Ke Dukun Lagi

377 28 1
                                    

Kita ikuti dulu apa yang terjadi pada Wati, si Janda yang dibutakan cintanya kepada Budi. Setelah kejadian mengerikan tadi malam, setelah Aris melepas ikatannya, Wati cepat-cepat memakai pakaian tanpa sempat memakai pakaian dalam. sumpah dia teramat takut sekali, apalagi setelah melihat dengan mata kepala sendiri kemunculan makhluk angker berbentuk guling di balik jendela. Malam itu, hanya bermodal senter HP Wati berjalan menuju rumahnya, lalu cepat-cepat menelpon sahabat kentalnya si bencong bernama Jessy. Setelah sahabatnya itu datang Wati langsung menubruknya dan mengajaknya pergi.

"Ih mau kemana sih? Ada apa sebenarnya?" Tanya Jessy yang kesal sudah di suruh naik ke motor lagi, padahal belum ada sepuluh detik kakinya menginjak tanah.

"Nanti aja aku ceritakan, pokoknya gawat!" Ucap Wati dengan nafas tersengal, sementara matanya memandangi sekeliling takut ada yang melihat apalagi kalau si pocong mengikutinya.

"Terus ini mau kemana?" Tanya Jessy lagi.

"Ya ke rumahmu dong!" Geram Wati, bahkan perempuan ini yang berinisiatif langsung naik ke motor dan mengambil posisi sebagai sopir.

Jessy dengan cemberut songgengkan bokongnya di jok belakang. Motor matic itupun melaju cukup kencang membelah udara malam menjelang pagi yang dingin.

"Ih jangan kencang-kencang tau. Dingin!" Geram Jessy.

"Aku buru-buru!" Sahut Wati.

Ketika mereka tiba di rumah Jessy di kampung sebelah, Wati langsung menceritakan kejadian apes yang menimpanya.

"Ih serem banget, pake ada pocong segala, awww eyke jadi takyut nih" ucap Jessy sembari merinding. Tangannya dikepal dan di dekatkan kemulutnya lalu ditiup-tiup.

"Makanya itu! Untung saja aku tak di tangkap pocong!" Sahut Wati sembari meramas rambutnya buat mengatasi rasa sakit dikepalanya yang mendadak muncul.

"Jadi si Budi udah lepas dari sihir pelet lu?" Tanya Jessy penasaran.

"Mungkin, saat ini aku tak tau dia ada di mana, dia dibawa kabur sama teman-temannya yang anak kota itu"

"Lu sih kualat!" Ucap Jessy.

"Kualat apanya?"

"Terlalu serakah, kan udah eyke bilang, kalau Budi berhasil ye dapetin, lu harus bagi-bagi ke eyke buat icip-icip kontolnya, tapi ye malah lupa sama gue!" Jessy merengut.

"Udah ah jangan bahas itu dulu"

"Ye enak udah ngerasain goyangannya" protes Jessy lagi.

"Aku ingin kan Budi kembali!" Tukas Wati tiba-tiba.

"Astaga! Ya ampyun, belum kapok juga?" Tanya Jessy terbelalak.

Wati menggeleng.
"Apapun yang terjadi, Budi harus jadi milikku. Jessy, besok kita ke rumah Mbah Darso lagi!" Tukas Wati bulat.

"Ih gak mau, takyut, disana ada pocying juga, aw aku gak mau diperkosa pocong!" Seru Jessy merinding. Banci bernama asli Jaka ini sebenarnya sudah malas berurusan dengan Ki Darso.

"Ayolah! Bantu aku. Kalau Budi berhasil aku dapatkan lagi, kau gak hanya aku bolehin buat nyepong doang, tapi aku kasi jatah tiga malam buat ngentot sama dia!" Rayu Wati.

"Serius?" Tanya Jessy, banci ini sebenarnya juga nafsu pada Budi. Namun dia tak berani mendekati apalagi dia tak senekat Wati.

Wati mengangguk.

"Gedong gak senapan dia?" Tanya Jessy lagi.

"Gede, macam pisang Ambon!" Jawab Wati.

"Ulala, ular phyton. Bokong eyke langsung berdenyut ngebayanginnya" Jessy seketika langsung nge-fly dalam imajinasi.

Cintaku Jauh Di Kampung (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang