"Seneng amat abis ngapelin Fajar"
Suara itu membuat garis wajah Senja langsung berubah. Memandang abangnya sengit. Walau cowok itu tak melihat karena sibuk bermain ponsel di ruang tamu.
"Anjing!" umpat Bintang kaget. Sebab, adik laknatnya dengan kurang ajar menjatuhkan kaki Bintang yang selonjoran disofa. Membuat cowok jakung itu terjungkal ke bawah.
"MA! ABANG NGOMONG KASAR!" seru Senja membuat Bintang melotot. Tuh kan, emang gak ada akhlak sama sekali.
"NGOMONG APA BANG?!" balas mama setengah teriak dari lantai atas.
"ENGGAK MA! SENJA BOONG!" jawab Bintang panik lalu segera mengancam adiknya untuk diam.
Senja tertawa puas, biasanya Bintang yang selalu jahil padanya.
Melihat adiknya tertawa Bintang jadi mendengus sebal. Memilih untuk duduk dibawah dengan tubuh bersender disofa membuat Senja bisa melihat apa yang ada dilayar ponsel abangnya.
Gadis itu menyeringit, melihat foto asing di layar.
"Siapa bang? cantik amat" komen Senja, sedikit mencondongkan diri agar bisa melihat lebih jelas wajah yang ada disana.
Bintang yang mendengar itu tersenyum jumawa.
"Cantik kan? Pacar baru gue nih" pamer Bintang membuat Senja mendecih. Gadis itu kembali duduk tegap.
"Kok dia mau sih sama abang?" cibir Senja santai membuat Bintang mendelik.
"Gak cocok ih. Kalau aku jadi dia mah langsung aku putusin" julid Senja.
"Untungnya dia bukan elo" ucap Bintang kesal. Lalu mendorong adiknya pelan.
"Udah sana! Abang mau pacaran. Jangan ganggu" usir Bintang membuat Senja mendengus.
"Mending lo chat Fajar sono atau samperin ke rumahnya lagi" kata Bintang tiba-tiba.
"Dih, ngapain?" tanya Senja sewot.
"Ya minta tebengan lah, masa minta receh!" ucap Bintang tak kalah sewot.
"Kan ada abang. Ngapain nebeng dia?" ucap Senja tak mengerti
"Sekarang kan abang punya pacar, otomatis abang bareng pacar lah" sahut Bintang santai.
Senja yang mendengar itu mendelik tak terima.
"Jadi abang lebih milih pacar daripada adek sendiri?"
"Iyalah" jawab Bintang tanpa pikir panjang.
Senja menatap abang nya keki.
"Gak mau! Pokoknya besok Senja nebeng abang kayak biasa" ucap Senja merajuk.
Bintang mendecak, adiknya ini memang keras kepala.
"Gue udah janji mau jemput besok" ucap Bintang.
"Yaudah batalin aja"
"Enak banget tuh mulut. Gak. Pokoknya lo besok nebeng Fajar" ucap Bintang tak mau mengalah.
"Senja gak mau bareng Fajar!"
"Yaudah, jalan kaki sono"
"Gak mau tahu-"
"Ribut teross, bentar lagi roboh ini rumah denger kalian berantem" sindir mama Sintia dari arah tangga.
"Bang Bintang nih ma, masa Senja di suruh jalan kaki ke sekolah" adu Senja dengan wajah cemberut.
"Disuruh minta tebengan Fajar gak mau, ya udah jalan sono" sahut Bintang santai.
Senja sendiri sudah gregetan, mengambil bantal sofa lalu memukul abangnya gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar & Senja ✔
JugendliteraturCeritanya mainstream. Kalau mau baca silahkan, kalau tidak tak apa. Dua manusia yang lahir diwaktu yang bertolak belakang, satu lahir saat sunrise satu lagi disaat sunset. rumah berdampingan,satu sekolah, satu kelas, satu meja. Tapi seperti kisah...