"Apa? Aku ketitipan demit?" Tanya Budi kaget setelah dia sadar dan mendengar cerita dari Fatir apa yang sebenarnya terjadi.
"Iya Bud, makanya aku membawamu kemari, sebenarnya sudah lama kau ketitipan itu, sejak kita bertanding voli dengan anak-anak kampung"
"Sekedar saran nak, jangan dekat-dekat dengan Wati, perempuan itu punya susuk pemikat" sambung Nek Odah yang ikut nimbrung bersama mereka.
Budi termangu, Fatir membantunya untuk meneguk teh yang masih hangat.
Ki Slamet memberi isyarat pada istrinya agar menjauh, Nek Odah pun menangkap isyarat itu, lalu perempuan ini pun pamit ke dapur.
"Nak Budi untuk saat ini harus lebih hati-hati lagi. Terutama jaga kebersihan diri dan juga jaga barang-barang pribadi nak Budi, bukan mustahil Wati akan mengirim hal-hal ghaib lagi, sekedar saran, Aki anjurkan agar nak Budi jangan sering melampiaskan nafsu sendirian selama masih KKN dikampung ini, atau selama Wati masih ada di kampung ini"
"Maksud Ki Slamet Budi dilarang untuk coli?" Tanya Fatir tanpa basa-basi.
Budi memerah wajahnya, sementara Ki Sukri mengangguk pelan.
"Apa nak Budi selama KKN disini sudah pernah melakukannya?" Tanya Ki Sukri.
Budi menggeleng, karena memang sejak KKN di desa Mekar Sari dia belum pernah beronani.
"Tapi Ki kenapa mesti saya?" Tanya Budi yang masih belum mengerti.Ki Sukri menghela nafas.
"Coba angkat kaos bajumu?"Budi terdiam sesaat, sebelum akhirnya dia gerakkan tangannya untuk menyingkap kaosnya sebatas dada, hingga bagian perut dan pusarnya terpampang jelas.
"Lihat ada apa di perutmu" ucap Ki Slamet.
"Ada udel" celetuk Budi polos. Karuan saja Ki Slamet mengekeh sedangkan Fatir senyum-senyum geli.
"Maksudku selain itu" ucap Ki Sukri lagi.
"Bulu-bulu halus, mungkin" ucap Budi sembari perhatikan perutnya lagi, seumur-umur baru kali ini dia memperhatikan perutnya sendiri seperti ini, sambil dipamerkan di depan orang pula.
"Bukan, tapi lihat ini!" Ki Slamet menyerah langsung saja dia tunjukkan tiga titik Hitam kecil yang ada di sekitar pusar milik Budi. Tiga buah tahi lalat.
"Maksudku tahi lalat ini, demit suka orang-orang yang punya tahi lalat ini, terutama demit perempuan. Cairan mani milik perjaka dengan tiga tahi di daerah pusar bisa menambah kekuatan mereka untuk memunculkan diri lebih lama di dunia manusia" jelas Ki Slamet panjang lebar.
"Dengan kata lain, kalau kau beronani lalu crott, maka demit-demit tadi akan menjilati manimu yang tertumpah sembarangan itu" celetuk Fatir dengan lebih frontal, agar Budi yang memang pikirannya polos langsung mengerti.
Ki Slamet mengangguk membenarkan.
Budi seketika merinding, cepat-cepat dia turunkan kembali kaosnya. Tak menyangka kalau tiga tahi lalat di pusarnya itu akan berdampak cukup menyeramkan.
"Nak Budi masih Perjaka kan?" Tanya Ki Slamet.
Budi kembali terpana, baru kali ini dia ditanyai hal-hal yang paling pribadi seperti ini. Budi segera mengangguk, dia memang masih perjaka, aktifitas seks nya paling cuma sekedar coli.
"Tapi Ki bagaimana kalau dengan mimpi basah? Mana bisa aku mencegahnya""Tentu saja berbeda, mimpi basah itu dari alam bawah sadar, tanpa nafsu yang diniatkan. Jadi manimu yang keluar dari mimpi basah tak punya energi, terkecuali kalau mimpi basahmu berasal dari kiriman seseorang" ucapan Ki Slamet semakin membuat Budi tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Jauh Di Kampung (Selesai)
Roman pour AdolescentsDika dan Budi, dua musuh bebuyutan di masa SMP tak disangka menyimpan rahasia perasaan yang sama, namun konflik sepele khas anak ABG plus kejaiman dan ego masing-masing membuat mereka mengabaikan suara hati. Namun semua rasa itu kembali mengusik ket...