"Lu tadi dari mana dek?" Tanya Zidan tanpa menoleh ke arah adeknya yang sudah duduk disebelahnya dengan membawa beberapa cemilan setelah selesai makan malam.
"Dari dapur ambil cemilan" balasnya santai.
Zidan berdecak kesal.
"Kenapa? Emang salah?" Tanya Vava. Zidan hanya diam tak menjawab,tatapannya masih terfokus pada layar televisi.
"Kagak ke markas wolves bang?" Lanjutnya. Zidan menggeleng.
"Lu ngapa sih,cuek amat ama gue. Gue salah apa coba" kesal Vava.
"Kagak ada" Vava tak menjawab. Ia lebih menikmati cemilannya dan terus menonton tv.
Drttt..drttt
Ponsel Vava bergetar,tertera nama salah satu anak cader disana. Ia beranjak sedikit menjauh dari kakaknya."Apa?" Tanya Vava dingin.
"...."
"Gue kesana sekarang"
Vava mematikan telfonnya sepihak. Memesan gojek lalu Menoleh ke abangnya sebentar,Zidan masih menatap layar tv dengan serius. Vava berlari kecil ke kamarnya dan mengganti pakaian panjang dan membawa ransel untuk pakaian sekolahnya."Gue nginep dirumah temen" ucap Vava berjalan keluar rumah. Tak ada jawaban dari Zidan.
🍭
Kavita memegang tangan Vava,bukan karna takut,tapi canggung. Hanya ada beberapa cewek disini. Termasuk Alin,tunangan Azka.
Elang dan Azka duduk bersebelahan dibangku paling depan,menghadap ke arah anak-anak cader berada. Tatapan tajam dari keduanya cukup mengerikan,namun menambah kesan tampan.
Vava berada di barisan paling depan,disampingnya terdapat Kavita dan Haidar. Disebelah Haidar terdapat Bagas,Alin dan Diksa.
"Gue minta maaf kalau malam ini gue kumpulin kalian secara mendadak" ucap Azka tegas. Wajah datar dan tatapan tajam menghiasi wajah tampannya. Sekilas ia menatap Elang dan dibalas anggukan.
"Mulai sekarang kita bukan Cader tapi kita GALACTUS" Ucapnya menekan pada kata Galactus.
Vava mengerutkan dahinya,Ganti nama? Udah dapet izin belom?
Azka dan Elang menatap mereka ,seperti tak ada penolakan sama sekali,tapi Vava,ia menatap Elang meminta penjelasan. Elang mengangkat sebelah alisnya, tersenyum tipis lalu mengangguk.
Vava semakin geram melihat tingkah Elang,sungguh lelaki itu membuatnya kesal."Dan penggantian nama cader menjadi Galactus ini atas usul tetua kita." Ucap Elang. Lelaki itu kembali menatap Vava,Vava belum puas atas apa yang didengarnya. Elang menghela nafasnya pelan.
"Kalau tanya pake kalimat,bukan kode!" Ucap Elang tegas. Lalu tersenyum tipis ke Vava.
Vava melotot tak percaya,Elang membuatnya benar-benar kesal.
'Anjing!' Gumamnya
"Kenapa? Dia nyindir lu?"bisik Kavita pada Vava. Vava menunduk ,menghela nafasnya kasar.
"Kenapa cader diganti Galactus?" Vava menoleh ke sebelahnya,ternyata Haidar yang bertanya,Dan ternyata Haidar juga nggak tau masalah ini?Vava tersenyum tipis.
Elang dan Azka menatap Haidar,Azka menatap Vava sebentar,melihat gadis itu tersenyum membuat hatinya berbunga,manis.
"Karna nama cader sudah tak dihargai lagi di Bandung,banyak orang yang mencoba menjatuhkan kita" Ucap Azka.
"Kita saudara,di mana pun kita berada, Gue Harap Kalian Paham"lanjut Elang.
22.30
Rapat dadakan tentang penggantian nama dan perkenalan beberapa anggota baru sudah selesai.Vava bersandar dosofa dengan Kavita dan Haidar disebelahnya.Elang dan Azka berbincang dengan tetua mereka,yang ternyata datang ke rapat namun terlambat. Oke itu tak apa,sebab mereka sudah tua jadi wajarlah.
Vava menatap langit-langit rumah itu dengan tenang. Beberapa sudah pulang,namun masih ada juga yang santai berbincang-bincang,atau mungkin mereka akan menginap untuk malam ini. Mata Vava perlahan menutup,ia cukup lelah.
Vava merasakan seseorang mengelus rambutnya pelan,nafasnya terasa begitu dekat. Perlahan ia membuka matanya,matanya menatapnya begitu tajam.
Cup..
Vava mengecup bibir Elang. Segera ia membenarkan duduknya."Lho kok kamar? Gue kan tadi diruang tengah" gumamnya.
"Gue yang bawa lu kesini. Gue kasihan sama lu,kayaknya kecapekan. Seharian ngapain aja?" Tanya Elang yang duduk disebelah Vava. Saat ini mereka duduk diranjang berdua.
"Gak ada"
"Yaudah lu tidur aja,besok lu masih harus sekolah kan" Elang mengecup kening Vava lalu tidur disebelah Vava. Vava diam sesaat,lalu melotot ke Elang.
"Lu kok tidur disini! Pergi sono!" Bentak Vava. Elang menutupi Tubuhnya dengan Selimut dan menutup matanya,tak menghiraukan Vava.
"Lang!! Bangke bat sih lu! Pergi sono! Gue mau tidur!" Vava mendorong tubuh Elang. Namun Elang masih diam ditempat.
"Tidur bareng,gue juga gak bakal nglakuin yang aneh-aneh" ucap Elang dengan mata masih terpejam. Vava mendengus kesal. Ia tidur disebelah Elang.
🍭🍭
Saat ini Vava sudah duduk dimeja makan dengan pakaian sekolahnya yang rapi,rambut yang digerai. Elang duduk disebelahnya. Dan dihadapannya terdapat Alin yang menatapnya sinis. Dimeja makan terdapat beberapa anak Galactus yang semalam menginap,terutama anak Galactus dari Bandung. Rumah Elang lah yang digunakan untuk markas Galactus yang berada di Ibukota. Elang memang sudah memiliki rumah sendiri.
Vava berdiri di rumah itu,ia mengeluarkan ponselnya untuk memesan gojek Namun seseorang memberhentikan motor sport tepat didepannya.
"Naik" Ucap Elang. Vava tersenyum tipis lalu naik ke motor Elang.
"Thanks u" Ucap Vava saat sudah berada di dekat sekolahannya. Ia menyuruh Elang untuk menghantarnya tidak sampai depan sekolahan,karna ia takut jika ada anak Wolves yang mengetahuinya, terutama Kakaknya dkk.
Dari gerbang sekolahan Arka menatapnya tak senang.
"Lanjutin tugasnya" ucap Arka pada salah seorang pengurus osis yang saat itu sedang berjaga,
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKA & VAVA
Teen FictionArka Aldivero Orlando,ketua geng motor terbesar. Dibalik sikapnya yang terlihat dingin dan kejam, sebenarnya ia orang yang baik dan perhatian pada orang disekitarnya. Vava Gabriella Mahendra,berbanding terbalik dengan Arka. Sikapnya yang terlihat pe...