Rencana dinner🍍

3.1K 131 0
                                    

Bayangan gadis itu boncengan dengan cowok terus mengganggu pikirannya.

"Buka hati lu Ka,Gue yakin hati lu masih punya tempat buat cewek lain. Dan jangan kelamaan mikir,ntar diembat orang"

Ucapan Priya juga masih teringat jelas diotaknya. Masih banyak yang perlu ia tau tentang Vava. Arka yakin Vava bukan lah gadis dengan kehidupan yang biasa,entah dari mana pemikiran itu datang menghampirinya.

🌻

"Kamu gapapa kan?" Tanya seorang cewek dengan kaos hitam dan rambut yang dikucir kuda. Cowok yang baru saja tersadar dari pingsannya mengerjapkan matanya,mengamati ruangan itu.

"Kamu dirumahku sekarang" Ucap Cewek itu dengan lembut.

"Oh iya,namaku Vina,dan kamu?"

"Arka"
--

Arka membuka matanya saatnya bulir-bulir air membasahi wajahnya.

"Sekolah kagak lu,nebeng gue" Ucap Jordan yang berdiri disamping tempat tidurnya.

"Hmm.."

"Buruan mandi,daripada gue siram ditempat" Jordan meletakan gayung dimeja lalu keluar dari kamar Arka.

"Lu dimana Vin" gumam Arka setelah Jordan hilang dibalik pintu.

🌻

"Jadi lu kagak ikut rapat osis?" Tanya Priya lalu menyeruput es tehnya. Arka menggeleng.

"Ga guna lu jadi ketos" Cibir Ares

"Jangan-jangan lu cuma cari muka doang,biar cewek-cewek pada nglirik lu" lanjut Velix.

"Perlu lu inget,Gue ga pernah nyalonin diri jadi ketos" ucap Arka datar.

Arka terpilih jadi ketos karna kakaknya,Yang saat itu merupakan ketos dan sudah kelas 12.Yang artinya harus turun dari posisinya. Jordan memilih Arka sebagai ketos,padahal Arka masih kelas 10,dan seharusnya ketos dipilih melalui vote warga sekolah,bukan sepihak. Dan dengan entengnya para guru menerima usulan Jordan tersebut. Dengan Alasan Arka mampu memikirkan rencana yang baik untuk kemajuan sekolah melalui osis. Arka sempat menolaknya, tapi pihak sekolah mengancam akan mengeluarkannya dari sekolah. Padahal sejak dulu ia sudah mengimpikan bersekolah disini.

"Mang oji kuyy" ajak Ares.

"Colut lagi?" Tanya Zidan.

"Yoii,males pelajaran gue"

"Lu tu sekolah bukannya pinter malah makin gblg aje" -Velix

"Itu urusan gue nyet! Yang penting gue menikmati masa muda gue,"

"Nikmati masa muda dengan kesenangan,bukan kesengsaraan" lanjut Ares

"Kalau lu bisanya seneng-seneng doang mana ada cewek yang mau,jangan gblk bngt napa"-Priya.

"Lu kok malah belain Velix,belain gue napa,lu sendiri ga senengkan kalau ikut pelajaran"

"Emang kagak,tp seengaknya otak gue gak kayak lu,kosong!" Ucap Priya yang lalu diikuti tawaan dari teman-temannya. Arka juga ikut tertawa mendengar perdebatan mereka,namun pandangannya tak lepas dari Vava yang mengobrol dengan teman-temannya.

"Va,lu dari tadi diliatin kak Arka mulu" Ucap Zida. Vava yang tadinya berbincang dengan Kavita langsung diam.

"Iya lho,dari tadi dia liatin ke arah lu"lanjut Dania.

"Jangan noleh ke arahnya,ntar malah saling tatap" Bisik Kavita. Vava mengangguk pelan, Ingin rasanya Ia menoleh kesamping untuk melihat Arka,namun ia hanya meliriknya lewat ujung mata.

Isna menatap ke Arka,tatapan yang begitu hangat,lalu ia menatap ke arah Vava,tatapan yang tak bisa diartikan sebagai sahabat.

"Gue duluan ya,byebyee" Kavita,Zida dan Dania keluar dari kelas meninggal Vava sendiri. Isna sudah meninggalkan kelas sejak pelajaran tadi karna urusan osis.

Vava bergegas menuju ke gerbang belakang. Ia berniat melewati ruang osis hanya untuk memastikan apakah Arka sudah menunggunya digerbang belakang atau masih diruang osis.

Langkahnya terhenti saat melihat Arka dengan senyum mengembang yang berbincang dengan seorang cewek. Ia tak mampu melihat wajah cewek itu karna membelakanginya.

Vava segera berbalik agar tak ketauan Arka. Namun sayangnya Arka sudah melihatnya.

"Gue duluan" ucap Arka pada cewek itu. Arka bergegas menuju parkiran untuk mengambil motornya dan menuju ke gerbang belakang.

Cewek itu masih diam melihat kepergian Arka.

"Gue bakal berjuang buat lu" gumam Isna selepas kepergian Arka.

Arka mengendarai motornya santai menuju rumah Vava yang dihiasi candaan dari keduanya.

"Ntar malem ada acara nggak?" Tanya Arka saat sudah berada didepan rumah Vava.

"Enggak"

"Gue jemput jam 7"

"Kemana?"

"Dinner"

"Oh oke"

"Gue duluan" Pamit Arka.

Vava menatap Kepergian Arka,senyumnya mengembang. Entah mengapa ia merasa bahwa Arka akan menjadi miliknya. Arka menjelaskan siapa cewek yang berbincang dengannya didepan ruang osis tadi tanpa ia minta,bahkan tanpa sungkan Arka sedikit menceritakan tentang sahabat dan keluarganya.

Vava berjalan memasuki rumahnya dengan perasaan senang.

"Anak mama udah pulang?" Tanya wanita yang mungkin sudah memasuki usia setengah abad,namun masih terlihat awet muda,yang merupakan mamanya.

"Iya mah" Vava menyalimi mamanya.

"Ganti baju sana,mama mau ajak kamu ke kantor Ayah"

"Sekarang?"

"Iya sayang"

"Pulang jam berapa?"

"Kayaknya malem deh,nanti sekalian kita makan malem diluar" ucap mamanya lembut.

"Lain kali deh Ma,aku udah ada janji" tolak Vava lembut.

"Sama siapa? Pacar?" Goda Mamanya.

"ihh apaan sih ma,belum jadi pacar"

"Jadi calon pacar nih?" Goda mamanya.

"Pengennya sih gitu" Vava cengar cengir memperlihatkan deretan giginya.

"Namanya si—"

"Vava kekamar dulu ya mah" Vava berlari kekamarnya setelah memotong ucapan mamanya, Mamanya hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat tingkah putrinya.

————

ARKA & VAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang