Azka menatap foto besar Wolves dan Cader yang terpajang di dinding,foto itu diambil setelah merayakan hari jadi persahabatan Wolves dan Cader. Ia mengambil foto itu dan menatapnya nanar.
Prakk
Dia membanting foto itu kelantai.
"Manusia busuk!" Gemretaknya.
"LU GILA!!" Bentak seseorang dari pintu yang berada dibelakangnya.
Azka membalikkan badannya untuk mengetahui siapa yang datang.
"Lu gak seharusnya ngrencanain itu semua,apa maksdu lu? Lu mau ngrusak semuanya HAH?!" Vava berteriak tepat didepan wajah Azka. Laki-laki itu malah tersenyum tipis.
"Semua ada alasanya Va"ujar Azka lembut. Vava menyatukan alisnya pertanda ia meminta alasan.
"Duduk dulu,gue bakal jelasin semuanya. Tapi kita tunggu Elang sekalian" Azka menepuk pundak Vava pelan lalu duduk disofa dekatnya.
"Udah gue duga lu bakal kemari setelah denger kabar itu" Elang berjalan mendekat ke arah 2 insan itu lalu menarik Vava untuk duduk disebelahnya.
"Lu bolos?" Tanya Elang.
"Enggak,libur kok" balas Vava judes. Elang dan Azka hanya tersenyum tipis.
"Lu itu yaa,cewek baik-baik kok bolos,ntar kalau ketauan gimana Hah?" Ujar Elang sambil menarik hidung Vava hingga membuatnya merah,yang juga membuat Vava bertambah kesal.
"Jadi gini,semua yang rencana yang dibuat itu udah disiapin dengan matang,lu ga perlu khawatir" Ujar Elang. Vava memukul lengan Elang dengan keras,alhasil membuat laki-laki itu meringis.
"Gue gak butuh itu,gue cuma butuh penjelasan,kenapa kaliam ngrencanain semua itu?" Ketus Vava. Elang merangkul Vava,membawa kepala gadis itu kedalam dekapan dada bidangnya.
"Apaan sih lu!"
"Jangan ngegas mulu dong Va,ntar ga lucu lagi" Ucap Elang yang masih mendekap kepala gadis itu. Vava mencubit perut Elang sehingga ia bisa lepas dari pria itu,sungguh ia kesal dengan sikap sahabatnya itu.
Elang menatap Azka,menyuruhnya untuk menjelaskan semuanya.
"Oke,gue jelasin...Wolves punya dendam sama kita,lebih tepatnya Ketua Wolves,jadi sebelum mereka nyerang kita mending kita nyerang mereka duluan. Sebab dendam mereka itu dendam nyawa.Dan kita gak mau kehilangan salah satu dari anggota kita apalagi itu bukan kita penyebabnya" Jelas Azka. Vava masih diam mencermati maksudnya.
"Ketua Wolves? Nyawa? Maksudnya? Dendam apaan?" Tanya Vava dengan kebingungan.
"Vina,anggota Wolves yang tewas dalam kecelakaan setelah pertemuan petinggi Wolves sama Galactus,polisi nggak nemuin bukti kalau itu unsur kesengajaan,namun anak Wolves berpendapat kalau itu unsur kesengajaan yang dibuat anak Galactus" Lanjut Azka.
"Vina? Cewek yang selalu maju dibarisan paling depan itu? Cewek yang selalu disamping ketua Wolves?" Tanya Vava dan dibalas anggukan oleh kedua pria itu.
"Dan pertemuan petinggi Wolves sama Galactus,perasaan gue gak pernah ikut acara gituan" Vava mencoba mengingat-ingatnya.
"Lu emang gak pernah ikut,dan itu dilakuin secara sembunyi,gak semua anggota tau" Ujar Elang.
Vava menghembuskan nafas pelan,ia bingung sekarang,sungguh sulit memahami semuanya.
Ia sering melihat cewek itu selalu berada disamping ketua Wolves,Arka.
Dan bahkan mungkin cewek itu juga mengenalnya,bukan sebagai anggota Galactus,namun sebagai kekasih ketua Galactus pada saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKA & VAVA
Teen FictionArka Aldivero Orlando,ketua geng motor terbesar. Dibalik sikapnya yang terlihat dingin dan kejam, sebenarnya ia orang yang baik dan perhatian pada orang disekitarnya. Vava Gabriella Mahendra,berbanding terbalik dengan Arka. Sikapnya yang terlihat pe...