41.Jihan Orlando.

1.8K 100 12
                                    

Vava berlari kecil menuruni tangga,ia terlambat.

"Bangg,tungguin woii!" Seru Vava pada Zidan yang sudah berada diambang pintu.

"lu bisa naik motor sendirikan?" Ketus Zidan.

"nggak,gue lgi ga mood" Balas Vava seadanya,Zidan hanya tersenyum kecut dgn jawaban Vava.

"Alesan" Setelahnya Zidan berjalan keluar dari rumah dan menaiki motornya,disusul Vava yang duduk dijok belakang.

_

"Kenapa ngos-ngosan gitu?" Tanya Kavita ketika melihat Vava sudah duduk disebelahnya.

"Biasa,kesiangan gue" Vava mengatur nafasnya senormal mungkin. Kavita hanya menatap Vava dengan kesal,sahabatnya ini memang tak pernah berubah sedari ia kenal.

"selamat pagi anak-anak" Sapa guru mereka Ketika memasuki kelas. Satu kelas membalas dengan serempak pula.

_

suasana kantin terasa berbeda. Mungkin karna sudah memasuki tahun ajaran baru,jadi terdapat murid baru pula.

seperti biasa Vava dkk memilih duduk diujung.

"pesen kek biasa okey?" Tanya Dania.

yang lainnya mengangguk mengiyakan,lantas Dania mengajak Isna untuk memesan makanan dan minuman untuk mereka.

Dari kejauhan Arka memandang Vava dengan begitu intens,pandangannya tak lepas dari Vava sedetikpun.

Memang tak seharunya begitu,namun Arka benar-benar takut kehilangan Vava saat ini,meski Vava hanyalah temannya saja.

"gue tau adik gue emang cantik,harus ya mata lu ampe kek gitu?" Sindir Zidan Pada Arka. Arka hanya melirik Zidan sebentar lantas mengalihkan pandangannya ke makanan.

"Lu gak ada urusan osis Ka?" Tanya Ares. Arka merupakan Ketua osis,masih ingatkan?

Sudah seharusnya Arka mengurus MOS untuk adek kelas merek. Walau ini jam istirahat,namun sedari pagi Arka mengikuti pelajaran,yang artinya ia tak ikut kumpul bersama osis.

"nggak,udah ada yang bantu" Balas Arka tanpa mengalihkan pandangannya dari makanan.

"tadi Vava,sekarang makanan. Sebenernya lu tertarik sama siapa?" Ujar Priya.

"Selain suka makanan,gue juga suka Vava" Arka menatap Priya dengan sedikit senyum devilnya.

_
Seorang gadis terus berlari keliling lapangan sambil berteriak

"Aku Salah,Aku salah..."

Gadis itu tak menghiraukan waktu,seharusnya ia sudah pulang 15 menit yang lalu,namun karna ia melakukan kesalahan dengan kakak kelas,sehingga ia harus dihukum.

Haidar tersenyum tipis melihat itu. Ia merasa kasihan,namun ia sendiri juga merasa senang ketika ada sesuatu yang mempermalukan diri seseorang.

Gadis itu terjatuh tersungkur,Lutut dan telapak tangannya terlihat mengeluarkan darah. Namun ia berusaha berdiri dan terus berlari.

"Kurang berapa puteran?" Teriak sang penghukum dari kejauhan.

"5kali lagi kak" balasnya.

"Yakin 5kali lagi? Tambah lagi jadi 10Kali!" Saut yang lainnya,gadis itu hanya pasrah tanpa berkomentar sama sekali.

"Lu cuma nonton gadis kecil yang dihukum kaya gitu?" Ujar Elang dari belakang Haidar. Haidar lantas mrnjawab "Terus gue harus gimana? Jadi pahlawan kesiangan gitu?"

Gadis itu terjatuh lagi,kali ini keningnya menatap lantai hingga mengeluarkan darah. Terlihat baju putihnya berwarna kemerahan.

Gadis itu merintih kesakitan,ia berusaha berdiri namun gagal,lututnya terasa sangat perih,kakinya juga sudah sakit.

ARKA & VAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang