🌈

3.3K 140 0
                                    

Jam pulang sudah berbunyi 1 jam yang lalu. Sekolahan juga sudah mulai Sepi. Vava duduk dibangku depan kelasnya sambil bermain gadget. Memang cukup melelahkan,namun ia lakukan hanya untuk menunggu Arka.

Vava berdiri dari duduknya,melihat ke kanan dan kiri namun nihil tak ada orang. Ia menatap ke lapangan basket,disana ada beberapa anak bermain basket,pasti anak ekskul basket.

"Ganteng-ganteng juga si" gumamnya.

Pandangannya lalu beralih ke lapangan sekolahan. Disana ada beberapa anak pengurus osis,dan calon pengurus osis. Matanya terdiam ketika menatap sosok Arka. Cowok itu berdiri dibawah tiang bendera dengan melipat tangan didepan dada. Keringat membasahi wajah dan bajunya. Arka sedang mengamati seleksi dengan wajah datarnya.

"Gak salah lu jadi most wanted sekolahan sekaligus ketua wolves" gumam Vava dengan senyum tipis diwajahnya.

"Gak salah juga kalau lu suka sama dia" ucap Seseorang dari belakang Vava,sontak ia berbalik.

"Kak Priya? Sejak kapan disini?" Tanyanya dengan cengar-cengir gak jelas.

"Sejak lu terpana sama Arka" balasnya.

"Eh?"

"Lu itu cantik,gak ada salahnya lu deketin dia"

"Cantik apanya coba,muka gue aja pas-pasan. Pasaran juga" Vava menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Priya lalu berdiri disamping Vava menghadap ke lapangan.

"Kenapa gak pulang?" Tanya Priya.

"Hmm..itu,nunggu Isna" jawab Vava setengah gugup.

"Isna yaa..gue kira nungguin Arka" Priya menatap Vava.

"Enggak lah,kenapa juga nungguin kak Arka. Omongan aja jarang"

"Beneran? Gue sering lihat lu pulang bareng Arka lho" Priya kembali menatap ke depan. Vava membulatkan matanya.

"Nggak pernah tuh kak,salah lihat kalik" Elak Vava. Priya terkekeh kecil.

"Gausah nutupin dari gue. Gak bakal gue sebarin dan bikin gosip" Vava terdiam.

"Gue dukung lu sama Arka" Priya menepuk pelan bahu Vava. Vava mengangguk pelan.

"Kalau Arka nyakitin lu, Ngomong sama gue. Gue yang bakal bantuin lu" ucap Priya menyakinkan. Vava hanya tersenyum tipis.

"Gue duluan ya,banyak orang yang lihat kita"bisik Priya lalu pergi dari hadapan Vava. Vava melihat ke lapangan dan benar,banyak orang yang melihat ke arahnya,bahkan Arka juga melihatnya. Vava langsung pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya. Sebelumnya Arka sudah menyuruhnya untuk membawa ganti,entah apa alasannya.

"Sial,dikira tontonan apa,sebel gue"gerutu Vava saat berjalan ke gerbang belakang. Vava duduk dibangku dekat gerbang. Sebuah uluran tangan muncul dihadapannya,ia mendongak.

"Kak Arka? Udah selesai to?" Vava menerima uluran tangan itu. Arka mengangguk lalu menggandeng Vava berjalan ke mobilnya.

"Tumben pakai mobil"ucap Vava saat sudah masuk ke mobil.

"Gue mau belanja bentar,makanya pake mobil" ucap Arka. Vava mengangguk pelan. Arka berdecak pelan lalu mencodongkan tubuhnya mendekat ke Vava,sontak Vava menahan nafasnya.

"Gausah nahan nafas,ntar kalau kehabisan gue juga yang susah" ucap Arka didekat telinga Vava.

