Jepri dan Reno

476 27 0
                                    

Malam beranjak menuju puncaknya, Dika dan Aris telah berbaring diatas kasur di salah satu kamar tamu, rumah panggung milik Budi memang memiliki tiga buah kamar, satu kamar Budi sendiri, satu kamar buat traveller yang memiliki banyak kasur tanpa ranjang, tak heran jika kamar ini lebih besar dan luas, satu lagi juga kamar tamu, cuma lebih istimewa karena memiliki ranjang, biasanya kamar ini digunakan jika ada saudara atau teman dekat Budi yang bertamu, dan di kamar inilah Aris dan Dika akan tidur, sementara kamar tamu yang satu lagi di tempati Jepri dan Reno. Budi sendiri ada dikamar pribadinya.

"Sttt Dika!" Panggil Aris pada Dika yang belum bisa memejamkan matanya.

"Apa?" Sahutnya sembari melirik ke sebelah, ke arah Aris.

"Kau ini bodoh atau gimana?" Tanya Aris lagi.

"Maksudnya?" Tanya Dika.

"Kalau aku jadi kau tak akan aku biarkan Budi tidur sendiri, aku akan cari cara biar bisa sekamar dengannya" jawab aris.

Seketika pikiran Dika mengawang-awang memikirkan ucapan Aris.
"Aku tak berani, lagipula aku cuma masa lalunya, cintanya telah terpatri pada Permadi"

"Alah Permadi sudah mati, sekarang kesempatanmu, kecuali kalau kau mau si Budi benar-benar menikahi Wati" hasut Aris pula.

"Maksudmu apa? Kau mau membuatku marah?" Tanya Dika tak senang mendengar ucapan Aris.

Aris tersenyum simpul, dia maklum Dika temannya ini gengsinya besar, lagipula apa yang harus ditunggu Dika lagi? Bukankah dia harus cepat-cepat mendapatkan cinta dari Budi, toh dari apa yang dilihat oleh Aris, sepertinya Budi masih menyimpan cinta pada Dika.

"Ya sudah kalau kau tak mau, Budi itu ganteng lho, meski umurnya gak lagi brondong tapi masih segar, hemm kalau dilihat-lihat oke juga tuh" Aris mulai menggoda Dika.

Kembali Dika melirik tajam pada Aris.
"Maksudmu sebenarnya apa?"

"Kalau kau gak mau, aku rasa aku ingin mencoba berpacaran dengan laki-laki, dan Budi aku rasa orang yang tepat untuk menjadi..." Ucapan Aris berhenti karena Dika telah melompat turun dari ranjang menuju pintu, membukanya dan langsung menghambur keluar.

Aris tertawa ngakak.
"Dasar Dika, untuk masalah cinta gak perlulah jaga gengsi segala!" Aris tersenyum-senyum sendiri, di benaknya terlintas bayangan adegan dua pria saling bercumbu di ranjang yang sering ditontonnya di BL series.
***

Sementara itu di kamar sebelah, Jepri dan Reno tengah terpaku menatap layar handphone yang tengah memutar sebuah bokep.

"Besar sekali" ucap Reno keceplosan tatkala melihat begitu besarnya kelamin aktor bokep yang tengah menggagahi sang pemeran wanita.

Remaja ini mulai rasakan gelisah akibat gejolak birahi.

Jepri tersenyum senang, ini memang rencananya, dia ingin merasakan lagi persetubuhan dengan Reno seperti tadi pagi. Masih terbayang betapa nikmat dan sempitnya jepitan anus Reno yang berhasil diperawaninya.
Maka untuk memancing nafsu Reno diajaknya lah anak ABG ini untuk menonton bokep.

"Ganas kan mainnya?" Ucap Jepri pula untuk merangsang Reno.

"Ho oh mas" jawab Reno tanpa berpaling dari layar ponsel.

Jepri jadi gemas sendiri, tangan kanannya meremas selangkangannya yang telah menggembung besar, bahkan tangan itu telah menelusup ke balik celana untuk meremas dan membenarkan posisi kontolnya, sudah basah ternyata oleh lelehan cairan percum. Dia tak tahan lagi, hasratnya telah mengubun-ubun.

"Ren, mau gak mas gituin?" Tanya Jepri dengan nafsu menggebu.

"Gituin gimana mas?" Tanya Reno lagi-lagi dengan mata tetap pada layar hape.

Cintaku Jauh Di Kampung (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang