OS 27

7.2K 395 9
                                    




Happy Reading

"Kak, aku nggak mau nemuin dia. Perutku jadi geli gini deh, pokoknya aku nggak mau."

"Haduh, Ir. Nggak apa-apa kali, temuin aja dia sekali. Dan bilang kalau kamu nggak bisa balas perasaan dia, udah gitu aja."

"Tapi Kak, aku…"

"Permisi, semuanya." Tiba-tiba terdengar suara berat khas laki-laki, yang membuat perkataan Ira terputus seketika.

"Iya, Kak." Ujar salah seorang teman sekelas Era dan Ira, yang baru saja selesai menghapus papan tulis.

"Izin masuk ya, soalnya ada beberapa informasi yang harus kami sampaikan disini." Sahut seorang laki-laki bertubuh tinggi dan tegap, yang tampak begitu terlihat dengan seragam SMA-nya.

" Sahut seorang laki-laki bertubuh tinggi dan tegap, yang tampak begitu terlihat dengan seragam SMA-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh iya, Kak. Silahkan." Ujar siswa tadi, dan langsung berjalan ke arah tempat duduknya.

Era yang melihat rombongan laki-laki, yang sepertinya adalah kakak kelasnya langsung mengerutkan keningnya bingung.

"Ada apa ya, Ir? Kok rame-rame gitu." Bisik Era kepada Ira, yang masih memandang ke arah depan dengan raut wajah yang juga menampilkan kebingungan.

"Nggak tahu juga, Kak. Mungkin itu mau ngelabrak Kakak."

"Dasar, jahat banget kamu jadi adik."

"Assalamualaikum, semuanya." Ucap seorang laki-laki yang baru saja memasuki kelas Era dan Ira itu, yang saat ini tengah berdiri di depan teman-temannya.

"Walaikumussalam warakhmatullahi wabarakatuh."

"Maaf menggangu waktu adik-adik semua, kami dari klub basket SMA Cendekia izin menyampaikan kalau kita sedang membuka pendaftaran bagi adik-adik yang kemarin mau gabung ke klub kita tapi kuotanya sudah penuh. Nah, sekarang udah dibuka lagi. Nanti kalian ke kelas dua belas IPS satu aja ya, temuin Mas Rendra dan minta formulirnya gitu ya. Mungkin kalian bertanya-tanya, kenapa kita sampai masuk ke kelas-kelas gini? Jawabannya adalah karena kita ingin lebih mengenal adik-adik kelas kita karena sebentar lagi kan kita bakal berpisah. Iya kan, apalagi kata Pak Jhon siswa kelas sepuluh dan sebelas dalam bidang basket ini sepertinya sangat potensial dan jika diasah terus pasti bisa mengharumkan nama sekolah kita di berbagai perlombaan. Semoga ya, mungkin ada pertanyaan? Terkait klub ini atau pendaftraannya mungkin."

"Wait-wait, Ir. Di-dia Ira, dia." Lirih Era, sambil menepuk-nepuk bahu adiknya.

"Apaan sih, Kak. Dia siapa?"

"Itu, yang bicara. Dia Kak Wisnu, yang kasih kamu coklat sama surat."

"Hah? Dia?" Ira pun langsung tertegun dibuatnya, dan langsung berusaha menyembunyikan wajahnya.

"Kak, sembunyikan aku. Malu sumpah, pindah tempat duduk dong."

"Idih, ogah. Kamu tuh dikasih kaya gitu masa gak mau sih, udah syukurin aja. Hehehe."

Om Suamiku? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang