Ki Slamet, kakek sepuh yang dihormati oleh orang-orang kampung itu terheran-heran karena pagi-pagi sekali seorang remaja belasan tahun bertamu ke rumahnya, bocah itu terasa asing di matanya, dia tahu bocah itu bukan warga kampung sana.
Sekali lihat saja si kakek sudah tau kalau bocah yang tak lain adalah Putera itu memiliki aura ghaib, alias sedikit tidaknya memiliki kemampuan supranatural.
"Siapa kau nak?" Tanya Ki Slamet setelah mempersilahkan tamu bocahnya masuk dan duduk di ruang tamu. itu meminta pertolongan.
"Saya Putra ki" jawab Putra seraya menunduk, Ki Slamet memiliki kharisma yang entah mengapa membuatnya merasa takut untuk melihat wajahnya.
"Setauku di kampung ini tidak ada remaja yang bernama Putra" ucap Ki Slmaet sambil mengusap-usap janggutnya.
"Saya memang bukan penduduk sini, saya berasal dari..." Putra merasa ragu untuk jujur, takut kalau seorang tua sepuh ini mencurigainya.
"Apa hubunganmu dengan Darso?" Tanya Ki Slamet tiba-tiba.
Putra terperangah, kakek satu ini benar-benar hebat, dapat mengetahui latar belakangnya hanya dengan menerawang saja.
"Sa...saya cu..cunya" jawab Putra gugup."Sudah ku duga. Berarti kau juga yang semalam menolong Maman?" ucap Ki Slamet sembari menatap tajam pada Putra. Putra mengangguk.
Saat itu pula, Aris dan Jepri telah tiba pula di rumah Ki Slamet.
Ki Slamet menyambut mereka dan mempersilahkan keduanya turut duduk bersama mereka.
Nek Odah, istri Ki Slamet begitu melihat tamunya bertambah segera ke dapur untuk menyuguhkan teh dan jagung rebus yang tadi digodok nya. Cepat-cepat Nek Odah menyuguhkan hidangan sederhana itu ke tamu-tamunya.
Putra memandang jagung-jagung rebus itu dengan jakun kecilnya naik turun, dia memang tengah menahan lapar, sejak sore semalam dia belum makan nasi sedikitpun.
"Aku tau kau nak Putra walau tak banyak. Terima kasih karena kau yang menolong Maman" ucap Ki Slamet.
Putra tak menjawab karena lapar di perutnya, matanya masih memelototi Jagung rebus itu, Ki Slamet tersenyum melihatnya.
"Kalau kau lapar silahkan dimakan jagungnya"Begitu mendengar ucapan Ki Slamet tanpa tungggu lebih lama Putra segera menyambar satu buah jagung, dengan buru-buru dia membuka kulitnya dan langsung melahapnya dengan rakusnya.
Aris dan Jepri yang ada di sana saling berpandangan melihat sosok Putra yang seperti sudah tidak makan berhari-hari.
"Nah kalau kalian berdua ada urusan apa pula ke mari? Bukankah kau salah satu teman nak Budi?" Ki Slamet ganti menegur sapa pada Jepri dan Aris.
"Benar kek, aku Aris temannya Budi. Aku ingin cerita sekaligus minta tolong pada kakek" ucap Aris hati-hati, dia takut salah bicara, bagaiamanapun juga Ki Slamet orang yang dihormati di kampung itu.
Ki Slamet mengangguk sembari meminta Aris melanjutkan ceritanya.
"Aku merasa ada yang aneh di rumah Budi, terutama terhadap temanku yang satu lagi, namanya Dika, kakek masih ingatkan sama dia? Yang rambutnya sebahu?"
Ki Slamet mengangguk, lagi-lagi dia menyuruh Aris lanjut bicara.
"Temanku itu berubah drastis, seakan-akan bukan dia yang biasanya. Tabiatnya berubah total menjadi seperti orang lain... Dia Dika tapi seperti bukan Dika..." Ucapan Aris terputus karena satu celetukan.
"Ya iyalah, dia dirasuki hantu" celetuk Putra dengan mulut penuh oleh butiran jagung yang dikunyah.
"Alamak" seru Jepri yang sedari tadi diam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Jauh Di Kampung (Selesai)
Fiksi RemajaDika dan Budi, dua musuh bebuyutan di masa SMP tak disangka menyimpan rahasia perasaan yang sama, namun konflik sepele khas anak ABG plus kejaiman dan ego masing-masing membuat mereka mengabaikan suara hati. Namun semua rasa itu kembali mengusik ket...