Ujian.

1.4K 84 4
                                    

Hari-hari yang mereka alami terasa sederhana,tanpa ada masalah yang berat.

Hari ini hari pertama Arka akan ujian kelulusan.Arka sengaja berangkat pagi agar bisa mampir kerumah Vava terlebih dahulu.

"Kalau telat gimana?" Ucapan pertama Vava saat Arka datang kerumahnya,bukannya disambut malah dibuat kesal.

"Vaa,gue ini mau ujian. Ini juga masih pagi lho,gue sengaja mampir kesini biar ada semangat. Siapa tau kalau nanti doi gue ngasih semangat. Eh ini malah langsung bikin kesel" Ketus Arka pada Vava.

"Iya maaf,kan gue kaget tiba-tiba lu kesini. Gue takut lu telat ka"

"Ini kok gemesin si" Arka mencubit kedua pipi Vava dengan gemas,Alhasil mendapat tatapan kesal dari Vava.

"Makanya jangan gitu. Semangatin dulu" bujuk Arka pada Vava yang sekarang malah terlihat sangat kesal padanya.

"Semangat" balas Vava malas.

"Gitu doang?"

Vava menarik nafas pasrah,ia masih kesal dengan Arka.

"Semangat ya sayangnya Vava,pokoknya harus dapet nilai yang ++ biar bisa buat bangga. Gak boleh ngecewain orang lain ataupun diri sendiri. Oke?" Ujar Vava yang dibuat dengan nada semanis mungkin. Namun Arka tau dari nada bicara Vava,kekasihnya itu masih kesal dengannya.

"Iya sayang,peyuk tium dulu sini" sontak Vava memeluk Arka.

Arka mencium pucuk kepala Vava beberapa saat.

"Pokoknya Arka bakal buat Vava bangga" ujar Arka penuh keyakinan. Vava mengeratkan pelukkannya,ia suka bau parfum Arka,tapi yang paling Vava suka,pelukan Arka hangat dan menenangkan.

"Iyaa" balas Vava.

__________

Sebelum berangkat ujian Arka selalu menyempatkan diri kerumah Vava,pasalnya kekasihnya itu melarang dirinya untuk kerumah saat malam hari. Vava juga melarang Arka untuk keluar nongkrong bersama Wolves untuk beberapa saat. Bukan tanpa alasan Vava melarang,namun Vava hanya ingin Arka menyelesaikan ujiannya dahulu dengan baik dan lancar. Ini juga atas usulan Jihan,mamanya Arka.

Vava sudah mengetahui perihal kembalinya Jihan dan Gadis yang menjadi adik angkat Arka.

Vava selalu menyarankan Arka agar Arka memperhatikan Gadis juga,bukan hanya dirinya. Gadis adik angkat Arka,mungkin untuk beberapa saat Gadis akan merasa canggung dengan keluarga Arka,apalagi jika Mereka tak terlalu menghiraukan keberadaan Gadis. Mungkin Gadis tidak akan betah.

"Masih ingat perintahnya kan?" Tanya Vava sebelum Arka menyalakan motornya.

"Iya Sayang,masih inget kok"

"Apaan coba?"

"Beliin Boba,Martabak,Seblak,Coklat sama Es krim kan?" Ujar Arka dengan lancar. Vava mengangguk dengan bahagia.

"Pokoknya jangan lupa,itu semua nanti dikasih ke Gadis. Dikasihnya baik-baik,jangan kasar lho ya" tutur Vava. Arka mengangguk mengiyakan.

"Yaudah sana berangkat. Semangat buat Ujian terakhirnya sayangg,mwuahh" Vava mencium pipi Arka seketika.

"Mau dicium balek gak?" Goda Arka. Dengan cepat Vava menggeleng.

"Udah sana berangkatt" perintah Vava pada Arka. Arka hanya tersenyum menanggapinya lantas berpamitan dan segera menuju kesekolahan.

ARKA & VAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang