Zidan dan Vava berjalan cepat dikoridor rumah sakit. Mereka tak menghiraukan ocehan orang-orang yang memarahi mereka.
"Jor,gimana keadaan Arka?" Tanya Zidan sesampainya didepan ruang operasi. Jordan hanya menggeleng lemas menutupi wajahnya.
Ares,Velix dan Priya juga sudah ada disitu,bersama beberapa anggota Wolves,karna tidak mungkin jika seluruh anggota Wolves masuk kedalam rumah sakit dan menunggu diruang operasi.
Vava menatap ruang operasi dengan perasaan yang tidak karuan. Firasatnya mengatakan hal buruk akan terjadi pada Arka,namun ia harap itu hanya sebuah firasat,bukan kenyataan yang akan terjadi.
"Kemarin Arka udah sempet sadar,dia keliatan baik-baik aja. Namun Tuhan berkehendak lain,tadi pagi denyutnya sangat lemah,bahkan lebih lemah dari sebelumnya" Ujar Jordan dengan gemetar,Zidan yang duduk disampinya mencoba menenangkan Jordan.
Kavita,Dania,Zida dan Juga Isna datang bersamaan. Vava terkejut ketika Isna datang bersama sahabatnya.
"Va,Isna pengen ngomong berdua sama lu" ujar Kavita pelan. Vava mengangguk lalu mengajak pergi menjauh dari ruang operasi bersama Isna.
"Va" Panggil Isna ketika sudah merasa cukup jauh.Vava berbalik dan menatap Isna.
"Maafin gue. Karna ego gue buat milikin Arka terlalu besar sampai-sampai gue buta,gue musuhin sahabat gue sendiri,gue gblg Va" Lirih Isna,Air mata Isna tbtb mengalir begitu saja. Vava tersenyum melihat sahabatnya kembali pada dirinya lagi,lantas Vava memeluk Isna.
"Lu gak salah Is,gue yang salah karna gue milikin orang yang lu suka,maafin gue" Ujar Vava sembari memeluk Isna. Isna mengangguk dalam pelukan. Lalu melepas pelukan mereka.
"Baikan?" Isna mengangkat jari kelingkingnya. Vava tersenyum akan hal itu,lalu menautkan kelingkingnya dengan jari kelingking Isna sembari mengangguk.
🥀
Elang menyenderkan pundaknya ketembok,ia menutup matanya,dalam hatinya ia selalu mengutuk perbuatannya itu.
"Lang" Panggil Haidar.
"Gak semua salah lu,Sans napa" Ucap Haidar lagi. Lantas Elang menatap Haidar lalu mengangguk dan mengambil tempat duduk.
Disinilah semua orang,didepan ruang operasi. Bahkan Azka juga disitu,meski ia tak begitu mengenal Arka,Namun Arka adalah keluarga dari Jordan yang merupakan temannya.
Lampu ruang operasi dimatikan,tepat sesaat setelah Vava dan Isna kembali.
Semua orang yang tadinya duduk sekarang berdiri,menyambut dokter yang keluar dari ruangan.
"Gimana dok? Arka gapapakan?" Tanya Zidan mewakili rasa penasaran semua orang.
Dokter tersebut mengambil nafas dalam-dalam,lalu tersenyum tipis.
"Saya tau kalian semua menyayangi Arka,bahkan kalian setia menemaninya. Saya yakin Arka merupakan orang yang baik."
"Namun Tuhan lebih menyayangi dia,dan Tuhan telah membawa Arka ke kehidupan yang lebih baik dari ini. Maafkan saya,saya telah berbuat sebaik mungkin." Selesai berucap dokter itu tersenyum pilu.
Jordan hanya diam setelah mendengar penuturan dokter. Sekarang tinggallah ia sendiri. Tanpa ada keluarga yang menemaninya dimasa muda hingga tuanya kelak.
Air mata Vava mengalir begitu saja,bahkan Vava hampir terjatuh,namun Elang yang berada dibelakangnya berhasil memegangi tubuh Vava agar tidak terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKA & VAVA
أدب المراهقينArka Aldivero Orlando,ketua geng motor terbesar. Dibalik sikapnya yang terlihat dingin dan kejam, sebenarnya ia orang yang baik dan perhatian pada orang disekitarnya. Vava Gabriella Mahendra,berbanding terbalik dengan Arka. Sikapnya yang terlihat pe...