpat pelan.
"Urusin noh cewek lo yang ngambek" ujar Senja melempar Fajar dengan bantal sofa.
"Itu gara-gara lo ya!"
"Gue udah nolak ya njir. Lo yang maksa gue!" sahut Senja tak terima.
Fajar mendecak, menyenderkan punggung ke sofa sembari mengusap moli yang sekarang tertidur dipangkuan nya.
"Lupain. Udah putus juga" jawab Fajar santai.
Senja melotot kaget tapi berikutnya santai. Kenapa harus kaget padahal dia sering liat Fajar gonta-ganti cewek.
"Gue aduin bunda mampus lo" ancam Senja menyipitkan mata.
Bukannya takut, Fajar justru terkekeh ringan. Mengusap surai hitam Senja gemas.
"Gue udah dapet gebetan baru nih. Nanti malem mau gue tembak. Mau liat gak?" tanya Fajar lagi sambil memainkan alisnya.
Senja hanya melirik Fajar dengan tatapan menghujat.
Fajar semakin ngakak. Si gadis mendecak lalu dengan santai menggeplak paha tetangganya itu keras.
"Lo gak takut kena karma apa? Mainin cewek mulu"
Fajar yang masih setengah meringis memberi tatapan tak setuju.
"Gue gak pernah mainin cewe Senja. Kadang mereka nembak gue duluan jadi gak enak buat nolak" jawab Fajar cengengesan.
Senja mendecak. "Gue serius bangsad. Lo tuh gak capek apa gonta-ganti pacar mulu? Pacaran cuma sehari dua hari—"
"Satu jam juga pernah" potong Fajar santai, Senja mengumpat kasar sedangkan Fajar malah tertawa.
"Sesekali serius sama satu cewek coba jar, gue yakin bunda lo pasti bakal marah kalau tahu anaknya brengsek" ucap Senja.
Fajar mendelik, agak tidak terima di bilang brengsek, walau emang brengsek tapi dia gak brengsek banget kok.
"Belum ada yang cocok Nja" jawab Fajar santai.
Senja mendecih mendengar jawaban Fajar. "Terserah lo ya, nanti kalau kena karma gak usah bawa-bawa gue" ucap Senja menyerah. Toh, hidup Fajar ini. Bukan urusan dia.
Fajar diam. Melirik gadis yang kini menyandarkan kepala di sofa dengan mata terpejam.
"Nanti kalau mama gue pulang bangunin ya Jar" pesan Senja masih dengan mata terpejam.
Fajar hanya berdeham sebagai jawaban, matanya tak beralih dari gadis disebelahnya. Masih menatap Senja dengan tatapan yang sulit diartikan.
Satu hal yang tidak Senja tahu, alasan paling utama kenapa Fajar tidak pernah menetap pada satu perempuan dalam waktu yang lama adalah karena gadis itu sendiri. Setiap gadis yang Fajar pacari akan langsung ia putuskan ketika mereka mempermasalahkan hubungannya dengan Senja.
Fajar tidak suka, mereka seolah mempermasalahkan keberadaan Senja dihidupnya.
"Nja"
"Hem"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar & Senja ✔
Teen FictionCeritanya mainstream. Kalau mau baca silahkan, kalau tidak tak apa. Dua manusia yang lahir diwaktu yang bertolak belakang, satu lahir saat sunrise satu lagi disaat sunset. rumah berdampingan,satu sekolah, satu kelas, satu meja. Tapi seperti kisah...