Surat Cinta Untuk Budi

1.9K 113 2
                                    

Seminggu kemudian Budi masuk ke sekolah, Dika menyambut kedatangannya dengan hangat, kemanapun Budi melangkah, Dika menyertai, mereka selalu beriring-iringan.  Ke kantin, ke perpustakaan, bahkan ke toilet mereka selalu berdua.

"Nah gitu dong, lebih baik akur kan dari pada musuhan terus" goda si ketua kelas Dini.

Dika juga sering mengajak Budi main kerumahnya. Buat nonton film atau main video game, dan kalau Budi datang yang heboh tentu saja Dinda, cewek itu mendadak rajin bikin minum dan cemilan. Bahkan kadang-kadang minta Budi bantu ngerjain PR nya.

Kalau sudah begitu Dika mati kutu, marah iya, sebel iya, apalagi dilihatnya Budi sangat senang dan akrab dengan adiknya. Semua perasaannya itu menggumpal membentuk rasa cemburu.
*

"Bang Dika, aku mohon! Kirimkan surat ini buat bang Budi" Malam itu Dinda masuk ke kamar Dika sembari menyodorkan sebuah surat beramplop pink. Surat cinta.

"Ogah beri saja sendiri" jawab Dika ketus, ada rasa cemburu yang terbit.

"Plisssss, gak lucu kalau aku yang berikan, aku malu bang".
Dika cuek bebek sambil terus memainkan video game nya, Dinda semakin terus merengek-rengek membuat kuping Dika memanas.

" ya udah, besok aku kasikan, pergi sana"

"Yeay! Eh tapi ingat jangan abang baca ya? Awas aja!" Dinda berlari menuju kamarnya.

Keluarga mereka bisa dibilang orang terkaya dikampung mereka, ibu mereka dokter sedangkan ayahnya bekerja di sebuah PT distribusi  gas LPG. Kedua orang tuanya selalu sibuk, tak heran kalau rumahnya terkadang sunyi dan sepi, hanya ada bibi pembantu rumah tangga.

Jam 2 dini hari, Dika belum tidur, dengan berdebar diambilnya surat cinta adiknya untuk Budi dari atas meja, dengan hati-hati dibukanya amplop surat itu.

Teruntuk bang Budi yang baik hati

Rasa rinduku telah ku rangkai menjadi kata-kata yang tergores diatas suratku ini.
Sejak Dinda mengenal Bang Budi pertama kali, Dinda mulai diusik rasa gelisah yang tak menentu, meresahkan tetapi juga indah. Ada kangen dikala tak jumpa. Bang Budi terima kasih telah baik kepada Dinda selama ini, selalu bantuin PR² Dinda, selalu menghibur Dinda dikala sedih, selalu menemani Dinda di kala sepi, semuanya menjadi kenangan indah di benak Dinda. Bang Budi taukah abang, kalau semua perhatian abang itu telah membuat hati Dinda gelisah tak menentu, Bang harus Dinda akui, Dinda suka sama abang, maukah abang membalas perasaan Dinda itu?
Bang balaslah surat ku ini, apapun jawaban abang ku terima dengan lapang hati.

Dari sahabat yang mengasihimu
DINDA

Dika rasakan tangannya lemas, surat itu terlepas dari tangannya.

"Ternyata benar? Adikku menyukainya? Tuhan, apa yang harus kulakukan? Aku dan adikku menyukai orang yang sama"
***

Cintaku Jauh Di Kampung (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang