"SENJA, WOY KELUAR BURUAN!"
senja yang tadi goleran dikasur spontan mengumpat kaget mendengar teriakan nyaring dari luar rumahnya. Tak hanya teriakan tapi juga gedoran yang gak ada selow-selownya.
Dari suara cemprengnya sih senja kenal, jadi ia memutuskan untuk keluar walau berat karena dia sangat teramat mager.
Ketika sampai ditangga ia mendengar suara abangnya yang seperti mengomel pada Fajar, mampus salah siapa sore-sore ribut.
"Heh, bantet. Ngapain sih lo?" ujar senja kesal ketika sudah sampai diantara abang dan Fajar.
Fajar yang melihat senja langsung bergerak panik.
"Moli nja moli" melihat Fajar yang panik senja ikutan panik, ya gimana senja anaknya panikan.
"Kenapa? KENAPA?! JANGAN SETENGAH-SETENGAH DONG!" ujar senja ikutan panik sekaligus ngegas.
"YA SABAR DONG, LAGI PANIK NIH!"
"YA LO NYA JANGAN PANIK ANJER, KAN GUE IKUTAN!"
Bintang yang berada didekat kedua manusia toa itu memilih untuk mengundurkan diri sambil menutup telinga. Bisa budeg dia kalo lama-lama berdiam disana.
"Tenang dulu tenang, tarik nafas" ujar senja yang diikuti fajar dengan polosnya.
"Sekarang, ada apa? Moli kenapa?" tanya senja yang sebenarnya cape teriak-teriak dari tadi mana aus lagi."Moli ilang" ujar fajar jadi sendu, suaranya bahkan terdengar lirih.
"Ha? Ilang gimana?" tanya senja tak mengerti.
"Ya ilanglah goblok, ilang kok gimana?!" sahut fajar kesal.
Senja tanpa babibu langsung menggeplak kepala fajar, membuat cowok itu cemberut.
"Maksud gue, kok bisa ilang. Emang mata lo kemana? Lo masukin tupperware, ha? Moli kan jarang keluar rumah!?" jadi ikutan kesel kan senjanya.
"Gak tahu, pas gue mau kasih makan kayak biasanya dia gak ada, dipanggil juga gak nyaut"
"Nyelip kali"
"Lo pikir moli upil pake nyelip?!"
"Ya lo pikir cuma upil yang bisa nyelip?!"
Sebelum fajar menyahut, senja lebih dulu kembali bicara.
"Tau ah jar, capek gue teriak mulu" ujar senja lelah hendak pergi namun dicegat Fajar.
"Mau kemana? Bantuin nyari" pinta Fajar memelas.
Dalam hati senja mendecih,kalo butuh aja sok melas.
"Mau minum aus gue ngomong ama lu, udah sono nanti gue bantuin nyari" usir senja yang membuat fajar cemberut tapi menurut untuk kembali kerumah.
"Belum ketemu?" tanya senja yang tiba-tiba masuk kedalam rumah fajar.
Yang ditanya hanya menggeleng lemah.
"Apa dia kabur?tapi kenapa? Perasaan gue ngasi makannya rutin. Gak gue aniaya juga" gumam fajar ngawur.
"Main kerumah tetangga kali, atau jalan-jalan karena bosen dirumah" ujar senja sembari menelisik ke kolong-kolong mana tahu buntelan bulu putih itu ngumpet disana.
"Positif thingking sekali anda" ujar fajar skeptis.
"Ya mau panik juga gak bakal bikin moli ketemu bego" balas senja datar.
"Terus mili kemana?" tanya senja yang sedari tadi juga tidak menemukan kucing kecil nya itu.
"Masih di petshop, belum gue ambil" jawab Fajar berlalu menuju kamarnya, ia kembali dengan menggunakan jaket hitam dan melempar hoodie abu kearah senja yang kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar & Senja ✔
Teen FictionCeritanya mainstream. Kalau mau baca silahkan, kalau tidak tak apa. Dua manusia yang lahir diwaktu yang bertolak belakang, satu lahir saat sunrise satu lagi disaat sunset. rumah berdampingan,satu sekolah, satu kelas, satu meja. Tapi seperti kisah...