32* Berantakan

208 48 28
                                    

"Karena lo udah tahu—"

"kita putus ya"

Senja tertawa hambar, menatap kosong ujung sepatunya.

Radit mengusak rambutnya kasar, sesekali meringis karena lebam diwajahnya.

"Sorry, gue deketin lo buat tantangan dare" ujar radit lagi, ia merasa bersalah sebenarnya sudah membohongi gadis didepannya, tapi ya mau gimana lagi? Toh dia juga dijutekin habis-habisan sama pacarnya gara-gara ini.

Senja mendongak, menatap kearah radit yang wajahnya penuh lebam. Awalnya dia pengen nonjok wajah cowok itu tapi sepertinya fajar sudah meratakan lebam diwajah tampan radit hingga senja tidak punya space untuk memukulnya.

"Kenapa harus gue?" tanya senja datar.

"Lo tahu alasannya, senja"

Senja menghela nafas, sudah menebak hal ini.

"Apa tantangan nya?"

"Jadian sama lo selama seminggu?" jawab radit tak yakin.

Senja mengangguk paham, "Belum ada seminggu, lanjutin aja. Nanti putus kalo udah habis waktunya"

Mata radit membola mendengar penuturan santai dari senja.

"Tapi nja—"

"Seminggu kan? Yaudah, tinggal tiga hari ini" ujar senja tanpa beban, radit menggeleng keras menatap senja tak paham.

"Enggak, gue deketin lo cuma buat dare dan karena lo udah tahu kita harus putus, gue juga punya cewek" jawab radit tegas lalu meninggalkan senja.

Senja menghela nafas kasar.

Anggap senja bodoh, karena memang dia bodoh. Bukan tanpa alasan senja mengatakan hal tadi. Cinta? Tidak. Senja bahkan belum mencintai kakak kelasnya itu. Radit hanya pelarian. Iya, sebenarnya senja juga jahat disini karena memanfaatkan radit sebagai pelariannya tapi ternyata cowok itu juga memanfaatkan nya. Jadi impas sebenarnya.

Rasanya senja ingin tertawa keras akan hatinya yang begitu sakit. Iya, sakit banget. Sampai senja mau tinggalin hatinya aja dirumah.

Dia tahu alasan kenapa harus dia yang dijadikan target dare kakak kelasnya itu.

Tentu saja karena fajar dan dia kena imbasnya.

"Nja?"

Senja menoleh, menatap datar fajar yang berdiri dihadapan nya. Wajah cowok itu juga sama babak belurnya, entahlah senja tidak sempat melerai mereka, dia memilih menjauh dan mengajak radit bertemu beberapa saat kemudian.

"Gak usah urusin hidup gue"

Fajar menghela nafas kasar. Wajahnya sudah amburadul, rambut dan seragam nya juga berantakan dan kotor.

"Gue sahabat lo nja, wajar"

'Sahabat katanya?' senja tertawa dalam hati.

Senja menatap tajam kearah fajar,
"Tapi gue gak suka!"

"Gak peduli lo suka atau enggak, tugas gue jagain elo"

"Gue bilang jangan ikut campur, lo ngerti gak sih?!" bentak senja, nafasnya naik turun menahan emosi.

"Gue lakuin itu buat lindungin lo!" emosi fajar ikut terpancing apalagi melihat tatapan benci dimata senja.

"Tapi gue gak mau!"

Fajar memejamkan matanya guna meredam emosi. Tangannya refleks menahan lengan senja yang hendak pergi.

"Jangan suka sama gue nja"

Fajar & Senja ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang