Hppy Reading♡
"Bang,gue mau nyusul Elang ya?" Ujar Vava setelah keadaanya mulai tenang.
"Yakin? Mau gue temenin?" Dengan cepat Vava menggeleng lalu tersenyum manis pada abangnya.
"Gue butuh waktu berdua sama Elang,paham kan bang?" Zidan tersenyum lalu mengangguk paham. Lantas Vava pergi menyusul Elang yang berada tak jauh dari Villa tempat mereka berada.
Dari kejauhan terlihat Elang sedang berbincang dengan beberapa orang,Vava berjalan mendekat,sebisa mungkin ia bersembunyi agar mereka tak mengetahui keberadaanya.
Setelah merasa cukup dekat,Vava mencoba mendengar apa yang mereka bicarakan.
Hanya Canda Gurau yang begitu hangat,seolah mereka telah lama mengenal dan begitu dekat.
'suara ini,gak asing buat gue,siapa?'
Batin Vava saat mendengar ada suara cewek diantara mereka."Oh ya Lang,gimana hubungan lu sama tuh cewek?" Tanya cewek itu pada Elang.
"ya gitu deh,masih sesuai rencana gue" balas Elang.
"Seru nih kalau lu mau cerita tentang cewek lu" balas yang lainnya.
"Sebenernya gue juga gak tega kalau giniin dia,secara dia temen gue dari dulu,temen susah seneng gue. Tapi mau gimana lagi,gue juga sayang sama dia,gue juga butuh dia buat lancarin rencana kita. Yah jadi gini,Dia pacar gue,dia juga penolong rencana gue" Ujar Elang.
"Kalau lu suruh milih Nih,Vava atau rencana lu,mana yang bakal lu pertahanin?" Tanya temannya.
"Tetep pada rencana,Dan gue bakal tinggalin Vava. Beres kan?" Balas Elang dengan santai.
Tanpa disuruh,Air mata Vava tumpah begitu saja,hatinya begitu sakit mendengar apa yang diucapkan Elang. Begitu mudahnya ia mengucap itu semua,tanpa memikirkan perasaannya. Sebisa mungkin Vava mencoba menjauh dari tempat Elang. Ia sudah tak kuat jika harus mendengar semua kenyataan.
"Yakin lu?" Tanya temannya yang lainnya.
"Canda doang,yang pasti Vava bakal gue pertahanin,karna dia yang gue miliki saat ini. Dahlah gue mau balek ke Villa,kalau kelamaan gue takut pada curiga" Elang berpamitan,lalu pergi dari tempat itu dan kembali ke Villa nya.
✨✨✨
Air mengalir dengan tenang,sama dengan suasana tempat ia berada,ditepi sungai kecil,namun tidak dengan keadaan Vava. Air matanya sudah mulai kering,bukan hanya sedih yang dirasa,namun juga marah,kecewa yang teramat.
"Semua telah berubah sejalan dengan waktu,Setiap detik berharga bagiku,Waktu pun ingin kuubah 'tuk kembali tertawa,Aku hanya bisa menangis, aku tak bisa..."
Suara Vava begitu lirih,hatinya begitu kecewa.
"Gua gak nyangka,ternyata lu begitu kejam ke gue Lang. Lu jahat,gue kecewa sama lu. Lu gak punya Hati" Kesal Vava. Tiba-tiba terlintas kenangannya dengan Elang. Elang yang begitu baik,manis dan perhatian,ternyata begitu busuk.
"Va?" Panggil seseorang,dan tiba-tiba sebuah tangan berada di pundaknya,Vava menoleh.
"Hmm..Arka,Kok disini kak?" Jawab Vava senormal mungkin.
"Lagi jalan-jalan doang,terus pas lewat sini ternyata ada Lu. Sendirian ya?" Arka lantas duduk disebelah Vava. Vava mengangguk disertai senyuman.
"Tu mata kenapa sembab? Nangis? Kenapa? Ada apa? Va?" Tanya Arka beruntun. Vava hanya tersenyum ke Arka sembari menjawab "gapapa"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKA & VAVA
Teen FictionArka Aldivero Orlando,ketua geng motor terbesar. Dibalik sikapnya yang terlihat dingin dan kejam, sebenarnya ia orang yang baik dan perhatian pada orang disekitarnya. Vava Gabriella Mahendra,berbanding terbalik dengan Arka. Sikapnya yang terlihat pe...