epilog

304 45 35
                                    

"AYAH, BURUAN BANGUN. GAK KERJA KAMU?!"

"KAKAK, BUNDA KAN UDAH BILANG KALO ABIS MANDI HANDUK DIJEMUR!"

"ADEK, KAMU BELUM MANDI?!"

Senja menghela nafas, jarinya memijit pangkal hidung. Pagi-pagi udah pusing.

Perempuan yang kini mengenakan daster dan celemek dibadannya itu kembali fokus pada masakannya.

"Bunda, dasi kakak mana?" tanya Raja, anak laki-laki sulungnya.

"Kok tanya bunda. Kan yang make kamu" jawab Senja menuangkan nasi goreng ke mangkok besar.

"Ya mana tahu bunda liat" ujar Raja menuruni anak tangga.

"Gak, bunda gak tahu" Senja membalikkan badan nya dan terkejut menemukan Raja yang duduk dimeja makan.

"Gak kamu cari?"

Raja menggeleng malas, "mager. Paling cuma di suruh lari lapangan" jawabnya santai.

Senja menarik nafas dalam, sebelum naik ke lantai atas buat cariin dasi anaknya.

Dan beberapa detik kemudian.

"KAKAK, INI APA KALO BUKAN DASI?! KALO NYARI TUH YANG BENER!!" Teriak Senja dari lantai atas. Raja hanya meringis dari tempatnya, padahal tadi dia udah nyari tapi gak ketemu, kenapa giliran bundanya langsung ketemu?

"Lo ngapain lagi sih? Bikin bunda berisik banget pagi-pagi" tanya Ratu, anak bungsu Fajar dan Senja.

"Kepo"

"Dih, cuma nanya ya anjir. Kepo mata lo!"

"Ya santai dong, gak usah ngegas!"

"Lo juga ngegas ya!"

"Kan elo yang mulai duluan!"

Raja dan Ratu menoleh ketika ada yang mencolek bahu keduanya.

"Itu di dapur ada berbagai jenis pisau punya bunda. Pake aja"

Kedua anak itu mendelik ke arah ayah nya yang baru saja bicara.

Sedangkan yang ditatap hanya mengendikkan bahu acuh lalu mengambil nasi goreng untuk sarapan.

Tak lama Senja turun dari lantai atas dengan dasi abu-abu ditangan.

"Lain kali kalo nyari pake mata kak" ujar Senja datar sambil memakai kan dasi ke anaknya.

Raja hanya cengengesan. Gak peduli dia walaupun bundanya marah.

"Adek udah mandi?" tanya Senja sesudah memasangkan dasi Raja.

Ratu mendesah pelan, "udah bun"

"Boong, liat tuh Bun masih ada belek nya" kompor Raja yang membuat Ratu melotot tajam.

"Gak mandi lagi kamu?" tanya Senja.

Ratu nya cuma haha hehe.

"Cewek kok jarang mandi. Jorok" ujar Raja santai.

"Diem lo"

"Mandi dek, kamu ini perempuan kok males mandi sih?" ujar Senja, sudah tak mengerti lagi dengan anak perempuan nya.

"Airnya dingin bun" alasan Ratu.

"Kamu fikir ayah kerja selama ini dapet apa? Itu kamar mandi kamu ada air panasnya ya Ratu" sahut Fajar masih dengan makan sarapannya.

"Iya iya, besok mandi" jawab Ratu santai.

Senja mendecak, lalu menoleh kearah anak sulungnya yang bersiap berangkat tanpa sarapan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fajar & Senja ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang