Fajar tampak diam sejak kejadian tak sengaja dijalan tadi, bahkan dia hanya merespon ucapan bundanya dengan singkat sepanjang jalan, melewatkan makan malam begitu saja.
Pemuda itu masih berfikir siapa perempuan yang bersama papa langit? Dari perawakan dan model rambut bukan tante sintia. fajar jadi kesal, kenapa tadi dia tidak bisa melihat wajah perempuan itu dan hanya melihat bagian belakang?
Hingga ketika ia menyibak gorden balkon kamar, matanya langsung menangkap sosok perempuan yang duduk membelakangi pembatas balkon seberang sana, lengkap dengan selimut tebal yang membungkus badannya.
Dengan inisiatif fajar mengambil sebuah kaleng susu bekas yang tergantung di pembatas balkonnya, menyambung dengan tali panjang yang terhubung dengan benda yang sama di balkon kamar senja.
Sengaja digoyang pelan hingga menimbulkan suara gesekan antara kaleng dan besi pembatas di balkon senja.
Gadis itu langsung membalikan badannya saat itu juga. Menatap fajar yang sudah siap dengan kaleng di depan mulutnya, secara naluri senja mengambil miliknya lalu menempelkan ke telinga.
Beberapa hari lalu fajar yang mempunyai ide tersebut, ia teringat akan mainan anak kecil yang bisa digunakan sebagai penghantar suara itu. Alasannya karena dia tak mau buang-buang pulsa kalo mau ngobrol, sebab jarak balkon mereka tidak bisa terdengar jelas jika bicara normal.
"Ngapain lo? Mau cosplay jadi lemper?"
Senja mendecak, enggan menjawab.
"Bunda udah tidur?" tanya gadis itu tanpa menjawab pertanyaan dari fajar.
"Udah"
"Mau oleh-oleh?" tanya fajar kini menumpukan badannya di pembatas dengan satu tangan memegang kaleng yang menjadi media komunikasi mereka sembari menatap lurus kearah senja.
"Emang bunda bawa?"
"Enggak"
Senja mendelik,
"Tidur aja sana lo!"
Fajar terkekeh, "ngapain diem disitu, dingin nja. Masuk sana" ujar fajar lembut. Senja yang mendengar itu jadi kembali menunduk ingat lagi apa yang dia fikirkan.
"Kenapa?" suara fajar kembali terdengar.
"Jangan bilang gakpapa, gue tahu lo kenapa-napa" potong fajar segera sebelum senja menjawab.
"Lagi overthinking" jawab senja sembari menggulung sembarang selimut nya dengan satu tangan yang menganggur.
"Papa lo?"
Gerakan senja terhenti begitu saja.
"Kok tahu?"
"Kan gue belahan jiwa lo, apapun yang lo rasain gue tahu"
Senja menatap fajar dari balkonnya datar, sama sekali tidak terkesan dengan gombalan nya. Sedangkan diseberang sana, fajar malah tertawa.
"Kalo gue loncat dari sini, lo ikut rasain sakitnya juga gak?"
"Iya dong, tapi baiknya jangan deh nja"
"Kenapa? Takut kan lo kehilangan gue?"
"Bukan. Kasian gue sama pavingnya ketiban lo"
"SINI LO BERANTEM SAMA GUE!"
fajar ketawa ngakak liat ekpresi kesal senja.
Fajar kembali meraih kalengnya, "ayo turun. Berantem kita dibawah" tantang fajar yang langsung meletakkan kalengnya ditempat semula agar tidak jatuh,membiarkan tali panjang menjulur diantara balkon kamar mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar & Senja ✔
Roman pour AdolescentsCeritanya mainstream. Kalau mau baca silahkan, kalau tidak tak apa. Dua manusia yang lahir diwaktu yang bertolak belakang, satu lahir saat sunrise satu lagi disaat sunset. rumah berdampingan,satu sekolah, satu kelas, satu meja. Tapi seperti kisah...