"Iyaa Kak" ucap Vava,seketika wangi tubuh Arka tercium begitu kuat,wangi yang Vava sukai akhir-akhir ini. Bibirnya terangkat pelan menunjukan senyuman tipis.

"Udah puas nyium wangi gue?" Tanya Arka saat menjauh kan tubuhnya dari Vava.

"GR amat" elak Vava,Arka mencubit hidung Vava hingga memerah. Vava memukul lengan Arka.

"Sakit tauk,jadi merah kan" Vava mengelus hidungnya yang memerah.

"Pipinya juga merah tuh" goda Arka,Vava menutupi Pipinya dengan tanganya,dan memanyukan bibirnya.

"Gemesin kalau kek gitu,kesiniin pipinya biar gue tutupin"

"Udah lah ayo jalan,keburu malem lho kak" Vava membuang muka ke arah jendela,Arka melihat itu hanya terkekeh kecil. Lalu melajukan mobilnya ke pusat perbelanjaan.

Arka mengambil troli belanjaan.
"Biar gue aja yang bawa,masak cowok bawa troli,apa kata orang-orang" ucap Vava mengambil troli dari Arka namun ditepisnya pelan.

"Cowok yang dorong troli,cewek yang ambil barang belanjaan" ucap Arka lembut.

"Kan yang belanja elu kak,gue cuma nemenin" kesal Vava.

"Ntar lu yang ambil,gue yang nyebutin barangnya" Vava mengangguk.

Sekitar 1jam lebih mereka Berbelanja.

"Lu udah kayak emak-emak ya kak,belanja bulanan kek gini" ucap Vava.

"Kebalik,lu emaknya gue bapaknya" ucap Arka santai,Vava memukul pelan bahu Arka.

"Ngimpi!" Vava dan Arka terkekeh kecil.

"Lo kok ke bagian cewek?" Tanya Vava saat mereka berhenti dibagian pembalut.

"Lu beli sekalian,gue yang bayarin"

"Gak usah deh,gue bisa beli sendiri"

"Gue maksa" Vava menghembuskan nafas pasrah. Ketika mendengar Arka mengucapkan maksa.

"Udah" ucap Vava setelah selesai memilih.

"Lu tunggu diluar,biar gue bayar dulu" Vava mengangguk.

Tak beberapa lama kemudian Arka keluar dengan membawa 2 plastik besar. Dan memasukannya ke jok belakang.

Vava mengamati layar ponselnya dengan tersenyum tipis.

"Posting aja gapapa,ikhlas gue" Ucap Arka saat sudah duduk disebelah Vava.

"Apanya yang diposting?" Tanya Vava lalu menaruh ponselnya di pahanya.

"Foto gue" Vava membulatkan matanya tak percaya,bagaimana Arka bisa tau?. Vava membuang mukanya keluar jendela.

'sial' gumamnya.

"Gue denger" ucap Arka santai.

"Hmmm" gumam Vava.

"Gue post ya?" Tanya Vava ragu-ragu. Tak diduga Arka tersenyum tipis ke arahnya dan mengangguk.

 Tak diduga Arka tersenyum tipis ke arahnya dan mengangguk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-🛒🛍️-

"Lu posting dimana?" Tanya Arka yang masih fokus mengemudi.

"Sosmed gue"

"Gak lu privas kan?"

"Kagak lah,buat apa coba kek gitu"

"Nanya doang sayang,gausah ngegas juga jawabnya" ucap Arka santai yang membuat Pipi Vava memanas. Sudah biasa ia dipanggil sayang,namun terasa berbeda saat Arka yang mengucapkan.

"Makasih Kak" ucap Vava saat sudah berada didepan rumahnya. Arka mengangguk.

"Barang lu udah kan?"

"Udah,gue duluan ya,ati-ati" Vava keluar dari mobil Arka. Senyumnya terus mengembang hingga ke dalam kamar.

'Gue rasa,gue suka sama lu Ka' gumam Vava.

ARKA & VAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang