Amarah dan Kecewa

1.5K 95 0
                                    

Dika dan Aris menginap di rumah Bik Inah, nenek yang tinggal bersama seorang cucu bernama Maman yang masih kelas 1 SMP. Malam itu selepas makan Bik Inah bercerita dengan Dika dan Aris, apalagi kalau tidak membahas tentang Budi yang sifatnya mulai aneh sejak peristiwa kesurupan.

"Tak lama setelah nak Budi kesurupan, dia pun mulai dekat dengan Wati, janda muda itu. Padahal bibik tau sendiri kalau dulu nak Budi tidak pernah mau dan suka dengan Wati"

Dika terdiam mendengar cerita Bik Inah, otaknya mulai mengaitkan antara mimpi-mimpi buruknya dengan cerita Bik Inah. Aris cuma diam.

"Bibik tidak suka kalau nak Budi menikah dengan janda itu!" Tukas Bik Inah.

"Kenapa bik?" tanya Aris.
"Wati itu bukan perempuan baik-baik" jawab Bik Inah.

"Dia pernah jadi wanita penghibur ketika di kota, kalau tidak mana mungkin dia yang janda gitu bisa bangun rumah bagus" Ucap Bi Inah lagi.

"Tapi kalau Budi sudah cinta mau gimana lagi?" Ucap Dika pasrah sambil menghisap rokok.

"Kata si Jepri, nak Budi dipelet sama Wati. Perasaan bibik juga begitu. kalau tidak mana mungkin Nak Budi yang baik dan berpendidikan mau dengan perempuan bekas pelacur"

"Siapa Jepri?" Tanya Dika.

"Pemuda yang kerja di sawah nak Budi" Jawab Bik Inah.
***

Esok sorenya Dika dan Aris ingin menemui Jepri, diantar oleh Maman, Dika dan Aris menemui Jepri yang tengah mandi di sungai bersama beberapa pemuda lokal lainnya.

"Mas Jepri, dicariin abang ini, ada perlu katanya!" Teriak maman dari tepi sungai.

Seorang pemuda bertubuh kekar dan berkulit coklat tampak berenang dari tengah sungai menuju ke pinggir dimana Maman, Dika dan Aris berdiri. Hupp sekali menghentak dia telah berdiri di hadapan Dika dan Aris dengan tubuh basah berselimutkan tetes air tanpa ditutupi sehelai benangpun. mau tak mau Dika dan Aris terpelongo melihat pemandangan itu, serentak mata mereka memandang ke kont*l pemuda dihadapan mereka lalu cepat berpaling karena jengah, Jepri sendiri cuek tak berusaha menutupi kelaminnya.

"kayaknya aku pernah lihat abang dulu, kalau tak salah abang teman mas Budi kan?" Tanya Jepri.

Dika dan Aris mau tak mau terpaksa bersikap santai dan masa bodoh, mereka menatap pemuda itu.
"Iya, kenalin aku Dika dan ini Aris" Ketiganya saling berjabat tangan. Maman sendiri telah pula mencebur mandi ke sungai.

"Ada perlu apa abang cari saya" Tanya Budi sambil menyibak rambutnya yang turun ke wajahnya.
"Oo ada yang mau kami tanya padamu"
"Ya udah kita ngobrol dekat pohon kayu sana" Lalu tubuh telaniang Jepri itu melangkah cuek menuju pohon kayu yang dahan dan rantingnya condong ke atas sungai.
Dika dan Aris mengikuti sosok bugil itu, mereka berusaha maklum bahwa dipedesaan terpencil seperti ini, tradisi mandi bugil di sungai masih sering terjadi.

"Bang mau tanya apa?" Tanya Jepri, dia tak menolak ketika Dika menawarinya rokok yang segera saja dinyalakan dan dihisapnya dalam-dalam. Ketiganya duduk beralas batu-batu kali besar yang berada di bawah pohon.

"Apa benar Budi dipelet orang?" Tanya Dika.

"Hmmm mungkin benar, awalnya ku pikir di santet tapi setelah ku lihat sepertinya mas Budi dipelet sama si Wati" Lalu Jepri menceritakan peristiwa ketika dia dan  Reno melihat banaspati jatuh di bubungan atap rumah Budi.

"Begitulah mas, sejak banaspati itu muncul Mas Budi jadi sering manggil-manggil wati dan sering menemui janda itu, padahal semua orang sekampung tau kalau dulu mas Budi gak suka sama janda gatal itu. Bahkan Wati sering diajak kerumah mas budi, malam-malam lagi, sudah banyak orang memperingatkan mas Budi dan Wati, namun mereka gak peduli. padahal ya biasanya mas Budi selalu menurut dengan kata-kata tetua kampung" ucapan Jepri itu semakin membuat Dika takut dan marah, hatinya mulai gelisah takut kalau Budi telah...

Cintaku Jauh Di Kampung (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang