🍀Sikap yang berbeda

3.9K 163 1
                                    

Arka meninggalkan rumah Vava dengan cepat. Sesampainya dirumah,sudah ada mobil yang terpakir.

Arka masuk ke dalam rumah tanpa mengetuk pintu,ia segera ke kamarnya dan memebersihkan diri. Lalu bersiap untuk makan malam.

Arka sudah duduk di kursi dengan wajah datarnya.Tak beberapa lama Jordan datang lalu depan Arka.

Saat ini sudah ada Arka,Jordan dan Aldo,papa mereka.

"Oh ternyata kalian sudah datang" Aldo menaruh ponselnya ke meja.

"Papa senang kita bisa makan bersama. Selamat makan anak-anakku" lanjutnya. Lalu memakan makanannya,Jordan dan Arka mengikuti.

"Maafkan papa terlalu sibuk dengan pekerjaan. Ini semua juga untuk kalian,Papa mau kelak kalian bisa melanjutkan perusahaan papa dengan baik" ucap Aldo saat mereka sudah selesai makan.

"Lusa papa akan keluar kota lagi,ada beberapa pekerjaan disana" lanjutnya.Arka dan Jordan saling menatap.

"Kenapa harus pulang jika mau pergi lagi?" Ketus Jordan yang menatap Aldo dengan tajam.

"Maafkan papa Jordan" ucap Aldo.

"Apa pekerjaan lebih penting dari Keluarga?" Ucap Jordan dengan tajam. Aldo menatap putranya itu dengan sedih.

Arka menatap Jordan dengan heran,tak biasanya kakaknya seperti itu pada papanya.

"Terima kasih sudah memberikan harta yang berlimpah,namun kasih sayang yang sedikit" lanjut Jordan.

Aldo menatap Jordan dengan tajam.Sedangkan Arka hanya diam menyaksikan apa yang terjadi.

Brakk..

Jordan mengebrak meja lalu masuk ke kamarnya.

"Papa baik baik saja?" Tanya Arka pada papanya yang terkejut dengan sikap Jordan,Arka pun sama.

"Tentu" balas Aldo,Arka lalu pamit untuk mengikuti kakaknya.

"Lu kenapa sama papa kayak gitu! Gak sopan!" Kesal Arka yang ikut duduk dibalkon kamar Jordan.

"Gue benci dia"balas Jordan dengan menekan kata 'dia'

"Gue tau lu benci,gue juga. Tapi dia bokap kita,dan dia satu-satunya yang kita miliki untuk saat ini"

"Mama masih hidup Ka,gue yakin mama masih hidup" ucap Jordan dengan yakin.

"Gue pengennya juga gitu,tapi takdir udah bawa mama. Dia tenang disana" Arka menatap langit malam.

"Gue gak pengen papa kenapa-kenapa,tapi dia juga pantas buat dapat pembalasan atas tindakannya" gumam Jordan.

"Maksut lu?" Arka mendengar apa yang Jordan ucapkan,meski tak terlalu.

"Lu bakal tau dengan sendirinya".

Hari mulai larut,Arka kembali ke kamarnya untuk tidur.

🍭

Suasana begitu hening,tak ada yang bersuara.

"Gue duluan" ucap Jordan setelah menghabiskan sarapannya.

"Ati-ati Nak" ucap Aldo.

Jordan tak mengubris perkataan papanya itu. Ia sudah sangat membenci papanya itu. Selama ini ia sudah berusaha baik,namun setelah mengetahui perbuatan papanya pada sahabatnya itu ia tak bisa diam.

"Arka juga duluan ya Pa" Arka menyalimi papa nya dan bergegas menyusul kakaknya.

"Bukannya jam kuliah lu nanti siang?" Tanya Arka saat sudah berada di samping mobil Jordan.

"Males aja kalau harus sama tu orang. Gue duluan" ucapnya lalu melaju meninggalkan rumahnya dengan Arka yang masih diam ditempat.

"Dek buruan napa!" Teriak Zidan yang sudah menaiki motornya.

"Iya-iya. Masih pagi juga lho bang,tumben amat lu" kesal Vava pada kakaknya itu,sekarang ini baru jam 6.30 dan jarang-jarang kakaknya sudah siap berangkat sekolah.

"Bacot! Buruan naik"

Tanpa membalas ucapan kakaknya,Vava langsung naik ke motor milik kakaknya.

"Turun" ucap Zidan sesampainya didepan sebuah atm.

"Tumben pagi-pagi gini lu ke atm,nanti siang emang kagak bisa? Lu lg boker ya?" Vava terkekeh kecil.

"Apaan si lu,tunggu bentar jangan kemana-mana" Zidan masuk ke atm.

"Eh ada adek cantikk" Ucap seseorang dari belakang Vava,sontak ia menoleh ke belakang.

"Eh kak Jordan,jam pagi ya?" Saat ini ia berada di Atm yang jaraknya gak terlalu jauh dari kampus Jordan.

"Enggak juga si,cuma males aja dirumah,yaudah ke kampus aja deh. Lu sendiri ngapain pagi-pagi gini di atm? Kere?" Jordan tertawa.

"ihhh apaan si ,ya nggak lah. Tuh abang gue yang kere"

"Oh..Ini motor kakak lu?" Tanya Jordan melihat motor Ninja yang berada disebelah Vava. Vava mengangguk mengiyakan.

"Loh Jor,lu disini" ucap Zidan berjalan mendekati mereka berdua. Vava mengerutkan dahinya samar.

Jordan tersenyum tipis menatap Zidan lalu menatap Vava.

"Ini adek lu?" Tanya Jordan yang masih menatap Vava.

"Iya ini adek gue,Va kenalin ini Jordan sahabat gue" Zidan mengenalkan Vava pada Jordan.

"Kenalin gue Jordan" Jordan mengulurkan tangannya,lalu mengedipakan satu matanya pada Vava. Vava tersenyum tipis,paham maksud Jordan.

"Gue Vava" Vava membalas uluran tangan Jordan.

"Yaudah Jor gue duluan yak" Zidan memakai helmnya.

"Ati-ati" Zidan mengangguk pelan lalu melajukan motornya meninggalkan Jordan.

Setelah sampai disekolah Vava bergegas menuju kelasnya.

ARKA & VAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang