OS 6

15.5K 704 5
                                    

Sesuai kesepakatan dengan ayahnya kemarin, kini Era dan Ira nampak semangat untuk pulang dan mempertemukannya dengan Ro.

"Oiii, kalian mau kemana sih buru-buru bat." Celetuk Mila yang melihat kedua sahabatnya tergesa-gesa memasukkan buku-bukunya.

"Ini penting Mil, menyangkut masa depan banyak orang." Sahut Era yang mulai berjalan diikuti Mila dan Ira.

"Hilih, soooooook banget."

Ketika sudah sampai di depan gerbang sekolah, mereka dapat melihat Haikal yang telah menunggu mereka sambil memainkan ponselnya dengan tubuh tegapnya disenderkan di pintu mobil.

Tentu saja penampilan Haikal terlihat sangat mencolok dengan jas berwarna abu-abu yang melekat di tubuh tegapnya ditambah rambut panjang sebahunya yang dibiarkan terurai menambah kesan dewasa dalam dirinya.

"Parah sih, hot dady banget itu mah." Celetuk Mila yang langsung mendapat tabokan di lengannya.

"Jaga mata, ayah udah ada yang punya."

"Siape siape?, sok tahu kaya anaknya aje lu."

"Emang anaknya, milo markonah." Jawab Era dan Ira.

Sedangkan Mila hanya menunjukkan cengirannya.

"Ayah udah lama?."

"Belum kok, baru aja. Ayo katanya mau ngasih tahu keburu malam nanti."
"Mila ikut sekalian?."

"Ngak usah om, tuh mobil kakak dah jemput. Gue duluan ya Ra Ir, pergi dulu om."

"Iya."

Selama perjalanan Era dan Ira sibuk bercerita tentang guru privat spesial mereka.

Hingga tak terasa mereka telah sampai di toko bu dhenya.

Ting

"Selamat datang di Kesya Garden, ada yang bisa saya bantu?." Ucap Esya.
"Loh Era Ira."

"Hai mbak Sya, biasa kita mau ketemu sama mbak Ro ada kan?."

"Ro?, sepertinya aku pernah mendengar nama itu sebelumnya." Pikir Haikal.

"Loh Haikal, tumben kamu kesini. Biasanya cuman Era Ira aja." Ujar Kesya yang baru keluar dari ruangannya.

"Iya mbak, Haikal mau ketemu sama guru yang ngajarin gadis kembar ini yang selalu pulang terlambat kaya lupa waktu kalau udah sama gurunya."

"Oalah, kamu cari Ro ya?."

"Iya bu dhe, tapi dari tadi kita ngak lihat mbak Ro. Dia kemana bu dhe?."

"Huh, kita duduk dulu ya."

Mereka akhirnya duduk di sofa dekat meja yang biasanya digunakan Ro untuk merangkai bunga.

"Begini, Ro meminta izin sama bu dhe selama 5 hari. Karena..."

"Karena apa bu dhe, jangan buat kuta khawatir sama mbak Ro."

"Karena kakaknya baru saja meninggal kemarin malam. Sebenarnya tadi bu dhe habis Ta'ziyah kesana sama Esya. Ini juga bu dhe ngak bakal lama buka tokonya soalnya Esya mau nemenin Ro di rumahnya, kasihan saat ini dia ngak punya siapa-siapa lagi kecuali om dan tantenya yang bisa dibilang tinggalnya ngak menetap di satu kota karena masalah pekerjaan."

"Mbak Ro." Lirih Era dan Ira yang seperti merasakan betapa sedihnya Ro saat ini.

"Ayah, ayo kita ke rumah mbak Ro yah. Ayo yah..hiks..aku takut mbak Ri kenapa-napa yah."

"Hiks...mbak Ro."
Kini Era dan Ira tengah menangis sesenggukan karena mengingat betapa kerasnya hidup Ro.

"Iya iya kita kesana ya, mbak tahu alamat Ro kan."

Om Suamiku? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang