Hari terakhir ujian.
Vava keluar ruangan dengan bahagia. Setelah ujian ini berarti ia akan segera naik ke kelas 3. Dan menunggu satu tahun lagi untuk segera melanjutkan kuliah ke univ yang ia harapan.
"Semoga ga akan sia-sia" ujarnya dengan senyum lebar.
"Apanya yang sia-sia hm?" Tanya Arka secara tiba-tiba di sebelah Vava.
"ih ngagetin tau" kesal Vava dengan wajah cemberut.
"tapi seneng kan kalau gue disini?" Vava mengangguk masih dengan wajah cemberutnya.
"udah jangan gitu mukanya,gemesinn" Arka mencubit kedua pipi Vava dengan gemas,Vava hanya pasrah dengan perlakuan Arka. Perlahan Vava tersenyum simpul.
"Pulang sekarang apa nanti?" Tanya Arka kemudian.
"Sekarang" balas Vava,lantas Arka menggandeng Vava menuju parkiran. Vava menyapa dan berpamitan pada sahabatnya untuk pulang duluan bersama Arka. Para Sahabatnya melambaikan tangan pada Vava,mereka juga ikut bahagia melihat Vava bahagia.
Arka membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Vava masuk. Dengan senang hati Vava masuk kedalam mobil Arka.
Arka mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Membuat lelucon ringan agar Arka bisa melihat Vava tersenyum ataupun tertawa karnanya. Sungguh hal yang membahagiakan melihat kekasihnya itu bahagia karna dirinya.
Arka memberhentikan mobilnya disebuah cafe minimalis tanpa harus bertanya pada Kekasihnya itu. Arka tau setiap wanita jika ditanya ingin makan apa,pasti akan menjawab terserah.
Arka keluar mobil sebelum Vava mengajukan pertanyaan,ia membukakan pintu mempersilahkan Vava untuk keluar mobil.
"makan dulu ya sayang" Ujar Arka serayu menggandeng tangan Vava berjalan masuk. Vava hanya tersenyum dengan sikap Arka ini.
"Va?" Ucap Arka setelah mbak pelayan pergi meninggalkan mereka.
"Iya kenapa?"
"aku mau lanjut kuliah di Mesir" Ucap Arka dengan yakin,Vava awalnya terkejut namun perlahan ia tersenyum dan memegang tangan Arka.
"Aku dukung keputusan kamu Ka,apapun yang terbaik buat kamu" Ujar Vava dengan senyuman mengembang.
"walaupun jauh,namun akhirnya kita juga bakal jauhan karna keputusanku kelak buat kuliah di amrik" lanjut Vava. Arka mengelus lembut surai Vava dengan penuh senyuman.
"aku bangga punya kamu Va"
_____________________________________
Gadis menamati Elang dari kejauhan. Senyuman Elang mampu membuat Gadis ikut tersenyum. Bunga-bunga mendadak memenuhi hati Gadis.
Bahkan Gadis menulikan telinganya dari suara apapun kecuali suara Elang dari kejauhan,meski samar namun Gadis masih bisa mendengarnya.
"Gadis ku yang cantip,kenapa si mesti senyum-senyum sendiri gitu" Ujar teman Gadis sembari menangkup kedua pipi Gadis.
"kak Elang manis ya" Ujar Gadis.
"perjuangin,gak cuma dilihatin" Kesal temannya,perlahan senyuman diwajah Gadis memudar.
"aku gak tau harus gimana" lesu Gadis.
"Gimana kalau minta tolong sama pacarnya kakak Arka? Dia kan kenal kak Elang,mungkin bisa bantu" Gadis diam sejenak memikirkan saran dari temannya itu. Apa mungkin Vava mau menolongnya?
_____________________________________
Gadis berjalan mondar-mandir kesana kemari,pikirannya terus berfikir akan saran dari temannya.
Apa bisa ia meminta tolong pada Vava? Apa Vava mau?
Gadis duduk dibangku dan bersandar dengan sedikit lega. Ia harus yakin bahwa Vava mau membantunya. Vava orang yang baik,Gadis yakin itu.
Gadis menutup matanya ,mencari kenyamanan sejenak.
"Harus yakin,Gadis harus yakin kalau Vava bakal mau bantuin" Ujarnya masih dengan mata tertutup. Tanpa ia sadari ada sepasang mata yang menatapnya secara dekat,menatapnya dengan bingung.
"Bantuin apa?" Tanya Arka secara tiba-tiba sehingga membuat gadis terkejut,Gadis memegangi dadanya secara sontak.
"kak Arka! Sejak kapan disini?" Tanya Gadis masih dengan keadaan terkejutnya. Arka tersenyum tipis melihat tingkah Gadis. Lantas duduk disebelah Gadis. Gadis membenarkan duduknya.
"baru aja ,sebenernya cuma lewat doang,lihat lu disini yaudah gue kesini. Ngapain malem-malem gini ditaman sendirian?" Balas Arka.
Gadis menggeleng lalu berucap "ngga kenapa-kenapa Kak,cuma bosen aja dikamar"
"terus tadi maksudnya Vava mau bantuin tu apa? Lu minta tolong apa sama dia?" tanya Arka lagi. Gadis diam sejenak memikirkan alasan yang tepat.
"Hmmm..ituu minta tolong bantuin belajar gituu" balas Gadis disertai cengiran. Arka menaikkan kedua alisnya,Arka tau Gadis berbohong,terlihat jelas dari sikap dan nada bicaranya.
"lu bohong sama gue? Kenapa? atau jangan-jangan ada hubungannya sama gue?" Arka menunjuk dirinya sendiri,sontak Gadis menggeleng.
"Minta bantuin apa hah?! Cerita sama gue,ntar gue ikutan bantu kalau bisa" desak Arka kemudian. Gadis menatap kedua manik mata Arka, Gadis memang tidak bisa membaca pikiran seseorang,namun setidaknya ia ingin mencoba mengetahui apakah Arka serius atau tidak.
"Lu ga percaya sama gue? Gue kakak lu Dis" Arka menangkup kedua pipi Gadis.
"Gadis suka sama seseorang,jadi Gadis mau minta tolong sama kak Vava" ujar Gadis menunduk,ia tak berani menatap mata Arka seperti tadi. Raut wajah Arka perlahan berubah menjadi gembira,ia memegang kedua tangan Gadis .
"Adik gue udah besar ya ternyata,suka sama siapa? Mungkin kalau Vava kenal gue juga kenal,dan bisa bantuin Gadis. Double pertolongan lhoo" Ucap Arka.
Gadis mengangkat kepalanya,menatap wajah tampan kakaknya itu. Ingin rasanya mengatakan,namun apa mungkin?
"Hmmm...itu" Jawab Gadis gugup. Arka masih menunggu jawaban Gadis yang memuaskan pertanyaannya.
"Kakk..."
"Elang"
Degg
Elang?
Gue gak salah dengerkan?
Raut wajah Arka seketika berubah menjadi datar,Arka mengusap rambutnya kasar. Bagaimana mungkin adiknya itu menyukai Si brengsek Elang?
Gadis yang menyadari perbedaan dari Arka,menjadi merasa bersalah,apa ia mengatakan hal yang salah? Gadis kembali menunduk,kedua tangannya mencengkram erat ujung baju yang dikenakan.
"lu gak salah omong kan?" Arka menatap Gadis serius. Masih dengan keadaan menunduk Gadis menggangguk lemah.
Arka menghela nafas pasrah,ini perihal perasaan,Arka tak bisa menyalahkan Gadis atas perasaannya pada Elang.
"gue bantu" ujar Arka datar. Gadis menatap Arka tak percaya,apa yang tadi ia dengar? Arka mau membantunya? Benarkah?
"gue bakal bantu lu sama Elang,sebisa gue" Lanjut Arka lagi,lalu tersenyum pada Gadis.senyuman yang dipaksakan,Gadis tau itu.
"sekarang masuk kamar gih,udah malem" perintah Arka,Gadis hanya mengangguk lalu berpamitan untuk kembali ke kamarnya. Arka menamati kepergian Gadis dalam diam.
Monmaap ya lama ga up:(
Enjoy reading dear💖✨

KAMU SEDANG MEMBACA
ARKA & VAVA
Novela JuvenilArka Aldivero Orlando,ketua geng motor terbesar. Dibalik sikapnya yang terlihat dingin dan kejam, sebenarnya ia orang yang baik dan perhatian pada orang disekitarnya. Vava Gabriella Mahendra,berbanding terbalik dengan Arka. Sikapnya yang terlihat pe...